Untuk Hambat Impor, Lebih Baik Terapkan Tarif Impor atau Kuota Impor?

Kamis, 3 Februari 2022 12:46 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kebijakan hambatan impor ada dua jenis, yaitu tarif impor, yang mengenakan tarif terhadap barang yang diimpor dan kuota impor, membatasai barang yang diimpor dengan besaran kuota tertentu. Kebijakan hambatan impor mana yang lebih baik diterapkan?

       Impor adalah kegiatan membeli suatu barang  atau produk dari luar negeri. Impor yang tidak diatur akan menyebabkan banyak kerugian, seperti hilangnya industri-industri domestik kecil yang kalah bersaing dengan produk impor dan penurunan harga yang diakibatkan oleh produk yang berlebih di domestik. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan mengatur produk impor melalui kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah yang dimaksudkan adalah kebijakan hambatan perdagangan. Hambatan perdagangan khusus impor ada dua jenis, yaitu tarif impor dan kuota impor. 

        Tarif impor membatasi volume impor dengan mengenakan tarif terhadap barang yang diimpor. Tarif impor dapat berbentuk persen atau besaran dalam mata uang negara terkait. Tarif impor berbentuk persen dapat kita lihat contohnya di Indonesia yang diterapkan kepada produk cengkih. Besaran tarif impor cengkih Indonesia adalah 5%, sedangkan beras diberikan tarif sebesar Rp 450/kilogram beras. Kuota impor juga bertujuan untuk membatasi volume impor, namun tidak menggunakan tarif, melainkan menentukan besaran total impor yang diperbolehkan. Indonesia menetapkan kuota impor untuk garam sebanyak 3 juta ton pada tahun 2021. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

       Kedua jenis hambatan impor memang memiliki kelebihannya masing-masing, tetapi hambatan mana yang paling baik diterapkan? Salah satu penjelasan yang dapat menjawab pertanyaan ini adalah hambatan impor berupa kuota lebih baik diterapkan agar batasan produk yang diimpor tersebut terukur dengan jelas. Hal ini berbeda dengan hambatan tarif yang mana pengimpor dapat mengimpor barang yang lebih murah agar kerugian terhadap tarif yang dibebankan kepadanya tidak terlalu berat. Hal ini akan tetap meningkatkan produk impor yang masuk ke dalam negeri.

       Penjelasan yang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah kuota impor tidak memberikan pendapatan kepada pemerintah, sedangkan tarif impor memberikan pendapatan terhadap pemerintah. Kuota impor juga tidak cocok diterapkan kepada negara yang belum siap untuk menutupi permintaan domestiknya setelah diberlakukan batasan kuota. Hal ini justru akan memicu peningkatan harga di domestik. 

       Beberapa penjelasan di atas, kita sudah tahu hambatan yang lebih baik adalah hambatan yang diterapkan setelah melihat kondisi di lapang dan melihat karakteristik dari produk yang impornya dihambat. Tarif impor untuk beras baik diterapkan karena konsumsi beras Indonesia yang tinggi. Jika kuota impor diterapkan kepada beras, maka kekurangan supply beras akan terjadi di domestik apabila kuota yang ditetapkan tidak mencukupi. Kuota impor untuk garam kembali dibuka pada tahun 2021 karena supply dari petani garam domestik yang tidak mencukupi. Jika tarif impor diterapkan kepada garam, maka saat petani garam menghasilkan garam yang banyak dengan diiringi impor garam yang masuk, akan mengakibatkan penurunan harga garam yang merugikan petani garam. 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Almanico Islamy Hasibuan

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Tidak akan Kuakui

Senin, 22 Januari 2024 07:42 WIB
img-content

Biasakan Diri untuk Merayu

Senin, 22 Januari 2024 07:42 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
img-content
Lihat semua