x

Para Pendamping BUMDes Berfoto Bersama Founder Bumdes.id, Rudy Suryanto, M.Acc, Ph.D usai Training of Trainer Pendamping BUMDes Angkatan 29

Iklan

syncore subandi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Januari 2022

Jumat, 11 Februari 2022 09:42 WIB

3 Kunci Sukses Pengurus BUMDes Bertahan di Tengah Pandemi

Hantaman pandemi sejak tahun 2020 banyak merobohkan sistem ekonomi desa, pengurus Badan Usaha Milik Desa perlu memikirkan strategi terbaik untuk bisa bertahan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam webinar yang diadakan oleh Bumdes.id menyampaikan fakta bahwa pandemi telah banyak meluluhlantakkan ekonomi desa. Banyak pengangguran baru tercipta di kota-kota besar dan juga di desa. Pemutusan hubungan kerja yang massif di kota-kota besar secara tidak langsung menyumbang pengangguran di desa. Orang-orang desa yang bekerja di kota akan kembali ke desa dan menambah beban sosial desa untuk melakukan intervensi ekonomi. 

Pada persoalan demikian, desa pada saat ini perlu bekerja keras menciptakan lapangan kerja baru agar pertumbuhan pengangguran di desa tidak menjadi masalah di kemudian hari. Desa dapat menciptakan lapangan kerja melalui unit usaha dan menyerap tenaga kerja agar bisa produktif. Desa sejatinya telah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bisa dimaksimalkan untuk mendorong percepatan ekonomi desa. Terlebih hadirnya Peraturan Pemerintah no 21 Tahun 2021 telah memberikan wewenang BUMDes menjadi badan hukum yang dapat beroperasi secara luas, dapat bermitra dengan pemerintah daerah lain dan bahkan bermitra dengan dunia industri.

Harapan besar ini tergantung kepada pengurus BUMDes yang menjadi ujung tombak kemajuan BUMDes. Pengurus harus bermental pejuang, pekerja keras, mau belajar untuk memperbaiki diri dan tentunya tidak lelah mencari ilmu baru dari para pakar dan praktisi yang telah berpengalaman. Banyak BUMDes-BUMDes sukses justru di tengah pandemi yang bisa dijadikan pelajaran. Berikut 3 kunci sukses pengurus BUMDes agar bisa bertahan di tengah gejolak pandemi:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

1. Memahami BUMDes secara kelembagaan hukum

BUMDes bukanlah kertas kosong tanpa rekam jejak. Ia merupakan badan usaha yang secara istimewa diberikan hak khusus oleh negara. Pengurus BUMDes harus memahami persoalan kelembagaan ini secara mendetail. Melalui training of trainer Pendamping BUMDes oleh Bumdes.id, para pengurus BUMDes diajak memahami tata persoalan kelembagaan BUMDes yang seringkali diabaikann dan dilewatkan. Banyak pengurus BUMDes tak paham mekanisme kelembagaan yang diberikan negara melalui Undang-Undang Desa tahun 2014 maupun Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021. Jika pengurus BUMDes mampu memahami kelembagaan secara baik dapat menyusun rancangan kepengurusan, memetakan potensi usaha, menciptakan usaha-usaha baru yang secara otomatis akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk menyerap tenaga kerja produktif yang ada di desa. 

2. Memahami Proses Pelaporan Keuangan BUMDes

Ini adalah masalah mentalitas, banyak orang tidak mau mengosongkan gelas untuk belajar dari kesuksesan orang lain. Banyak BUMDes sukses justru lahir dari ujian di tengah pandemi. Mereka bisa melakukan shifitng unit-unit usaha ke dalam sistem digital, membangun aplikasi penjualan online, menerapkan pendapatan berbasis online seperti PPOB (Payment Point Online Bank) dan bahkan membangun ekosistem digital baru berbasis UMKM. Pada pendampingan ToT Bumdes.id di Sleman yang diadakan setiap bulan, seluruh peserta diajak melakukan studi lapangan ke BUMDes-BUMDes yang telah sukses. 

3. Mengosongkan Gelas Belajar dari BUMDes Sukses Lain

Slogan seperti ini sejatinya boleh juga diadopsi oleh pengurus BUMDes. Hadirnya pandemi mengharuskan pengelola BUMDes untuk banyak belajar hal-hal baru demi memajukan BUMDes dalam dunia yang serba cepat, banyak mendengarkan sharing pengalaman dari kepala desa dan direktur BUMDes yang berhasil melewati krisis pandemi. Pada ToT Pendamping BUMDes, para peserta akan mendapat sharing pengalaman dari direktur dan kepala desa yang berhasil melewati badai pandemi seperti Desa Kemudo Prambanan Klaten dan Desa Sambisari yang memiliki lokasi wisata Tebing Breksi.

 

 

Ikuti tulisan menarik syncore subandi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB