Kajian Umum tentang Pentingnya Sastra Interdisipliner
Selasa, 15 Maret 2022 10:12 WIB
Pernah saya membaca tulisan dari Prof. Djoko Saryono dari buku beliau yang berjudul Pergumulan Estetika Sastra di Indonesia dan disampaikan bahwa sastralah (yang menjadi) ekspresi, presensi, representasi, wadah, dan wahana artikulasi tutur masyarakat lama Nusantara. Hal ini sangat menarik perhatian saya yang pada akhirnya mencoba menyimpulkan bahwa masyarakat Nusantara itu telah menempatkan sastra dalam pola hidup dan kehidupan mereka. Masyarakat Nusantara tidak hanya berbahasa, tetapi lebih mengarah ke pola bersastra. Karena itu, pada masyarakat pedesaan, masih banyak kita jumpai penuturan-penuturan yang bersifat sastra.
Hal itu nampaknya terjadi dan mengakar di masyarakat Nusantara dan menjadi satu pola kehidupan sosial tersendiri. Dan apabila kita mencoba menautkannya dengan disiplin ilmu yang berkembang saat ini, hal itu akan menjadi mudah untuk diketemukan dan selanjutnya dikaji, mengingat kurikulum yang berkembang saat ini lebih menekankan pada ranah literasi.
Ketika berbicara tentang interdisipliner dalam sastra, maka yang dimaksud yaitu tentang cara pandang atau kajian bidang studi dari disiplin ilmu lain yang ditemukan dari suatu pembacaan terhadap karya sastra. Kaitan disiplin ilmu ini bisa ditemukan setelah dilakukan kajian terhadap sastra dengan menggunakan pendekatan-pendekatan keilmuan yang lain secara ajeg dan komprehensif. Hal tersebut tidak terlepas dari keberadaan sastra itu sendiri yang terbentuk dari latar belakang keilmuan yang heterogen. Latar belakang itupun juga tidak terlepas dari cara pandang si penulis sastra itu sendiri, baik dari segi sosiokultural, historis, psikologis, maupun aspek-aspek lain yang melingkupi.
Sastra interdisipliner merupakan salah satu bentuk perluasan kajian sastra dari disiplin ilmu yang lain, yang bisa ditemukan atau dikaitkan dalam unsur-unsur sastra yang diulas. Hasil dari kajian itu bisa dijadikan sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan bersastra yang lebih baik dan bersifat membangun, terlebih dalam dunia pendidikan. Dalam kurikulum baru yang tengah digelontorkan saat ini, juga mencakup ranah sastra yang bisa dikaitkan dengan disiplin ilmu yang lain seperti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan konsep materi biografi tokoh sebagai salah satu perwujudan sastra yang bisa dikaitkan dengan pembelajaran Sejarah dalam ranah pengenalan tokoh-tokoh bersejarah.
Mendengar konsep yang ditawarkan kurikulum paradigma baru ini nampaknya akan menjadi sangat menarik dan menantang untuk dilaksanakan karena dalam konsep tersebut juga mengusung pembelajaran berbasis proyek yang pernah dilakukan pada kurikulum-kurikulum sebelumnya. Hal ini senada dan sejalan dengan perkembangan sastra interdisipliner yang semakin berkembang peranannya dalam dunia sastra. Siswa akan lebih mudah memahami dan menyenangi sastra karena dihadapkan langsung pada unsur-unsur pembentuk sastra yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari dengan adanya kajian sastra interdisipliner. Bahkan, siswa akan lebih tertarik dan tertantang untuk membuat karya dengan konsep semacam ini. Mereka akan melakukan kajian terlebih dahulu, melakukan riset terhadap lingkup sosial, bahkan bisa sampai mengkaji secara teoritis sebelum membuat karya.
Contoh misal jika siswa ingin membuat suatu karya film, maka mereka harus melakukan berbagai tahapan seperti mengkaji dan menentukan tokoh-tokohnya berdasarkan lingkup sosial yang ada. Untuk menentukan kostumnya, siswa perlu melakukan pengamatan terhadap budaya dan gaya hidup yang meliputi. Dalam menentukan unsur cerita, siswa bisa menggabungkan unsur keilmuan yang ada. Misal, dengan mengangkat cerita yang bisa dikaitkan dengan matapelajaran Biologi seperti yang ada di film animasi Inside Me.
Hal tersebut merupakan salah satu gambaran yang bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan terhadap pentingnya kajian sastra interdisipliner untuk dilakukan. Kajian tersebut akan menjadi suatu gagasan penting terhadap lahirnya pembaharuan-pembaharuan sastra di kalangan remaja saat ini. Mengingat bahwa zaman telah menuntut adanya perubahan sehingga kalangan remaja pasti akan memiliki ranah berpikir sendiri terhadap kemampuan bersastra mereka. Namun, kemampuan bersastra itu jangan sampai kehilangan akar budaya bangsa sendiri dan kearifan lokalnya.
Daftar Pustaka:
Saryono, Djoko. 2006. Pergumulan Estetika Sastra di Indonesia. Malang: Pustaka Kayutangan.
Saryono, Djoko. 2019. Literasi: Episentrum Kemajuan Kebudayaan dan Peradaban. Malang: Pelangi Sastra.
Biodata Penulis:
Nama: Andrean Fahreza Nur Wicaksana, S.Pd.
Pekerjaan: Guru Bahasa Indonesia di SMA Brawijaya Smart School Malang
Pendidikan: Saat ini menempuh program Magister Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang

Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Kajian Umum tentang Pentingnya Sastra Interdisipliner
Selasa, 15 Maret 2022 10:12 WIB
‘Nyantrik ’ Penggugah Nurani: Simpati dan Empati
Jumat, 31 Desember 2021 08:50 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler