x

Bunga Senja

Iklan

Jihan syahirah zaini

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Maret 2022

Sabtu, 26 Maret 2022 12:36 WIB

Zainab binti Muhammad, Wanita Sholehah di Balik Keislaman Sang Suami

Tulisan Ini sebagai Pemenuhan Tugas Mata Kuliah Komunikasi Dakwah

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Zainab binti Muhammad, siapa yang tidak kenal dengan ummul mukminin yg satu ini. Putri sulung dari Sayyidina Muhammad g. Lahir saat Rasulullah g berusia 30 tahun.  Zainab binti Muhammad Al-Amin ibn Abdulah ibn Abdul Mutholib ibn Haasyim Al-Qurasyiyyah Al-Hasyimiyah. Ibunya bernama Khadijah binti Khuwailid ibn Asd ibn ‘Abdil Uzza ibn Qushayyi Al-Qurasyiyah Al Asdiyyah. Beliau sosok perempuan yang teguh dan sejati, istri yang paling setia terhadap suami.

Hari demi hari dan tahun demi tahun terus berjalan. Zainab i semakin tumbuh menjadi dewasa. Dan sampailah Zainab i keusia yang layak untuk pernikahan, Sayyidina Zainab i dilamar oleh bibi dari ibundanya Khadijah i yaitu Halah binti Khuwailid untuk dijodohkan dengan putranya yang bernama Abu Al-‘Ash bin Aabi’

Abu Al-Ash merupakan seorang tokoh Makkah yang sangat kaya dan sangat terhormat. Di samping seseorang yang tidak tertandingi kekayaannya dan juga orang terhormat  dia juga memiliki kepribadian yang baik, dan mulia, hingga mendapatkan julukan Al-Amin dari kaumnya  dan juga memiki sifat amanah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ditemani beberapa keluarga akhirnya, Abu Al-Ash mendatangi rumah Rasulullah g untuk melamar Zainab i, putri Rasulullah g. Rasulullah g tidak langsung memberikan jawaban kepada Abu Al-Ash atas lamaranya kepada Zainab i, karena Rasulullah g.  ingin menanyakan pendapat Zainab i,  atas lamaran Abu Al-Ash. Ketika rasulullah g.   menanyaknya langsung kepada Zainab i, dan dia hanya menjawab dengan menganggukan kepala, dan disertai dengan senyuman.

Tersebarlah berita mengembirakan itu di Makkah. Kegembiraan menyelimuti seluruh Makkah, karena pernikahan itu pernikahan yang penuh berkah.

Usai pernikahan Abu al-ash membawa istrinya Zainab i,   ke rumahnya. Di rumah suaminya Zainab i, hidup dengan terhormat, mulia, dan bahagia. Ia hidup dengan suami tercinta.

Ketika Rasulullah i,   menerima wahyu, Zainab  i,   termasuk orang yang pertama kali mengimani. Namun, tidak dengan suaminya. Abu Al-Ash tetap sulit meninggalkan agama nenek moyangnya. Zainab i  memilih Islam, sedangkan suaminya tetap dalam kemusyrikan. Tawaran untuk masuk Islam itu di tolak suaminya dia tidak ingin dikatakan sebagai suami yang yang telah menghianati kaumnya dan kufur kepada nenek moyang demi menyenangkan istrinya. Sampai pada akinya Rasulullah g menerima wahyu tentang larangan menikah dengan beda agama, yang membuat Zainab i   dan suaminya harus berpisah. Dalam (Quran Surah Al-Baqoroh:221)

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ ۗ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّىٰ يُؤْمِنُوا ۚ وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ ۗ أُولَٰئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ ۖ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ ۖ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

“Dan janganlah kamu nikahi perempuan musyrik sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya perempuan yang beriman lebih baik daripada perempuan musyrik meskipun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang (laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka beriman. Sungguh, hamba sahaya laki-laki yang beriman lebih baik daripada laki-laki musyrik meskipun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. (Allah) menerangkan ayat ayat-Nya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran

Suasana antara muslim dan semakin memanas, hingga  terjadi pemboikotan dalam sebuah lembaran yang digantung di pintu Ka’bah, yang membuat Rasulullah  g   Bersama kaumnya harus berhijrah ke luar Makkah yang tercatat kurang lebih 3 tahun.

Enam bulan setelah pemboikotan itu hancur paman Rasulullah g, Abu Thalib meninggal, dan dilanjutkan 3 hari kemudian dengan meninggalnya istri tercinta, ibu dari putri Rasulullah g, menyusul ke rahmatullah. Kesedihan yang sangat mendalam dirasakan oleh Rasulullah g, yang harus kehilangan 2 orang yang sangat beliau sayangi dalam waktu yg sangat singkat, ditambah dengan siksaan yg dari kaum kafir quraisy yang tidak pernah berhenti untuk menyiksa beliau agar berhenti menyerukan agama islam.

Ketika terjadi Perang Badar. Suami dari Zainab i berpihak ke kaum kafir quraisy dan ikut memerangi Rasulullah g. Sampai pada akhirnya, Abu al ash menjadi tawanan umat islam.

Dalam suasana ini kaum kafir quraisy berbondong-bondong mengirimkan utusan untuk menggantikan Abu Al-Ash dengan tawanan lain. Dikesempatan ini Zainab i tidak tinggal diam, beliau mengirimkan kalung hadiah pernikahan nya dari ibunda tercinta, untuk menebus Abu al-ash suami yang paling dicintai.

Melihat kalung tebusan yang di berikan Zainab i untuk menebus suaminya Rasulullah g menjadi iba, dan memerintahkan kaumnya untuk mengembaikan kalung tersebut kepada Zainab i dan membebaskan Abu Al-ash, sebelum dibebaskan Rasulullah g membuat perjanjian dengan Abu Al-Ash, dengan isi dia bolehkan kembali dengan Zainab i tapi dengan syarat dia harus masuk islam, atau melepaskan Zainab i  dan dia tetap diatas agama nenek moyangnya. Dengan berat hati dia memilih untuk melepaskan Zainab i , karena dia belum yakin dengan pilihannya untuk pindah ke agama Islam.

Setelah merelakan Zainab i untuk dikembalikan kepada ayahnya, dia kembali ke Makkah. Di tengah perjalanan Zainab i  beserta pengikutnya dihadang oleh kaum kafir quraisy. Zainab i didorong dari untanya sampai terjatuh dari untunya, dan pada saat itu ia sedang hamil dan langsung mengalami pendarahan dan langsung mengalami keguguran pada saat itu.

Enam tahun lamanya Zainab i  hidup bersama Rasulullah g, dan selama itu ia tidak pernah berhenti berdoa agar Abu Al-Ash diberi hidayah untuk masuk Islam.

Pada bulan Jumadil Ula tahun ke 6 H, abu al-ash pergi berdagang ke Syam, dipertengahan perjalanan pulang ia bertemu dengan pasukan Rasulullah g,  dan memintak semua barang bawaanya dan Abu Al-Ash pun memberikanya.

Dalam suasana yang bercampur aduk, ia teringat Zainab i yang sangat mencintainya dan selalu setia kepadanya. Dengan segala keberanianya dia pergi menemui Zainab i pada malam hari untuk memintak perlindungan dari Zainab idan memintak bantuan agar hartanya dikembalikan kembali. Dengan senang hati Zainab i menolong Abu Al-Ash, karena dai tidak pernah mempunyai dendam kepada suaminya, walaupun dia belum memeluk islam.

Ketika Rasulullah g dan para sahabat melaksanakan solat subuh berjamaah, Zainab i memberi tahu bahwa ia telah melindungi Abu Al-ash, mendengar hal itu Rasulullah g berkata kepada Zainab i “muliakanlah tempatnya dan jangan sampai kamu berhubungan denganya, sesungguhnya dia tidak halal bagimu”  Kemudian para sahabat mengembalikan harta Abu Al-Ash kepadanya, dan Abu al-Ash kembali ke Makkah.

Sesampai di Makkah Abu Al-Ash mengembalikan harta-harta yang diamanahkanya kepadanya kepada pemiliknya, dan langsung bersyahadat untuk masuk Islam didepan kaumnya. Setelah itu ia kembali lagi ke Madinah untuk berkumpul dengan Zainab i, dan disambut baik oleh Rasulullah g beserta kaum muslimin. Buah dari kesabaran Zainab i,  selama ini akhirnya ia dapatkan dia bisa berkumpul kembali dengan suami tercintanya dalam satu agama yaitu islam. Dari pernikahannya ini ia mempunyai dua orang anak, yaitu Ali bin Abul Ash dan Umamah binti Abul Ash.

Setelah setahun lamanya Zainab i,  berkumpul dengan suaminya dan kedua anaknya kembali. Abu Al-Ash harus merasa kesedihan yang sangat mendalam karena harus kehilngan istri satu-satunya yang paling ia cintai, istri yang sangat setia, cerdas, tegar, sabar, karena penyakit yang ia derita setelah keguguran dahulu. Zainab i, meninggal di umurnya ke 30.

Sangat taat bukan Zainab i,  kepada allah, yang rela berpisah 6 tahun lamanya dengan suaminya atas perintah allah dan selalu setia menunggu hidayah datang kepada suaminya, dan tidak pernah menyimpan dendam kepada suaminya selama perpisahanya dengan suaminya, bahkan ia sempat menolong suaminya yang pada saat itu suaminya belum masuk Islam ketika suaminya mengalami kesulitan,

 

Referensi:

https://www.islampos.com/sepenggal-kisah-zainab-binti-muhammad-61403/, diakses pada 1 Maret 2022 Pukul 13:20 WIB.

https://kalam.sindonews.com/read/591156/70/zainab-binti-rasulullah-teladan-dalam-cinta-dan-kesetiaan-pada-suami-1636139490/10, diakses pada 1 Maret 2022 Pukul 13:25

https://www.islampos.com/sepenggal-kisah-zainab-binti-muhammad-61403/, diakses pada 1 Maret 2022 Pukul 14:00

*Mahasiswi Angkatan III Prodi Komunikasi Penyiaran Islam STIBA Ar Raayah Sukabumi

Ikuti tulisan menarik Jihan syahirah zaini lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu