x

Makna Tersimpan Puisi \x22Perahu Kertas\x22 Karya Sapardi Djoko Darmono

Iklan

SILVIA DEWI RAHMAWATI 2021

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Maret 2022

Kamis, 7 April 2022 06:24 WIB

Memaknai Puisi Perahu Kertas Karya Sapardi Djoko Damono

Makna Tersimpan dalam Puisi “Perahu Kertas” Karya Sapardi Djoko Damono

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono merupakan seorang sastrawan yang lahir di Kota Surakarta tepatnya pada tanggal 20 Maret 1940. Beliau dikenal oleh masyarakat lewat aneka macam puisinya. Lantaran puisi karya nya memakai istilah-istilah yang sangat sederhana dan indah, bahkan beberapa puisi nya sangat populer.
 
Karya beliau yang populer sampai saat ini, salah satunya yaitu puisi berjudul “Perahu Kertas”. Banyak generasi muda zaman sekarang yang menikmati puisi beliau. Beliau pernah menjadi seorang pujangga, penyair, dosen, pengamat sastra dan kritikus sastra yang populer pada saat itu.
Puisi merupakan ungkapan pengarang nya yang dituangkan ke dalam tulisan sebagai imajinasi yang indah. Kekayaan makna yang tercipta melalui unsur-unsur pembentuknya dapat memberikan pesan untuk para pembacanya. Puisi memiliki banyak makna yang mendalam. Oleh karena itu, puisi selalu menjadi sesuatu yang menarik perhatian banyak orang.
 
Menurut Waluyo (2002:25) ″Puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya″.
 
Dibawah ini merupakan puisi “Perahu Kertas” karya Sapardi Djoko Damono:
 
Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau
layarkan di tepi kali; airnya sangat tenang, dan perahumu
bergoyang menuju lautan.
“Ia akan singgah di bandar-bandar besar,” kata seorang lelaki
tua. Kau sangat gembira, pulang dengan berbagai gambar
warna-warni di kepala. Sejak itu kau pun menunggu kalau-
kalau ada kabar dari perahu yang tak pernah lepas dari rindu-
mu itu.
Akhirnya kau dengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya,
“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir besar
dan kini terdampar di sebuah bukit.”
 
Puisi ini mempunyai makna yang menggambarkan tingkat keimanan seorang hamba terhadap Tuhan nya serta perilaku seorang anak yang menunggu berita dari perahu yang tidak pernah lepas dari Rindu-mu serta perilaku seorang anak beserta Nabi Nuh yang percaya bahwa perahu kertasnya sudah digunakan untuk menyelamatkan seluruh makhluk hidup dari bencana alam yang besar.
 
Pada baris "Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan kau layarkan di tepi kali” mengibaratkan bahwa perahu itu adalah mimpi yang besar, mimpi yang diimpikan oleh seorang anak. Berhubungan dengan kisah Nabi Nuh yang terjebak di atas bukit dan perahunya tenggelam karena banjir besar. Seperti yang termasuk dalam baris ini, imajinasi ini benar-benar menjadi kenyataan, jadi siapa pun yang ingin mencobanya dapat melakukannya. Oleh karena itu, dengan imajinasinya, Sapardi menghubungkan cerita tersebut dengan mimpi seorang anak.
 

Ikuti tulisan menarik SILVIA DEWI RAHMAWATI 2021 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu