x

Bumi Manusia

Iklan

SILVIA DEWI RAHMAWATI 2021

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 12 Maret 2022

Kamis, 7 April 2022 14:14 WIB

Unsur Instrinsik pada Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Menelaah Unsur Intrinsik pada Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada dasarnya karya sastra bukanlah ilmu, tetapi melainkan seni. Di mana banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide dalam suatu bentuk gambaran kehidupan. Dalam buku Jakop Sumardjo yang berjudul "Apresiasi Kesusastraan" mengatakan bahwa karya sastra adalah sebuah usaha merekam isi jiwa sastrawannya. Rekaman ini menggunakan alat bahasa. Menurut Thohari (2014:1), bahasa dalam karya sastra adalah sebuah alat untuk memberikan rasa khusus yang mengandung nilai estetik, selain sebagai sarana komunikasi, yang mampu menyampaikan informasi yang bermacam-macam kepada pembacanya.

Sinopsis

Bumi Manusia merupakan buku pertama dari empat seri novel yang dikenal dengan Tetralogi Pulau Buru yang di antaranya Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Bumi Manusia adalah salah satu karya terbesar yang dibuat oleh penulis nya yaitu Pramoedya Ananta Toer atau Pram. Novel ini mempunyai 535 halaman yang pertama kali diterbitkan pada tahun  1980 oleh Hasta Mitra. Bumi Manusia juga sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, sehingga memiliki kedudukan sebagai bagian dari sastra dunia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bumi Manusia adalah sebuah novel fiksi yang bergenre drama history yang berlatar belakang seperti kehidupan pada periode penjajahan Belanda. Dalam buku ini, dikisahkan kehidupan seorang pemuda Pribumi bernama Minke. Minke bersekolah di H.B.S yaitu setingkat dengan Sekolah Menengah Akhir (SMA) dan hanya untuk orang-orang Eropa, Belanda, dan Elite Pribumi. Minke merupakan satu-satunya orang Indonesia di antara siswa Belanda yang mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana karena ia keturunan priayi. Pada saat itu, golongan priayi diberi hak istimewa untuk menduduki karir yang terhormat, selama ia patuh pada tuntutan sistem yang ada. Minke adalah seorang pribumi yang pandai menulis. Tulisannya bisa membuat orang sampai terkagum-kagum dan dicetak di berbagai Koran Belanda pada saat itu. 

Dalam novel ini, Pram mengisahkan pula jalinan cinta antara Minke dan Annelies yang berawal saat Minke mendapatkan tantangan dari temannya, bernama Robert Suurhof untuk ke Wonokromo mendatangi seorang gadis cantik Indo-Eropa, yaitu Annelies Mellema. Hingga kemudian, Suurhof dan Minke menyukai dan mencintai orang yang sama, yakni Annelies Mellema. Namun, Annelies hanya mencintai Minke. Annelies adalah putri dari Herman Mellema dengan Nyai Ontosoroh.  

Kehadiran Minke disambut hangat oleh Nyai Ontosoroh dan Annelies. Akan tetapi, banyak orang yang tidak suka dengan hal itu termasuk orang tua Minke karena Ontosoroh adalah seorang ‘Nyai’. Isitilah Nyai pada masa itu dianggap sebagai Wanita yang tidak mempunya norma kesopanan karena statusnya hanya sebagai ‘istri simpanan’. Maka dari situlah Nyai Ontosoroh mulai berusaha dan bekerja keras agar dirinya dapat diperlakukan layaknya manusia pada umumnya. Kemudian Minke tidak hanya ditentang oleh orang tuanya, ia juga ditentang oleh Suurhof dan Robert Mellema yaitu kakak dari Annelies, yang mengatakan bahwa dirinya hanya mengincar harta kekayaan milik Nyai Ontosoroh.

Di tengah banyaknya hambatan dan tantangan yang cukup banyak, Minke dengan bersikeras tetap berupaya mendapati Annelies, wanita yang sangat cantik dan mempunyai kepribadian yang lembut. Setelah melewati berbagai hambatan dan rintangan yang sangat Panjang dan sulit, akhirnya Minke dan Annelies menikah, mereka hidup bahagia, karier yang Minke jalani pun meningkat dengan sangat baik. Minke juga sudah lulus dari sekolahnya, yaitu H.B.S dengan peringkat yang memuaskan. Semua kebahagiaan sudah Minke dapatkan, sampai akhirnya ada masalah yang menghampirinya lagi. Hukum Belanda atau Hukum Bangsa Eropa telah menjatuhkan dirinya, sebuah bangsa yang ia hormati dan ia sanjung.

Puncaknya, setelah kematian Herman Mellema, datang putusan pengadilan Amsterdam untuk menyita seluruh harta kekayaan Herman Mellema di Hindia. Tak cukup sampai di situ, pengadilan Belanda pun tidak mengakui perkawinan Minke dengan Annelies secara hukum karena Annelies masih di bawah umur. Minke dan Nyai Ontosoroh pun terus berjuang melawan hukum kolonial ini. Minke dan Nyai Ontosoroh mencoba semaksimal mungkin untuk mempertahankan dan melindungi perusahaan serta Annelies yang hendak dibawa ke Belanda. Akan tetapi, hukum Eropa tetaplah tidak memihak pada orang Pribumi seperti mereka (Minke dan Nyai Ontosoroh).

Didalam novel ini, penulis menggambarkan bagaimana keadaan pemerintahakolonialisme Belanda pada masa itu. Ia menunjukan betapa pentingnya untuk belajar. Dengan belajar seseorang dapat mengubah nasib.

Unsur Instrinsik

  1. Tema

Tema novel ini adalah tentang kisah percintaan seorang pemuda keturunan priyayi Jawa dengan seorang gadis keturunan Belanda dan perjuangannya di tengah pergerakan Indonesia di awal abad ke-20.

  1. Alur

Pada cerita novel ini menggunakan alur maju. Sudah terlihat dari kisah perjalanan cinta Minke dan Annelies sampai berbagai macam masalah yang menhampirinya setelah mereka menikah.

  1. Tokoh dan Penokohan
  • Minke (Protagonis)

Seorang pemuda yang mempunyai kepandaian yang luar biasa, bijaksana, bekerja keras untuk mendapatkan hak nya dan seorang yang penuh kehormatan.

  • Annelies Mellema (Protagonis)

Gadis Eropa-Pribumi yang sangat cantik dan mempunyai sifat yang sangat lembut.

  • Robert Suurhof (Antagonis)

Salah satu sahabat Minke yang suka merendahkan orang dan menghina orang lain.

  • Nyai Ontosoroh (Protagonis)

Wanita yang hebat dan Tangguh. Seorang istri dari Tuan Mellema tetapi pernikahan mereka tidak dianggap sah baik secara agama maupun hukum.

  • Robert Mellema (Antagonis)

Pemuda yang penuh dengan kemewahan dan angkuh. Ia adalah kakak dari Annelies Mellema.

  • Darsam (Protagonis)

Seorang pelayan yang suka menjemput dan mengantar Minke.

  • Juffrow Magda Peters (Protagonis)

Sahabat dekat minke yang setiasa membantu minke.

  1. Sudut Pandang

Pada novel ini, penulis memakai sudut pandang orang pertama.

  1. Latar/Setting
  • Latar tempat: Di Wonokromo, Surabaya, dirumah Minke dan Annelies, di ladang, di hutan
  • Latar waktu : Pagi, siang dan malam
  • Latar suasana : Tegang
  1. Amanat

Didalam novel ini menceritakan tentang semangat dan perjuangan pemuda-pemuda pada masa itu. Penulis novel ini memberi tahu kita sebagai pemuda-pemuda Indonesia untuk lebih semangat di zaman sekarang ini walaupun tidak ada penjajahan dari Belanda.

 

Ikuti tulisan menarik SILVIA DEWI RAHMAWATI 2021 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu