x

sejarah bukan sekedar teori

Iklan

Nurul Suci

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Maret 2022

Selasa, 12 April 2022 19:32 WIB

Sejarah Sastra Bukan Sekedar Teori


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pada hakikatnya, sejarah merupakan suatu peristiwa  di masa lampau tidak hanya berupa teori namun memiliki bukti nyata keberadaanya. Membahas tentang sejarah  tentu kita berpikir bahwa sejarah merupakan teori yang harus kita hafal atau pahami di samping itu, membahas sastra kita akan berpikir bahwa sastra hanya sebuah karya yang dihasilkan oleh imajinasi seseorang. Oleh sebab itu, beberapa orang menganggap bahwa sejarah sastra tidak berperan penting bagi masyarakat. Dalam hal ini kita akan membahas bahwa sejarah sastra bukan sekedar teori.

Sejarah dan sastra memiliki hubungan yang berkaitan, yakni sastra mengalami perkembangan dalam sisi bahasa dan penulisan. Seperti kita ketahui bahwa sastra sudah berkembang di Indonesia pada tahun ke-20. Sastrawan dahulu dan sekarang memiliki karakteristik berbeda misalnya, periode sastra di zaman Balai Pustaka menceritakan kritik tajam terhadap adat istiadat di zaman itu. Periode 1850 – 1933 memiliki menceritakan, seperti pertentangan antara kaum muda yang menginginkan kemajuan kehidupan modern, sedangkan kaum tua menginginkan kehidupan berlatar daerah.

Periode 1933 – 1942 seperti yang kita ketahui periode ini menceritakan perkembangan kesusasteraan singkat di samping itu, periode ini memiliki majalah yang sangat berpengaruh, yaitu Pujangga Baru yang menerbitkan karya sastrawan saat itu. Periode 1942 – 1945 menceritakan masa pendudukan Jepang dan sastra propaganda. Periode 1945 – 1961 menceritakan kemerdekaan Indonesia di samping itu, periode ini Chairil Anwar mulai dikenal di kalangan seniman dan periode ini dikenal Gelanggang Seniman Merdeka.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Periode 1961 -1971 menceritakan banyaknya pertentangan para sastrawan yang memiliki kepentingan masing-masing di samping itu, periode ini menceritakan G30 S/PKI. Periode 1971 – 1998 pergeseran sikap berpikir dalam karya sastra bercorak baru. Periode 1998 – sekarang menceritakan karya sastra beragam seperti bertema kegamaan dan periode ini melahirkan karya sastra yang bertema menyindir kedaan sekitar.

Mempelajari seajarah sastra bukan hanya sekedar teori, melainkan mengajarkan kita untuk apresiasi bagaimana sebuah karya sastra diciptakan menurut perspektif seseorang selanjutnya, mempelajari sejarah sasta memperluas pengetahuan dan wawasan, dan kita sebagai generasi muda harus mempertahankan kebudayaan bangsa. 

Ikuti tulisan menarik Nurul Suci lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

16 jam lalu

Terpopuler