x

Berbicara sastra dan pendidikan karakter merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Iklan

M Yaasiin F

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Maret 2022

Rabu, 13 April 2022 20:17 WIB

Membaca Karya Sastra Itu Menyenangkan Tapi Apa Kata Anak Muda?

Artikel ini akan memamparkan bahwa membaca sastra itu untuk dinikmati, tapi apa kata anak muda zaman sekarang?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernahkah kamu mendengar bahwa membaca sastra itu menyenangkan? Tapi pembaca sastra pada generasi muda masih terbilang sedikit, apa sih yang menyebabkan itu terjadi? Nah, mari kita bahas topik yang menarik ini di dalam diskusi berikut.

sastra, bagi anak muda, kata tersebut mungkin terdengar seperti suatu yang besar, rumit, dan komplek, karena mereka berfikir bahwa itu adalah hal yang asing dan sesuatu yang melelahkan bagi mereka, jadi, setiap mendengar kata karya sastra mulut mereka akan berkata, "Aduh.., ngeliat tulisan yang pendek saja udah bikin  pusing apalagi yang panjang", itulah kata yang sering keluar dari mulut anak muda zaman sekarang. lalu ada yang mengatakan juga seperti memandang bahwa sastra itu adalah sesuatu yang alay, ketika sedang duduk di kelas, lalu ada anak laki-laki yang menghampiri lalu menagatakan, "Kamu ko bacanya puisi, lagi galau ya?, lebay banget." pandangan yang seperti itu harus dihancurkan dari pikiran anak muda. 

selanjutnya mari kita bahas mengenai penyebab generasi millennial, kurang berminat dalam membaca karya sastra, sebagaimana yang sudah kita bahas di atas, bahwa anak muda menganggap bahwa karya sastra merupakan sesuatu yang asing dan kompleks. Anak muda juga terpengaruh dari faktor eksternalnya seperti di lingkungan seperti apa ia berada, karena itu dapat mempengaruhi seseorang terhadap minat dan motivasinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Seno Gumira Ajidarma, ada tiga mitos yanng harus di basmi dari pola fikir anak muda zaman sekarang. Menurutnya, yang membuat sastra di jauhi (saputra, 2018). yang pertama, sastra itu seperti curhatan, keuda, bahasa sastra itu terlalu mendayu-dayu, rumit, dan asing di telinga, yang membuat seorang pembaca yang jarang membaca karya sastra merasa bahwa sastra bukan bagian bacaannya, ketiga, sastra berisi pedoman hidup, pribahasa, pepatah-pepatah, serta nasihat orang tua dulu.

Anak muda zaman sekarang hidup pada zaman revolusi industri 4.0 atau lebih di kenal dengan sebutan era digitalisasi. Banyaknya teknologi media digital yang digunakan anak muda sekarang hanya untuk mencari hiburan semata, seperti menonton film, melihat sosial media, dan menjadi maniak sosial media, dan semua itu banyak sekali menyita waktu mereka. Anak muda zaman sekarang lebih memilih untuk memegang handphone nya dibandingkan dengan membaca sastra, karena menurut mereka itu lebih mengasyikkan dibandingkan harus membaca buku karya sastra. padahal, pada hakikatnya karya sastra itu mengasyikkan juga. Damono mengatakan bahwa karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk di nikmati, di pahami, dan di manfaatkan. selain kita mendapatkan pemahaman karya sastra juga dapat memberikan manfaat untuk kehidupan.

Anda pasti bertanya-tanya, selain anak muda menganggap bahwa bermain handphone itu lebih mengasyikkan, apalagi si yang membuat generasi millenial ini lebih memilih handphone dan menjadi maniak sosial?. Jawabannya di lansir dalam situs Psychology Today , bahwa penyebab remaja menjadi maniak media sosial adalah pertama, mereka ingin mendapatkan perhatian, kedua, mereka ingin meminta pendapat, ketiga, mereka ingin menumbuhkan citra mereka, dan keempat, karena mereka sudah kecanduan. Remaja yang sudah kecanduan dengan meida sosial akan sulit untuk dialihkan ke media yang lain, pandangannya hanya fokus ke media sosial saja.

Jadi, kesimpulan dari diskusi hari ini adalah anak muda zaman sekarang masih memiliki minat yang sedikit terhadap sastra, mereka di halangi oleh mitos-mitos yang membuat mereka akhirnya tidak mau menyentuh sastra. dan pikiran bahwa sastra itu membosankan harus dibasmi. fakta menarik dari orang yang suka membaca karya sastra adalah orang yang suka membaca karya sastra akan memiliki rasa empati yang lebih tinggi, karena mereka suka diajak untuk melihat pandangan dari sudut pandang orang lain.  

Ikuti tulisan menarik M Yaasiin F lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu