Mendengar kata sejarah, tentu kata sejarah menimbulkan banyak persepsi bahwa sejarah adalah masa lampau. Tidak ada kesalahan dalam persepsi ini, tetapi bagaimana peristiwa masa lalu dapat diklasifikasikan sebagai sejarah? Pertanyaan ini adalah panduan apakah kita dapat mengklasifikasikan semua peristiwa masa lampau sebagai sejarah. Banyak ahli berpendapat bahwa sejarah adalah sesuatu dari masa lampau dan waktu terjadinya sudah jelas, tetapi kita masih mencapai kesimpulan yang sama. Serupa dengan sejarah sastra, sejarah mengkaji kemunculan dan perkembangan sastra dalam kurun waktu yang jelas.
Dalam ilmu sastra, sejarah sastra tidak lebih dari teks dan dokumen sastra. Namun, sejarah sastra sebagai ilmu tidak sesederhana yang dibayangkan. Karya sastra yang dihasilkan didokumentasikan berdasarkan pengaruh yang melatarbelakangi, karakteristik isi, gaya, dan periodenya.
Sejarah sastra tidak terbatas pada penelitian dan dokumentasi sastra, kecermatan dan ketelitian sangat penting dalam merumuskan sejarah sastra. Sejarah sastra berkaitan dengan teori sastra. Sejarah sastra memberi kita gambaran tentang jenis karya tersebut dan perbandingan keberadaan karya sastra dengan perkembangan terakhirnya. Sejarah memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk perkembangan sastra. Sejarah sastra berfungsi sebagai pertimbangan untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan mempelajari sejarah sastra.
Kebudayaan mengajarkan kepada kita keteraturan hidup dengan memaknai kehidupan dan menghargai berbagai bentuk warisan budaya nenek moyang kita dengan terus menerus mengkajinya. Sastra adalah bagian dari budaya yang menjadi tonggak masyarakat kita dan menjadi ciri khas setiap individu atau kelompok. Sastra di tangan anak muda merupakan tonggak kelahiran kembali untuk menjembatani kesenjangan antara sastra dan budaya. Komunitas budaya adalah komunitas yang bekerja untuk melestarikan dan menghargai budaya, dan perjumpaan langsung dengan budaya merupakan wahana bagi para penggiat sastra.
Sastra sebagai produk budaya saling terkait dan saling membangun, dan hakikat yang dibangun di antara keduanya terletak pada ranah yang sama, aktivitas manusia. Komunitas sebagai tempat berkumpul dan berekspresi dapat menjadi jembatan antar manusia karena memberikan ruang antar penggemar.
Aliran perubahan setiap saat, dengan dampak positif dan negatif yang mempengaruhi keberadaan budaya dan sastra. Bagi para aktivis sastra dan budaya, hal ini menjadi tantangan tersendiri. Kesadaran akan jati diri bangsa merangsang semangat untuk mengkaji, melestarikan dan mengapresiasi segala bentuk budaya yang ada, khususnya sastra. Komunitas milih semua kelompok masyarakat, termasuk anak muda, dan sebagai penerus negara, tonggak perubahan ada di tangan mereka. Melalui semangat dan kreativitas mereka, warna baru dapat diwujudkan dalam karya sastra.
Menanamkan sastra dalam komunitas budaya berarti membangun dunia dengan kata-kata, membangun dunia sebagai budaya, dan membangun sastra sebagai kata-kata. Terciptanya keharmonisan dunia melalui rangkaian kata melalui perjumpaan sastra dan budaya.
Ikuti tulisan menarik Astri Juliarahma Pangesti lainnya di sini.