x

Sapardi Djoko Damono dalam sebuah pementasan di Surakarta, 2017. Foto: Tulus Wijanarko

Iklan

Abu Bakar Sabirin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 April 2022

Minggu, 17 April 2022 10:38 WIB

Analisis Unsur Pembangun dalam Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono

Artikel ini membahas tentang analisis unsur pembangun pada puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Analisis Unsur Pembangun dalam Puisi “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono

Puisi adalah sebuah karya sastra yang tidak asing lagi terutama dalam bidang kesusastraan. Dalam KBBI, puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya diputar oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan menurut Pradopo (2012, hlm.3) puisi adalah sebuah karya seni sastra yang dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsurnya dan sarana-sarana kepuitisan.

Ketika membuat puisi agar puisi tersebut dapat tercipta dengan indah, maka hal yang harus diperhatikan adalah unsur pembangunnya. Herman J. Waluyo, mengatakan bahwa puisi itu memiliki dua struktur, yaitu struktur fisik dan struktur batin. Dikatakannya, bahwa struktur fisik adalah apa yang dilihat melalui bahasanya atau unsur bunyinya, sedangkan struktur batin adalah unsur yang dapat dihayati yang disampaikan secara tidak langsung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Unsur Fisik

  1. Diksi

Diksi adalah pemilihan kata dengan mempertimbangkan aspek estetis

  1. Pengimajian:

Pengimajian adalah kata atau susunan kata yang mengungkapkan pengalaman imajinasi

  1. Kata konkret

Kata konkret bertujuan membangkitkan imaji pembaca, kata-kata harus diperkonkret

  1. Majas

Majas adalah bahasa yang digunakan penyair

  1. Rima/rima

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi

  1. Tipografi

Tipografi adalah pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama

Unsur Batin

  1. Tema (sense)

Tema merupakan pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair

  1. Perasaan (feeling)

 Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair

  1. Nada dan suasana (tone)

 Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca

  1. Amanat

Amanat merupakan perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair untuk pembaca

Analisis Unsur Pembangun Puisi dengan Judul “Aku Ingin” Karya Sapardi Djoko Damono

Berikut ini adalah bait-bait puisi “Aku Ingin”:

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Puisi “Aku Ingin” bukan puisi yang sederhana setelah dianalisis puisi ini merupakan puisi yang penuh pengorbanan dan menggambarkan penyair kepada orang yang dicintainya. Kok bisa seperti itu  ? mari kita mulai menganalisisnya

A. Unsur Fisik

  1. Diksi

Pada bait pertama “Aku ingin mencintaimu dengan sederhana”. Penggunaan diksi tersebut  menggambarkan penyair ingin mencintai seseorang dengan sederhana, biasa-biasa saja, bahkan kesannya tidak perlu diungkapkan, dan tidak perlu dibalas cintanya.

Pada bait kedua dan keempat memiliki kesamaan makna, “Dengan kata yang tak sempat diucapkan dan Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan. Penggunaan diksi tersebut bermakna penyair tidak sempat untuk mengucapkan sesuatu yang ingin penyair sampaikan.

Pada bait ketiga dan bait keenam memiliki kesamaan makna yaitu sama-sama memganalogikan benda lain sebagai manusia. Penggunaan diksi pada kata "kayu" di bait ketiga dan kata "awan'" di bait keenam menganalogikan si penyair, lalu pada kata "api" pada bait ketiga dan '"hujan'"pada bait keenam menganalogikan orang yang dicintai si penyair, dan pada kata "abu" pada bait ketiga dan kata "tiada" pada bait keenam menganalogikan dampak dari pengorbanan si penyair.

  1. Pengimajian

Pada bait kedua "Dengan kata yang tak sempat diucapkanterdapat imaji auditif, karena pembaca seolah-olah merasakan penyair ingin mengucapkan sesuatu tetapi tidak ada kesempatan.

Pada bait ketiga "Kayu kepada api yang menjadikannya abu" dan bait keenam "Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada" terdapat imaji visual, karena pembaca seolah-olah bisa melihat kayu yang dibakar oleh api berubah menjadi abu dan pada bait keenam pembaca seolah-olah melihat awan akan menurunkan hujan.

  1. Kata Konkret
    Pada bait ketiga "Kayu kepada api yang menjadikannya abu" dan bait keenam "Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada". Terdapat kata konkret karena kata "kayu" dan "awan" merupakan kata kiasan dari si penyair, kata "api" dan "hujan" merupakan kata kiasan dari orang yang dicintai si penyair, serta kata "abu" dan "hujan" merupakan kata kiasan dari dampak pengorbanan si penyair.



  1. Majas

Puisi "Aku Ingin" menggunakan majas personafikasi, hal tersebut dibuktikan pada bait ketiga dan keenam yaitu sama-sama menggunakan benda mati sebagai analogi dari pengorbanan si penyair.

  1. Rima

Puisi "aku ingin" pada bait satu dan empat memiliki persamaan bunyi di awal, tengah, dan akhir baris.

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana"

 Pada bait kedua dan kelima juga terdapat persamaan bunyi di tengah dan di akhir baris

"Dengan kata yang tak sempat diucapkan" dan "Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan"

Dan pada bait ketiga dan keenam terdapat persamaan bunyi di tengah baris

"Kayu kepada api yang menjadikannya abu" dan "Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada"

B. Unsur Batin

  1. Tema

Puisi "Aku Ingin" bertemakan tentang cinta, hal ini digambarkan ketika penyair mencintai seseorang dengan tulus, penuh kasih sayang, dan memiliki pengorbanan dalam memperjuangkan cintanya

  1. Perasaan

Ekspresi penyair dalam puisi tersebut adalah tulus dan penuh kasih sayang

  1. Nada dan Suasana

Nada pada puisi tersebut menggunakan nada melankolik, sikap yang ditunjukkan penyair terhadap pembaca adalah menggambarkan suasana hati yang sedih dan bertemakan penderitaan. Untuk suasana puisi tersebut adalah sedih.

  1. Amanat

Puisi "Aku Ingin" mengamanatkan bahwa ketika mencintai seseorang harus dengan tulus dan penuh kasih sayang, tidak sekadar menyampaikan kata-kata manis tetapi harus melakukan tindakan yang nyata.

Sumber: Prilla, Chikita Celine Putri, Asep Firdaus, dan Hera Wahdah Humaira. "Analisis Unsur Pembangun dalam Kumpulan Puisi Segenggam Cint Untuk Sang Maha Cinta Karya M. Saidati Sebagai Bahan Ajar". Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2019. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/view/1696 (diunduh 16 April 2022, pukul 11.49).

 

Ikuti tulisan menarik Abu Bakar Sabirin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler