x

Iklan

Slamet Samsoerizal

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2022

Rabu, 13 Juli 2022 10:37 WIB

Mengapa Karya Sastra Lama Kurang Diminati? (Bagian 2) 

Sastra lama Indonesia yang lazim dikenal dengan Sastra Melayu Klasik di kalangan pelajar SD, SMP, SMA dan SMK kurang begitu populer.  Berbagai sebab dapat dikemukakan.  padahal, di dalamnya berisi tentang ajaran moral dan produkpemikiran budaya pada masa tertentu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

(Bagian 2)

 

Tujuan penulisan sastra sejarah ialah untuk memberikan wejangan kepada anak cucu, mengagungkan raja dan negerinya serta untuk menimbulkan rasa kebanggaan bagi rakyatnya.  Termasuk ke dalam golongan ini yaitu Hikayat Aceh,  Hikayat Raja-raja Pasai Sejarah Melayu Tambo Minangkabau.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Karya sastra sejarah cukup mendapatkan perhatian para peneliti dari dalam dan luar negeri.  Berapa nama dan karyanya dapat disebut disini,  misalnya CA Mees (1935) yang meneliti tentang Silsilah Kutai.

 

Teuku Iskandar(1958)  yang meneliti tentang Hikayat Aceh. JJ rass (1968) yang meneliti tentang Hikayat Banjar.  A. Teeuw dan DK Wyatt (1970) yang  meneliti tentang Hikayat Patani

 

 

Upaya Pelestarian

Sastra Undang-undang juga banyak dihasilkan,  misalnya Undang-undang Malaka, Undang-undang Jambi, Perbuatan Datuk Besar Dahulu. Meskipun undang-undang yang ditulis bukan undang-undang yang dalam bahasa Inggris disebut dengan law.

 

Sastra lama yang berupa undang-undang memuat adat istiadat yang secara turun- temurun adat istiadat tersebut dalam penyajiannya diselingi dengan pantun,  pepatah atau peribahasa.  Dari karya sastra kita dapat mengenal latar belakang secara olah pikir dan filsafat hidup masyarakat pada waktu itu.

 

Karya sastra lama yang berupa petunjuk bagi raja atau penguasa dalam menjalankan pemerintahan yakni Tajussalatin dan Bustanussalatin. Dalam kedua karya tersebut memuat pula ajaran kewajiban yang harus dilakukan terhadap Allah dan rakyatnya.  Kedua karyasastra lama ini juga banyak dikaji oleh peneliti dari dalam dan luar negeri.  

 

Penggolongan berdasarkan pengaruh datang dari khasanah Islam, Hindu, Melayu asli, dan Jawa.  Sastra lama pengaruh Jawa sering dikenal sebagai Cerita Panji. Dari pengaruh-pengaruh ini, sastra lama menghasilkan: cerita rakyat, Hikayat Sri Rama,  Hikayat tentang Nabi-nabi (Kissasul Anbiya), Hikayat Nabi Bercukur,  Hikayat Jaran Kinanti Asmaradhana.

 

Melihat betapa banyaknya dan luas cakupannya bentuk sastra lama seyogyanyalah perlu diwariskan dan dilestarikan oleh para pelajar. Akan tetapi,  kenyataan ini belum sepenuhnya terwujud. banyak kendala yang masih mengaral.

 

Padahal karya sastra lama mempunyai nilai indah dan berguna bagi kehidupan ini. Sehubungan dengan itu penulis jadi teringat tentang sastra sebagaimana yang dikatakan Norman Phodoretz.  

 

“Sastra, kata Phodoretz, “dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap cara orang berpikir tentang hidup tentang baik dan buruk tentang benar dan salah tentang cara hidupnya sendiri dan bangsanya.”

 

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi merupakan instansi pemerintah yang ditugaskan untuk menangani masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia. Upaya pelestarian dan pengembangan sastra lama sebagai warisan nenek moyang, hendaknya mendapat perhatian serius.

 

 

Ikuti tulisan menarik Slamet Samsoerizal lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler