x

Iklan

Siska Ayu

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 Juli 2022

Jumat, 15 Juli 2022 22:09 WIB

Jurnal Analisis Film Dilan 90 dan Novel Dear Nathan; Sastra Bandingan

Film Dilan 1990 Karya Pidi Baiq Dan Novel Dear Nathan Karya Erisca Febriani dalam sastra bandingan. Tidak semua novel dapat terungkap dalam film yang di tayangkan, sehingga terkadang dapat menimbulkan kekecewaan para penonton tetapi Film Dilan sesuai dalam novelnya begitupun Novel Dear Nathan yang tulisannya di kemas sedemikian rupa menyerupai kisah yang sangat sempurna untuk di baca.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perbedaan antara novel dan film juga disebabkan perubahan dari bentuk novel menjadi film adalah hal yang sulit, karena perlu adanya perubahan dari deskripsi penyampaian cerita menjadi cerita dengan gambar yang bergerak dan perlu adanya proses adaptasi antara novel untuk menjadi sebuah film. Perbedaan dan pembaharuan seperti hal yang ditambahkan atau dihilangkan, termasuk perbedaan unsur pembangun yang ada di dalam novel Dear Nathan berbeda dengan unsur pembangun pada sebuah film Dilan 1990. Tidak semua isi novel dapat terungkap dalam film yang ditayangkan. Sehingga terkadang dapat menimbulkan kekecewaan pada penonton yang merasa tidak sesuainya isi novel dengan film yang ditayangkan. Oleh karena itu, dengan menganalisis karyanya diharapkan peneliti dapat membandingkan dan menganalisis unsur pembangun novel Dear Nathan dengan unsur pembangun film Dilan 1990.

Setiap disiplin ilmu tentu memiliki perkembangan teori, termasuk sastra bandingan yang telah dikenal luas di dunia akademik yang mempunyai proses perkembangan tersendiri.Seperti yang diungkapkan oleh Damono (2015:13) mengenai perkembangan sastra bandingan di Eropa, “Bahasa-bahasa di Eropa yang beberapa diantaranya mirip satu sama lain itu menghasilkan kesusastraan yang berbeda-beda, yang dengan bebas bergerak dari satu kebudayaan ke kebudayaan lain”.

Novel dan Film merupakan sebuah karya sastra yang di dalamnya berisi jalan cerita mengenai kehidupan nyata atau non nyata.Hal ini seperti yang diungkapkan Azies dan Hasim (2013:7) “Novel dan Film merupakan sebuah genre sastra yang memiliki bentuk utama prosa dengan panjang yang kurang lebih bisa untuk mengisi satu atau dua volume kecil, yang menggambarkan kehidupan nyata dan non nyata dalam suatu plot yang cukup kompleks”. Sebuah novel dan film memiliki bentuk prosa yang berbeda dari prosa lainnya, novel juga merupakan sebuah cerita fiksi, cerita fiksi tersebut biasanya menceritakan kehidupan nyata.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Film merupakan gambar yang bergerak dan memiliki suara, banyak film yang diangkat dari kisah nyata, novel atau pun cerita fiksi karangan pengarang. Film menurut Damono (2012:91) “Film adalah jenis kesenian yang paling muda, sebelum adanya televisi. Televisi itu sendiri pada dasarnya adalah film, yakni gambar bergerak yang kita tonton di layar.Film merupakan sebuah gambar tayangan yang ada dalam televisi, gambar tersebut berupa gambar yang bergerak. Unsur pembangun film merupakan pendukung terciptanya sebuah film. Fachrudin (2015) mempunyai teori tersendiri, menurutnya film termasuk ke dalam jenis drama televisi yang berbentuk skenario cerita yang kemudian ditampilkan dalam film, sinetron atau novela. Ia mengungkapkan unsur-unsur cerita drama/film yaitu, judul, kerabat kerja, ide cerita, inti cerita, tema, pesan moral, sudut pandang, gaya bahasa, intrik, segitiga membangun konflik, klimaks, pola cerita, ketegangan, keingintahuan, kejutan, milieu, pikatan, dan penggoda.

 Pembahasan difokuskan pada Perbandingan unsur pembangun film Dilan 1990 karya Pidi Baiq dengan unsur pembangun novel Dear Nathan karya Erisca Febriani, berupa : Plot, penokohan, dan latar.

Struktur cerita, munculnya cerita satu akan mempengaruhi cerita selanjutnya atau suatu urutan cerita atau peristiwa yang teratur dan terorganisasi. Film Dilan 1990 menampilkan dua tokoh sebagai fokus utama yaitu Diln dan Milea sedangkan Novel Dear Nathan juga menampilkan dua tokoh sebagai fokus utama yaitu Salma dan Nathan. Film Dilan 1990 dan Novel Dear Nathan sama-sama mempunyai alur di bangku sekolah.Alir kehidupan Dilan dan Milea pertama kalo dimulai saat mereka bertemu di jalan depan sekolah SMA 20 pada pagi hari berangkat ke sekolah sedangkan Alur Dear Nathan menceritakan kehidupan Salma dan Nathan pertama kali dimulai saat mereka bertemu di depan gerbang SMA Garuda pada pagi hari, pertemuan tersebut dikarenakan Salma terlambat masuk sekolah.Perbedaan terdapat dalam kisah cerita, Film Dilan diangkat dari kisah nyata percintaan remaja tahun 1990 sedangkan Novel Dear Nathan hanya cerita fiksi yang hanya di reka oleh penulis untuk di baca.

Perbandingan penokohan dalam film  Dilan 1990 dan novel Dear Nathan yaitu, pada film Dear Bathan berjumlah 9 tokoh. Sedangkan pada novel Dear Nathan berjumlah 49 tokoh dengan penokohan masing- masing. Secara keseluruhan meskipun tokoh antara film Dilan dan novel Dear Nathan berbeda. Tetapi keduanya menggunakan tokoh dan penokohan utama yang sama serta peran tokoh lainnya hampir serupa.
Berdasarkan kajian flm Dilan karya Pidi Baiq dan novel Dear Nathan karya Erisca Febriani menjelaskan Film dan novel mempunyai unsur pembangun yang berbeda untuk menampilkan sebuah hasil, Maka perbandingan antara film Dilan dan novel Dear Nathan dilihat dari sudut unsur pembangun memiliki beberapa perbedaan dan persamaan. Pertama untuk plot pada film Dilan dan novel Dear Nathan terdiri dari 3 plot yang ditampilkan, dengan alur cerita yang sama. Berupa pembukaan diawali dengan perkenalaln tokoh dan tempat, kemudian konflik mulai dimunculkan sampai akhirnya menuju klimaks, dan proses penyelesaian sampai akhir cerita tidak ada perbedaan antara film Dilan dan novel Dear Nathan. Kedua untuk penokohan pada film Dilan dan novel Dear Nathan mempunyai perbedaan yaitu penokohan pada film Dilan 9 tokoh sedangkan novel Dear Nathan berjumlah 49 tokoh. Kemudian latar pada film Dilan dan Dear Nathan sama sama di Aula Sekolah. Dari data tersebut terlihat bahwa jumlah temuan pada novel lebih banyak dibandingkan film Dilan. Hal ini dikarenakan film yang diangkat dari sebuah novel, tidak semua dapat disalurkan kepada tayangan film, karena unsur pembangunnya yang berbeda. Selain itu, untuk novel berupa tulisan yang bisa dibaca kapan pun. Sedangkan pada film terbatas pada durasi waktu film yang ditayangkan. Terutama film Dilan ditayangkan melalui bioskop yang mempunyai batas waktu. Meskipun tidak semua latar dan tokoh novel Dilan dapat dituangkan melalui film Dilan, tetapi alur cerita yang ditampilkan serta penafsiran penonton masih sama dengan menafsirkan isi novel Dilan.

Ikuti tulisan menarik Siska Ayu lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler