Karya Sastra dan Politik dalam Novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari

Jumat, 15 Juli 2022 22:20 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

novel ini mengoyak jiwa yang masih memiliki hati nurani, dan orang-orang di luar sana yang masih merampas hak orang lain dengan cara apapun kembali melihat lebih dekat dan tidak melakukan hal yang bisa menyakiti hak orang. Apalagi itu masalah keyakinan dan pilihan hidup, selama tidak merusak dan tidak berpengaruh buruk terhadap tatanan sosial, kenapa orang yang seharusnya melindungi rakyat malah menjadikannya sebagai tameng, dan ajang membabi-buta.

Saya memilih salah satu tokoh feminisme Okky Madasari yang bernama lengkap Okky Puspa Madasari merupakan seorang penulis kelahiran Magetan, Indonesia. Wanita lulusan S1 jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada ini memutuskan untuk berkiprah di dunia jurnalistik. Kemampuan menulisnya terus diasah dan berkembang hingga pada tahun 2010, Okky Madasari merilis novel pertamanya yang berjudul Entrok. Novel tersebut mengisahkan kehidupan di Indonesia pada zaman Order Baru.

Novel-novel lainnya pun menyusul untuk diterbitkan, seperti Maryam dan Pasung Jiwa. Satu-satunya penulis perempuan yang pernah saya temui secara langsung pada acara Ramadhan Cahaya Sastra (RCS) yang diselenggarakan oleh prodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang (UNPAM) beberapa tahun lalu sebagai narasumber utama pada acara tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya juga sebagai pengikut Okky Madasari di jejaring sosial media Instagram, beliau merupakan sosok perempuan yang dapat dikatakan sangat aktif dalam bidang kesastraan. Bagaimana tidak? Dalam setiap unggahan yang beliau unggah di media sosial Instagram sering kali bertemakan tentang sastra, namun terkadang juga beliau menyelipkan unggahan kritik terhadap sesuatu hal yang sedang menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Indonesia. Misal pada kasus beberapa waktu lalu yang terjadi di Indonesia, beliau mengkritisi kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) prihal pelaku kekerasan seksual terhadap anak yang dengan bangganya tayang di televisi milik swasta. Sangat disayangkan pelaku kekerasan seksual terhadap anak dengan tanpa rasa bersalahnya berkeliaran di telivisi nasional, sesuatu hal yang tidak ada lagi diharapkan dari tayangan pertelevisian di Indonesia.

Berlanjut pada karya-karya yang telah dihasilkan Okky Madasari diantaranya Entrok (2010), 86 (2011), Maryam (2012), Pasung Jiwa (2013), Kerumunan Terakhir (2016), Yang Bertahan dan Binasa Perlahan (2017), Mata di Tanah Melus (2018), Mata dan Rahasia Pulau Gapi (2018), dan Mata dan Manusia Laut (2019). Diantara karya-karya beliau saya memilih satu novel, yaitu Pasung Jiwa. Menagapa Pasung Jiwa? menurut saya Pasung Jiwa ini lah yang memiliki pesan moral kuat, dan benar-benar ada banyak hal seperti itu di Indonesia. Pada semester sebelumnya sayapun pernah menelaah bersma teman-teman di kelas yang dibimbing oleh Pak Sugiyo salah satu dosen di kampus. Tidak banyak yang ditelaah namun saja benang merah dari novel tersebut dapat dipahami sedikit isinya terhadap diri saya pribadi.

Pasung Jiwa. Membeberkan betapa di luar sana banyak orang yang memiliki kebebasan dalam bertindak, mendapatkan keadilan tetapi mereka dikungkung masyarakat yang memiliki jabatan dan berkuasa. Lewat Sasana, dan Cak Jek. Mbak Okky Madasari berhasil membuat saya (dan mungkin pembaca lain) pahit, getir, dan menggelitiknya kisah hidup mereka teramu dengan baik. banyak pesan moral yang ada di dalamnya.

Sungguh, novel ini mengoyak jiwa yang masih memiliki hati nurani, dan orang-orang di luar sana yang masih merampas hak orang lain dengan cara apapun kembali melihat lebih dekat dan tidak melakukan hal yang bisa menyakiti hati seseorang. Apalagi itu masalah keyakinan dan pilihan hidup, selama tidak merusak dan tidak berpengaruh buruk terhadap tatanan sosial, kenapa orang yang seharusnya melindungi rakyat  malah menjadikannya sebagai tameng, dan ajang membabi-buta. Novel ini sangat menyentuh jiwa, ada hal yang bisa diperbaiki meskipun itu sangat getir, jaman reformasi mengingatkan kita akan semiliar rahasia tentang orang-orang yang hilang, dan jutaan opini yang dibungkam

Terimakasih..

Bagikan Artikel Ini
img-content
Rivaldi Anwar

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

img-content

Jelaga

Selasa, 25 Oktober 2022 07:01 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua