x

Ilustrasi Persatuan. Truhtseeker08. Dari Pixabay.com

Iklan

Katalia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 November 2021

Senin, 22 Agustus 2022 06:04 WIB

Sejuta Rasa di Tanggal 23 Juni


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tentu di hari itu bukan seperti hari-hari biasanya. Hari itu, pada saat itu juga, telah di selimuti rasa takut, deg-degan, cemas, overthinking dll. Apa yang sudah aku perjuangin, akan selesai juga di tanggal 23 Juni kemarin. Akan selesai sudah semua lelah dan pusing, tapi tidak tahu akan kedepannya bagaimana. 

Di sore hari itu, aku sudah mulai merasa tidak karuan, dari mulai rasa takut, gelisah, tangannya sangat basah, entah apapun hasilnya nanti, itu adalah yang terbaik. 

Tepat pada tanggal 23 Juni, hari dimana pengumuman UTBK SBMPTN akan segera dimulai, tepatnya di jam tiga sore. Kegiatan-kegiatan yang aku lakukan sebelum buka pengumuman adalah, do'a akbar secara online yang di selenggarakan okeh suatu program yang telah aku ikuti. Lalu, setelahnya, aku minta do'a sama ibu. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ibuku, bilang padaku. "Kamu lulus, kok," 

Aku pun berpikiran sama dengannya, tapi entah kenapa aku tetap saja takut, akan hasilnya nanti. Jika memang, ini rejekiku, maka permudahkanlah. Namun, jika memang bukan rejekiku, maka lapangkanlah. Aku selalu, berdo'a, sebelum membuka pengumuman di sore hari itu. 

Setelah aku, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul tiga sore, aku pun bergegas untuk segera memasukkan nomor pendaftaran dan tanggal lahir. Jujur, aku sangat takut dan tanganku bener-bener gemetar. 

Hasilnya... 

"Anda Tidak Dinyatakan Lulus Seleksi UTBK SBMPTN."

Sudah berulang kali aku mencoba untuk memastikan bahwa itu adalah kesalahan, tapi sepertinya itulah takdirku yang sudah Allah tentukan. Awalnya, memang tidak percaya akan hasilnya, tapi percayalah apapun yang Allah berikan kepada kita, itulah yang terbaik. Dan apapun ujian yang Allah berikan pada kita, percayalah itu karena kita mampu melewatinya, menjalaninya. 

Aku memang menangis, tapi tetap saja, aku harus berterimakasih pada diri aku sendiri, karena sudah mau berjuang sampai detik itu juga. Mungkin, rasanya berat untuk menerima semua ini, tapi cobalah pelan-pelan kita introspeksi diri kita, kita mulai merenungi diri kita. Sebenarnya, apa yang membuat kita gagal? 

Siapa tahu, kita gagal, karena Allah kangen perjuangannya, kangen kedekatannya. Kita nggak pernah tahu, tapi Allah yang tahu, atas semua hal yang terjadi pada diri kita. 

Untuk para pejuang hebat, tetap semangat!! 

Nggak apa-apa gagal, bukan berarti tandanya kamu nggak hebat. Cuman, Allah pengin buat kamu untuk lebih hebat dari yang kamu kira, Allah pengin wujudin mimpi kamu yang mungkin itu adalah hal yang terindah ketimbang lulus SBMPTN. 

Sekali lagi, kita nggak tahu, tapi Allah Maha Tahu. Jadi, tetap berprasangka baiklah padanya, tetap bersyukur, ikhlasin dan sabar atas apa yang kamu rasakan di hari itu. Percaya akan ada hari dimana kamu bakal merasakan kejutan yang nggak di sangka-sangka setelah kamu melewati kegagalan itu. 

Mau gagal beberapa kalipun, nggak masalah. Masalahnya adalah, ketika kamu memilih menyerah dari pada harus bangkit lagi. Itu adalah masalah besar, jika kamu menyerah. 

Jadikan gagal itu sebagai tahapan untuk naik ke level selanjutnya, jangan jadikan gagal itu sebagai tanda, bahwa kamu nggak bisa. Justru kalo kamu gagal, kamu akan merasa lebih bisa dari kemarin, percaya deh. 

Nggak ada yang sia-sia di dunia ini, termasuk usaha kita, perjuangan kita yang mati-matian belajar. 

Ikuti tulisan menarik Katalia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler