x

Iklan

Wahyu Umattulloh AL

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 5 Maret 2022

Rabu, 31 Agustus 2022 17:56 WIB

Darmabakti Hidup Tukang Bakso Malang

Darmabakti hidup tukang bakso Malang tidak melulu soal uang dan material, melainkan soal bakti hidupnya kepada perintah Tuhan dan rasa yakin seyakin-yakinnya kepada manusia lain

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

DARMABAKTI HIDUP
TUKANG BAKSO MALANG

 “  Darmabakti hidup tukang bakso Malang
tidak melulu soal uang dan material, melainkan
soal bakti hidupnya kepada perintah Tuhan
dan rasa yakin seyakin-yakinnya kepada manusia lain
”.

      Seyakin-yakinnya manusia dengan manusia lainnya menjadi pembuktiaan secara komperhensif  bahwa manusia pada hakikatnya memiliki kemurnian di dalam hatinya, meskipun tidak terikat oleh hukum, undang-undang, agama, aturan tertulis, dan perjanjian-perjanjian nonsens. Mereka tetap yakin bahwa tanpa itu semua tidak akan merugikan satu sama lainnya dan akan berusaha sebisa mungkin untuk menciptakan integrasi sosial secara absolut tanpa tendensi-tendensi apapun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

     Hilangnya rasa tendensi akan mengharapkan sesuatu atas semua implikasi-implikasi hidupnya melalui sistem interkasi sosial selama ini. Mampu memperkuat dasar fundamentalis untuk tidak memandang manusia hanya pada dasar kecurigaan semata, sebab kecurigaan mampu mengarahkan dogma melampaui kebenaran di dalam diri manusia yang sebenar-benarnya. Kita sebagai manusia perlu mencoba memberikan keyakinan sepenuh-penuhnya untuk meyakinkan orang lain atau bahkan kita mampu menghilangkan dogma-dogma negatif demi membangun kontruksi kepercayaan kepada orang lain.

      Kontruksi kepercayaan tersebut memberikan kemewahan melebihi apapun, bahkan melampaui nilai-nilai matrealisme. Kepercayaan mengajarkan kita sebagai manusia dispilinier dalam segala ranah sosial, budaya, hingga kaffah batiniah. Kontruksi ini memang dianggap oleh sebagian manusia hanya sekadar rasa personal dalam diri kita, namun kontruksi kepercayaan seyogianya sebagai fitrah untuk kembali mengingatkan asal muasal manusia bahwa percaya atau di ranah islam disebut dengan kata iman, merupakan tonggak awal manusia dalam menapaki peradaban dan menjadikan alat kepercayaan sebagai darmabakti hidup.

      Darmabakti hidup seseorang ditentukan oleh konsistensi menjalankan aspek-aspek kehidupan secara universal dengan menjadikan darma sebagai roh untuk menentukan kemurnian dalam hidup. Darmabakti hidup harus memiliki out put yang kompatibel tanpa merugikan satu sama lainnya. Kompatibel darmabakti hidup harus didasarkan oleh rasa kepercayaan kepada apapun dan kepada siapapun, sebab darmabakti tanpa kepercayaan yang tersistematis adalah peringatan atau sinyalir akan tergelincirnya kita sebagai manusia sosial. Darmabakti sendiri merupakan implementasi perbuatan untuk membaktikan diri dengan penuh rasa kepercayaan dan keyakinan penuh kepada siapa serta apapun secara totalitas maupun secara konsekuen.

      Darmabakti melatih seseorang untuk tampil secara all out di dalam hal apapun baik profesi, rutinitas kesaharian, tindakan sosial, belajar atau mengajar, dll, tetap berpegang dengan darmabakti hidup yang dimiliki oleh setiap personal. Perbuatan budi luhur tersebut juga dimiliki oleh salah satu profesi yang sering mengabdikan dirinya dalam hal kuliner. Profesi tersebut adalah si tukang bakso Malang, mengapa harus tukang bakso Malang yang diambil sebagai implementasi darmabakti hidup?.

      Alasannya sangat sepele untuk menjawab pertanyaan diatas, sebab tukang bakso yang ada di daerah Malang Jawa Timur memiliki ciri khas tersendiri. Ciri khas tersebut adalah metode penjualan dengan bermodalkan rasa kepercayaan di dalam hatinya terhadap semua pembeli. Rasa kepercayaan tersebut diterapkan dengan mempersilahkan setiap pembeli untuk mengambil sepuas-puasnya tanpa si pedagang ini tahu apa yang dia ambil dan dimakannya. Sekalipun pembeli tersebut bukan langganan tetapi tukang bakso Malang tetap istiqomah lillah untuk memberikan darmabakti hidupnya dalam bentuk rasa kepercayaan penuh kepada pembeli tanpa membedakan statusnya.

      Penjelasan mengenai alasan mengambil contoh dari perilaku darmabakti hidup tukang bakso tersebut. Memberikan gambaran kepada kita bahwa letak darmabakti hidup berada di dalam hati nurani, bukan terletak kepada mulut yang penuh dengan gincu omong kosong belaka. Metode penerapan darmabakti hidup si tukang bakso Malang, selain memperkenalkan kita terhadap cara laku penerapannya tetapi mengejawantahkan kepada kita bahwa darmabakti tidak hanya terletak diruang-ruang formal.

       Jauh di luar ruang-ruang formal seperti pelantikan menteri-menteri, presiden, bupati, lurah, atau berada dikoridor instansi-instansi formal lainnya. Kata darmabakti selalu mengudara di setiap acara sakral yang formal, namun darmabakti hidup juga mengudara di khasanah koridor ruang informal. Koridor tersebut salah salah satunya adalah tukang bakso Malang itu sendiri yang tidak kalah pontensialnya dalam menerapkan dan menjalankan setiap darmabakti hidupnya untuk tetap melayani pembeli dengan memberikan rasa kepercayaan yang sangat penuh.

       Kepercayaan tukang bakso Malang sebagai bentuk darmabakti hidupnya, apabila dilihat dari sisi kebaktiannya memang tidak bisa dianggap remeh oleh mereka-mereka yang bekerja di gedung-gedung megah, di kantor-kantor mewah, atau di pusat pemerintahan. Kepercayaan si tukang bakso Malang melalui peristiwa-peristiwa yang penulis alami selama melakukan study di Malang. Tukang tersebut tidak pernah saya temui untuk mau berada di depan gerobaknya sendiri, melainkan ia lebih memilih tidur di teras pos satpam perumahan lantas para pembeli berbondong-bondong menyerbu semua menu bakso yang tersedia tanpa ada penjual didekat sajiannya.

        Darmabakti hidup dalam bentuk rasa kepercayaan tukang bakso Malang tidak berhenti sampai disitu saja, lebih-lebih dia tidak pernah mau untuk menghitung apa saja yang dimakan oleh pembelinya. Pembelinya-lah yang menghitung-hitung sendiri dan mengingat-ngingat apa saja yang dimakannya tadi, sehingga si tukang bakso hanya sekadar menerima nominal uang atau jumlah uang pembeli dengan ucapan “enggeh matur nuwun” (iya,baik terimakasih) atas semua perhitungan yang dilakukan oleh pembeli itu sendiri. Konsistensi untuk mewujudkan darmabaktinya terus mengalir tanpa berkurang sepeserpun.

      Konsistensi si tukang bakso Malang menggambarkan bukti kebaktiannya untuk tidak menempelkan predikat keraguan sedikitpun kepada semua pembeli. Hal tersebut menunjukan bahwa di dalam self respect si tukang tersebut tidak hanya mempersoalkan uang “materi”, melainkan menjunjung tinggi keyakinannya sebagai modal self kepada manusia-manusia konkret.  Bukti konsistensinya tidak dapat dibanding-bandingkan oleh siapapun, sekalipun dengan para Tuan dan Puan Dewan Pemerintahan selama ini yang hanya melafalkan dengan tegas dan lugas darmabakti hidupnya sebagai sumpah serapah.

       Darmabakti hidup tukang bakso cukup hanya mengelaborasikan perintah Tuhan yakni, “ mereka yang beriman tak bercampur iman mereka dengan kejahatan, mereka itulah orang-orang yang mendapat ketentraman, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. AL-Quran, S. AL-An’am (VI) ; 82.  Koherensi antara menjalankan perintah Tuhan dengan keyakinan terhadap sesama manusia membawa si tukang bakso untuk menjadi diri yang tidak serakah akan uang, dan tidak mengambil hak keyakinan sedikit-pun dari orang lain. Mungkin atau bisa jadi para Pejabat Negara bisa belajar kepada tukang bakso Malang, untuk lebih mengutamakan dan memberikan rasa kepercayaannya kepada masyarakat,  serta tidak membuang-buang sedikitpun rasa kepercayaan dari rakyat-rakyat kecil.

*Biodata Penulis
Wahyu Umattulloh AL
Malang, 17-6-22*

Ikuti tulisan menarik Wahyu Umattulloh AL lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu