x

Iklan

Mohammad Imam Farisi

Dosen FKIP Universitas Terbuka
Bergabung Sejak: 17 Februari 2022

Senin, 19 September 2022 18:47 WIB

Mewujudkan Asa di Pulau Harapan

Kepulauan Seribu merupakan satu-satunya Kabupaten Administrasi yang ada di DKI Jakarta, terdiri dari banyak suku yang ada di Indonesia, diantaranya suku Sunda, Bugis, Jawa, dan lainnya. Keanekaragaman tersebut menunjukkan bahwa kepulauan seribu memiliki banyak potensi sumberdaya manusia dan alam yang cukup dinamis dan cukup diperhitungkan dalam perkembangannya. Namun, kendala dan tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengelola hasil-hasil laut tersebut menjadi produk-produk unggulan yang dapat dipasarkan tidak hanya di lokal kepulauan Seribu, tetapi juga ke wilayah lain, regional maupun nasional. Kehadiran Tim Pengabdian kepada Masyarakat dari LPPM UT diharapkan dapat mewujudkan asa masyarakat untuk lebih mengenalkan P. Harapan sebagai pulau wisata, dengan beragam potensi wisata kuliner yang tidak hanya lokal tetapi juga nasional.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Publik Jakarta dan sekitarnya, tentu tidak asing lagi dengan keberadaan kepulauan Seribu. Penamaan “Seribu” sebenarnya hanya untuk menggambarkan bahwa di kepulauan itu terdapat banyak sekali pulau. Berdasarkan data di kepulauan Seribu terdapat 110 pulau kecil, terdiri dari pulau penduduk, pulau wisata, dan pulau konservasi.

Luas kepulauan Seribu 4.745,62 km2 dengan ibukota di pulau Pramuka, sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten Administratif. Selain itu  ada kantor penghubung yang berada di wilayah DKI Jakarta. Kantor tersebut digunakan untuk koordinasi dan komunikasi para kepala Dinas se wilayah kepulauan Seribu.

Kepulauan Seribu yang merupakan satu-satunya Kabupaten Administrasi yang ada di DKI Jakarta, dan kita kenal bahwa DKI Jakarta adalah kota metropolitan, tidak cukup jauh jika masyarakat kota ingin menikmati pemandangan laut yang dibarengi desiran pantai pasir putih, mereka cukup pergi ke pulau seribu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masyarakat kepulauan seribu adalah masyarakat yang majemuk, terdiri dari banyak suku yang ada di Indonesia, diantaranya suku Sunda, Bugis, Jawa, dan lainnya. Keanekaragaman tersebut menunjukkan bahwa kepulauan seribu memiliki banyak potensi sumberdaya manusia dan alam yang cukup dinamis dan cukup diperhitungkan dalam perkembangannya.

Sumberdaya laut yang berpotensi untuk dikembangkan dan dapat menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat kepulauan Seribu antara lain: ikan asin belah, ikan teri asin/kering, stik cumi, cumi kering, ikan dendeng, kerupuk ikan, agar-agar rumput laut, selendang manyang, sate gepuk, hiasan lampu dari karang, dan lain-lain. Namun, kendala dan tantangan yang dihadapi adalah bagaimana mengelola hasil-hasil laut tersebut menjadi produk-produk unggulan yang dapat dipasarkan tidak hanya di lokal kepulauan Seribu, tetapi juga ke wilayah lain, regional maupun nasional. Selama ini, hasil-hasil laut tersebut tidak ada yang dibawa oleh nelayan untuk dipasarkan di daerah masing-masing. Semua ikan hasil tangkapan langsung dijual ke tengkulak di Muara Angke.

Atas dasar itu, Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka (LPPM-UT) melaksanakan giat pengabdian kepada masyarakat. Lokasi pengabdian dipusatkan di pulau Harapan, yang merupakan salah satu pulau di wilayah kecamatan kepulauan Seribu Utara. Tim terdiri dari para dosen dan tenaga kependidikan di LPPM, yaitu Bapak Jaka Warsihna, Mohammad Imam Farisi, Dewi Auliyanti, Teguh Nursantoso, dan Mustari. Sebagai mitra adalah Bapak Adi Apandi (Lurah P. Harapan), dan Bapak Ma’ruf (Pergunu).

Pengabdian difokuskan pada penguatan Pulau Harapan sebagai Desa Wisata melalui optimalisasi dan peningkatan kualitas manajemen UMKM. Sebagai desa wisata, maka potensi terbesar yang dimiliki oleh pulau Harapan, dan mungkin juga pulau-pulau wisata lainnya di kepulauan Seribu, adalah bagaimana hasil-hasil laut tersebut dikelola dan dikemas dengan baik untuk kemudian dipamerkan dan dipasarkan kepada para wisatawan (lokal dan mancanegara) yang datang berkunjung ke pulau Harapan yang sangat banyak, terutama pada hari-hari libur. Menurut data, tercatat setidaknya ada 57.908 wisatawan (lokal dan mancanegara) yang berkunjung ke kepulauan Seribu atau sekitar 9.384 per bulan.

Melihat potensi dan peluang yang ada, Tim Abdimas LPPM-UT mengagendakan 3 (tiga) program, yaitu: 1) peningkatan kompetensi dasar komputer; 2) pengelolaan UMKM; dan 3) pengelolaan pariwisata. Melalui ketiga program tersebut, diharapkan pengelolaan wisata pulau Harapan dapat dilakukan secara professional dan terpadu.

Peningkatan kompetensi dasar komputer difokuskan pada pelatihan dan pendampingan pembuatan media pemasaran menggunakan media-media digital seperti power point dan media sosial. Namun, keunggulan dari kedua media digital tersebut, terutama media sosial belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat P. Harapan untuk mempromosikan tempat wisata di sekitarnya Padahal Pulau Harapan merupakan salah satu tempat destinasi wisata yang memiliki keindahan alam yang luar biasa, yang perlu didukung dengan promosi dan publikasi yang optimal, oleh aparatur negara dan seluruh masyarakat yang ada di Pulau Harapan. Karenanya, mengenalkan pariwisata P. Harapan dengan media digital dapat men­ja­di strategi menarik untuk ber­saing dalam pariwisata dunia. Kedua media digital tersebut dipandang cukup mudah dibuat dan digunakan oleh masyarakat setempat. Apalagi akses internet di P. Harapan sangat baik dan stabil.

Foto: pelatihan Pembuatan Media Digital dan Mengolah Hasil Laut

Pengelolaan UMKM difokuskan pada pelatihan dan pendampingan para pelaku usaha mikro P. Harapan, yang umumnya adalah para Ibu-Ibu yang terhimpun di dalam Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). Untuk tahap awal, mereka dilatih dan didampingi untuk mengolah ikan menjadi bakso yang bisa dipasarkan/dijual kepada para wisatawan yang datang berkunjung ke pulau Harapan terutama pada hari-hari libur. Pelatihan selanjutnya akan difokuskan pada pengemasan dan pemasaran hasil-hasil laut agar bertahan lama dan bisa dipasarkan ke luar daerah.

Untuk mendukung pemasaran secara lokal, sekaligus pengelolaan pariwisata, Tim Abdimas LPPM-UT juga merencanakan pembuatan booth untuk pameran/pemasaran yang akan menjadi lapak bagi UMKM-UMKM yang akan memasarkan produk-produk unggulannya. Rencananya, booth akan didirikan di Kawasan Taman Terpadu yang tepat berada di lintasan jalan masuk menuju P. Seribu. Melalui pendirian beberapa booth ini, Tim berharap Kawasan Taman Terpadu akan Kembali pada fungsi utamanya sebagai pusat pameran dan pemasaran produk-produk unggulan lokal masyarakat P. Harapan. Selain itu, agar kawasan pameran dan pemasaran lebih tertata, dan terkonsentrasi.

Dalam amatan penulis, keberadaan Kawasan Taman Terpadu kurang dimaksimalkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat sebagai pusat destinasi pameran dan pemasaran. Masyarakat lebih tertarik untuk memajang dan memasarkan jualannya di sepanjang jalan masuk menuju pulau /atau jalan-jalan setapak bagian depan pulau dekat pantai. Kondisi ini selain kurang nyaman dan asri, juga mengganggu lalu-lintas kendaraan dan/atau pejalan kaki yang lalu lalang. Agar kawasan pameran dan pemasaran lebih tertata, terkonsentrasi, maka Tim memandang perlu merevitalisasi Kawasan Taman Terpadu sebagai pusat.

 

Tangsel, 19 September 2022

 

Ikuti tulisan menarik Mohammad Imam Farisi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler