x

Sumber: Pinterest

Iklan

Mohammad Imam Farisi

Dosen FKIP Universitas Terbuka
Bergabung Sejak: 17 Februari 2022

Kamis, 4 April 2024 21:15 WIB

Bagaimana Menetapkan Daya Tampung Perguruan Tinggi Jarak Jauh?

Berbagai ikhtiar memperbesar daya tampung PT telah dan sedang dilakukan, salah satunya melalui pendirian perguruan tinggi jarak jauh. Di berbagai negara cara seperti ini sukses dilakukan. Namun demikian apakah daya tampung PTJJ menjadi tak terbatas? Apa saja variabel-variabel yang harus diperhatikan agar layanan pendidikan tetap berkualitas?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Salah satu tantangan besar yang dihadapi pemerintah dari waktu ke waktu adalah memperbesar daya tampung perguruan tinggi (PT). Daya tampung adalah kapasitas Program Studi untuk menampung jumlah mahasiswa dalam proses pendidikan berdasarkan ketersediaan sumber daya manusia, infrastruktur pembelajaran, dan/atau laboratorium di PTN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendikbudrstek 48/2022). Besaran daya tampung setiap PTN ditetapkan dengan Keputusan Pimpinan masing-masing PTN.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan PT untuk memperbesar daya tampung. Yang saat ini sudah dan sedang dilakukan adalah rekrutmen mahasiswa melalui 3(tiga) jalur seleksi, yaitu seleksi nasional berdasarkan prestasi dan tes, serta seleksi secara mandiri. Jumlah dan persentase penerimaan mahasiswa untuk setiap jalur seleksi berbeda antara antara PTN Non-PTNBH dan PTN-BH.

Namun demikian, data menunjukkan jumlah mahasiswa Indonesia secara nasional masih rendah, jika dibandingkan dengan Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi (APK-PT). berdasarkan data BPS, dalam rentang waktu empat tahun terakhir (2020—2023), jumlah mahasiswa Indonesia hanya berada di kisaran 7—9 juta orang atau antara 30—31% dari APK-PT, di bawah Singapura, Thailand, dan Malaysia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Upaya lain yang telah dilakukan pemerintah untuk memperbesar daya tampung PT, juga meningkatkan daya jangkau ke calon mahasiswa di seluruh pelosok tanah air adalah melakukan cara dan pendekatan baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi yang telah ada. Dalam konteks ini, Universitas Terbuka (UT), sebuah PTN yang diselenggarakan dengan sistem belajar jarak jauh (SBJJ) didirikan. Sebuah sistem pendidikan yang dalam proses pendidikannya tidak tergantung pada ketersediaan infrastruktur dan sarana-prasarana fisik. Hal inilah yang menyebabkan daya tampung PT jarak jauh (PTJJ) lebih besar daripada daya tampung PT Tatap Muka (PTTM).

Berdasarkan data Wikipedia (2024), sejumlah PTJJ di dunia menempati peringkat atas universitas dengan jumlah mahasiswa terbanyak, yaitu Indira Gandhi National Open University (India) menempati peringkat ke-1 dengan jumlah mahasiswa 7.1 juta lebih. Anadolu University (Turki), menempati peringkat ke-3 dengan jumlah mahasiswa 1.9 juta. Allama Iqbal Open University (Pakistan) menempati peringkat ke-5 dengan jumlah mahasiswa 1 juta lebih. Bangladesh Open University (Banglades) menempati peringkat ke-7 dengan jumlah mahasiswa 650 ribu. Universitas Terbuka (Indonesia) menempati peringkat ke-8 dengan jumlah mahasiswa 600 ribu lebih.

Atas dasar realitas ini, sangat beralasan jika di berbagai negara di dunia, PTJJ kemudian dipandang sebagai solusi strategis dan prospektif untuk meningkatkan daya tampung dan daya jangkau pendidikan tinggi, termasuk Indonesia (Jalil, 1994). Sesuai data yang ada, keberadaan UT sebagai PTJJ di Indonesia mampu mengontribusi sebesar 6—8% dari daya tampung PT secara nasional.

Pertanyaannya kemudian adalah, apakah daya tampung PTJJ menjadi tidak terbatas (unlimited), atau ada aspek-aspek tertentu yang bisa menjadi penghitung untuk menentukan daya tampung PTJJ, sehingga layanan pendidikan yang diberikan layak dan berkualitas.

Seperti telah dikemukakan, ukuran daya tampung adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM), infrastruktur pembelajaran, dan/atau laboratorium. Ketiga variabel ini penting untuk mendukung dan memastikan bahwa penyelenggaraan proses dan pencapaian keluaran pembelajaran sesuai dengan standar nasional dan internasional. Ukuran ini juga berlaku pada institusi penyelenggara PTJJ, di samping variabel lain yang menjadi kekhasan dari PTJJ.

Sumber Daya Manusia. Pada PTJJ, SDM terpenting adalah pendidik, tidak hanya dosen tetap, tetapi juga dosen tidak tetap yaitu dosen yang direkrut untuk melaksanakan tugas tertentu pada waktu tertentu, termasuk dosen penulis Bahan Ajar Utama, dosen pemeriksa, dosen pembimbing, dan dosen penguji.

Selain itu, SDM pada institusi PTJJ juga ada tenaga pendidik lain seperti tutor, supervisor, instruktur, pembimbing yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan pendidikan (tutorial, praktik, dan/atau praktikum mahasiswa) dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan. Mereka direkrut dari dosen PT lain, professional, praktisi melalui proses, kriteria, dan persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara PTJJ.

Dengan demikian, pada PTJJ perhitungan daya tampung dari aspek SDM, BUKAN rasio jumlah dosen vs mahasiswa, melainkan rasio jumlah tutor (supervisor, instruktur, pembimbing) vs mahasiswa.

Daya tampung PTJJ akan dapat lebih besar lagi, jika memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Penggunaan teknologi AI dalam PTJJ diyakini dan terbukti memiliki peran penting dalam mendukung pembelajaran online yang lebih interaktif dan individual, mempersonalisasi materi pembelajaran, mengautomasi tugas-tugas rutin pembelajaran, dan membuat penilaian adaptif (Dogan, et al., 2023).

Infrastruktur pembelajaran. Infrastruktur pada PTJJ terkait dengan fasilitas dasar yang sangat dibutuhkan untuk mendukung terselenggaranya konektivitas pembelajaran digital (digital learning conectivity) (Izza, 2022). Infrastruktur pembelajaran pada PTJJ tidak hanya yang disediakan oleh penyelenggara PTJJ, tetapi juga yang disediakan oleh mitra penyelenggara PTJJ.

Infrastruktur PTJJ meliputi kelas pembelajaran (tutorial, praktik, praktikum), bahan dan sumber belajar, yang membutuhkan ketersediaan teknologi informasi, komunikasi, dan jaringan (TIKJ). Dalam konteks ini, setidaknya ada empat komponen TIK utama yang harus tersedia secara layak dan memadai dalam rangka mendukung kenyamanan, kecepatan, dan kemudahan pembelajaran mahasiswa, serta merupakan unsur terpenting dan vital dalam menentukan daya tampung PTJJ.

Keempat komponen TIK tersebut adalah: (1) server, untuk kebutuhan penyimpanan web, streaming media, file, mail, database, dll. dari seluruh bahan, proses, dan produk pendidikan mahasiswa PTJJ. (2) bandwith, untuk kebutuhan transfer data proses dan produk pembelajaran secara cepat, layak, dan aman. (3) aplikasi, untuk kebutuhan pengelolaan penyelenggaraan pembelajaran, praktik, praktikum, tugas, asesmen, dll. (Learning Management System) baik yang dilaksanakan secara synchronous maupun asynchronous, dan (4) jaringan internet yang dibutuhkan untuk menghubungkan keseluruhan proses interaksi, komunikasi, dan transaksi pendidikan yang menjangkau semua mahasiswa PTJJ.

Dengan demikian, perhitungan daya tampung pada PTJJ dari aspek infrastruktur pembelajaran terkait dengan kapasitas layanan maksimal dari infrastruktur virtual/digital vs jumlah mahasiswa, agar layanan pembelajaran bisa maksimal, nyaman, cepat, aman, dan berkualitas.

Laboratorium. Dalam kaitan ini laboratorium dimaknai sebagai fasilitas yang diperlukan oleh mahasiswa PTJJ untuk melakukan praktik/praktikum sesuai dengan kebutuhan program studi atau bidang ilmu yang dipelajari. Termasuk dalam pengertian laboratorium adalah ruang pustaka, ruang arsip, ruang komputer, dll. yang dibutuhkan oleh mahasiswa PTJJ untuk melaksanakan kegiatan praktik/praktikum.

Pada PTJJ, laboratorium ada yang yang bersifat fisik/nyata, ada juga “laboratorium maya” (virtual lab atau dry lab). Laboratorium maya merupakan bentuk tiruan dari sebuah laboratorium nyata yang digunakan oleh mahasiswa dan tutor/instruktur dalam proses pembelajaran guna memahami dan mendalami sebuah konsep keilmuan tertentu yang dipelajari. Seperti kedua komponen yang lain, laboratorium pada PTJJ selain disediakan oleh institusi/lembaga penyelenggara, juga disediakan oleh institusi/lembaga mitra.

Saat ini, selain UT, sejumlah institusi/lembaga lain yang juga telah mengembangkan laboratorium maya adalah Laboratorium Maya Kemendikbudristek, Laboratorium Maya PhET (Physics Education Technology) dari University of Colorado, laboratorium sains NOVA Labs, laboratorium pembelajaran STEM the Concord Consortium.

Fleksibilitas dalam penyediaan dan pengembangan SDM, infrastruktur pembelajaran, dan laboratorium yang bersifat virtual inilah yang menyebabkan daya tampung institusi/lembaga PTJJ jauh lebih besar/banyak daripada institusi/lembaga PTTM. Dengan demikian, keberatan yang dialamatkan kepada institusi/lembaga PTJJ seakan telah memonopoli dalam rekrutmen mahasiswa tidak pada tempatnya. Apalagi, institusi/lembaga PTJJ secara by-design memang didirikan oleh pemerintah untuk memperbesar daya tampung PT secara nasional.

Penting untuk diperhatikan, penetapan daya tampung pendidikan oleh institusi/lembaga PTJJ perlu dilakukan sebelum melakukan rekrutmen mahasiswa baru. Berapa jumlah mahasiswa semester berjalan (on-going students) dan berapa mahasiswa baru yang akan direkrut, perlu memperhitungkan kapasitas layanan pembelajaran maksimal yang bisa disediakan berdasarkan ketersediaan ketiga variabel tersebut. Hal ini penting, agar layanan pendidikan yang disediakan pada institusi/lembaga PTJJ layak, berkualitas, dan sesuai dengan atau bahkan melebihi standar nasional dan/atau internasional PT.

Ikuti tulisan menarik Mohammad Imam Farisi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu