x

Ilistrasi

Iklan

safitriani

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Bergabung Sejak: 7 April 2022

Rabu, 26 Oktober 2022 18:28 WIB

Ulasan Novel Segala yang Diisap Langit Karya Pinto Anugrah lewat Cover

Cover merupakan salah satu cara menilai sebuah buku. Novel Segala Yang DiisapLangit berisi kisah persaudaraan, kasih sayang, peperangan, dan kebiadapan

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Segala yang Diisap Langit merupakan judul novel yang ditulis oleh Pinto Anugrah. Karya setebal 144 halaman ini terbit pada tahun 2021 oleh Bentang Pustaka. Pinto Anugrah juga menerbitkan beberapa novel sebelumnya seperti novel Jemput Terbawa, yang terbit pada 2018 dan kumpulan cerita pendek Kumis Penyaring Kopi, yang terbit pada 2019. Pada 2019 menerima Residensi Penulis Indonesia ke Malaka-Malaysia yang diselenggarakan oleh Komite Buku Nasional (KBN) Kemendikbud, untuk menyelesaikan draf novelnya, A Famosa. 

Dilihat dari novel Segala yang Diisap Langit, novel ini masuk dalam kategori novel sejarah. Diceritakan mengenai adat istiadat yang melekat pada keluarga bangsawan minangkabau atau yang disebut Rangkayo dalam buku tersebut. selain itu, terdapat pula cerita mengenai zaman yang berubah yang awalnya sebuah kejayaan para bangsawan minangkabau yang hidup dengan balutan emas. Kemudian, zaman itu menurun dan akhirnya menuju zaman kekuasaan gerakan padri di Sumatera Barat. 

Berawal dari tanggapan mengenai sampul depan novel ini. Terdapat gambar matahari, bunga dan dua bulatan kecil di sisi kanan dan kirinya. Berdasarkan isi novel dapat diartikan bunga itu berarti perempuan. Perempuan yang menjadi tokoh utama di novel ini ialah Rabiah atau sering disebut Bungo Rabiah. Bungo Rabiah merupakan keturunan ketujuh dari keturunan Rangkayo. Berdasarkan nama sebutan itu (Bungo) dapat disimpulkan makna dari gambar bunga di sampul buku ini berarti Bungo Rabiah. Sedangkan di atas judul buku ini terdapat gambar matahari yang dapat diartikan kejayaan. Sebagaimana dalam cerita, terdapat bangsawan (Rangkayo). Tidak sampai di situ dalam novel pula terdapat Tokoh yang bernama Tuanku Tan Amo yang merupakan suami dari Bungo rabiah yang tak lain adalah keturunan kerajaan. Kemudian beralih pada gambar bulatan di sisi kanan dan kiri judul buku dapat diartikan sebuah bongkahan emas. Emas di zaman tersebut menjadi sebuah berkah. Emas merupakan hal yang mereka sembah. Kemudian pada sampul novel yang berwarna hijau ini terdapat suatu gambar yang menyerupai angin atau sesuatu yang diisap pada bagian atasnya. dengan hiasan awan di sekitarnya. Gambar tersebut dapat diartikan sesuatu yang menghabiskan, mengisap, dan mengakhiri. Dalam novel diceritakan mengenai Orang Putih atau Orang Islam. Dalam novel memang tidak dijabarkan bahwa orang-orang tersebut merupakan orang islam. Namun, terdapat kata-kata yang menjadi acuan bahwa yang dimaksud ialah Orang-Orang Islam. Masalahnya pada kalimat “... Buatlah kubu pertahanan di sana dengan masjid di tengah-tengahnya. Agar kau dekat dengan kampung halamanmu! Agar kau bisa mengingatkan orang-orang di kampung…”. Terdapat kata “Masjid” yang merupakan tempat ibadah orang yang beragama islam. Pada novel ini Orang-Orang islam tersebut disebut Kaum Padri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berlanjut pada bagian sampul belakang. Membaca dari sinopsis tersebut dapat kita temui bahwa inti dari kisah ini merupakan kisah mengenai sebuah adat istiadat atau kepercayaan masyarakat sekitar yang ingin dihentikan atau dipatahkan oleh tokoh utama. Sang tokoh utama bahkan siap menjadi istri kelima demi mendapatkan anak yang nantinya dapat menjadi bukti bahwa kepercayaan tersebut hanya mitos. Selanjutnya pada paragraf kedua terdapat kata penghalang. penghalang ini merujuk pada saudara laki-laki yang merupakan saudara kesayangan dari Bungo Rabiah yang bernama Magek. Alasan magek menjadi penghalang dikarenakan magek bergabung dengan kaum padri. Kaum Padri menganut kepercayaan bahwa menghisap candu, berjudi, sabung ayam, berzina dan kawin sedarah itu perbuatan keji yang mana orang-orang di daerah Lembah Datar menganggap hal itu sebagai kesenangan. Terjadilah pembantaian yang dilakukan oleh Magek Takangkang yang menghancurkan harta, adat, keluarga, dan masa lalu Bungo Rabiah. Melangkah di bagian paragraf ketiga. Paragraf ini menjadi pengacu untuk membaca novel dengan lengkap. Kalimat yang disusun oleh penulis begitu indah dan membuat para pembaca menerka-nerka apa kejadian sebenarnya dari novel tersebut. 

Dilihat dari sisi penulis, Pinto Anugrah merupakan keturunan minangkabau yang menyandang gelar adat Datuk Rajo Pangulu, datuk pucuk, persukuan di Minangkabau. Hal ini membuat kita mengerti bahwa seorang Pintu Anugrah pasti tau betul seluk beluk mengenai adat istiadat daerah Minangkabau. Selain itu dilihat dari karya yang telah ia buat, tak heran bila beliau membuat kisah-kisah yang menggugah mulut untuk membaca, membuat pikiran menerka-nerka dan rasa ingin tahu dari hati pembaca.

Berdasarkan hal yang telah dijelaskan dari awal, novel Segala Yang Diisap Langit merupakan novel yang sangat disarankan untuk dibaca. Novel dengan 144 halaman yang terbilang sedikit itu merangkum berbagai kisah dan sudut pandang. Terdapat banyak hikmah yang dapat diambil dari kisahnya. Cerita yang disajikan pula tidak berbelit-belit dan mudah dipahami. Selain itu, dari buku ini kita dapat mengenal beberapa bahasa daerah minangkabau

 

Ikuti tulisan menarik safitriani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu