x

Iklan

BOAS PATASIK

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Desember 2022

Rabu, 7 Desember 2022 06:05 WIB

Best Practice; Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik dalam Pembelajaran Fisika dengan Menerapkan Model PBL dan PjBL

Best Pratices ini berisi tentang bagaimana seorang guru dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran Fisika dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) Project Based Learning (PjBL). Pembelajaran dirancang sedimikian rupa dimana beberapa media pendukung dimanfaatkan agar pembelajaran lebih menarik dan peserta didik terlibat aktif secara langsung (student Centered) dalam proses pembelajaran. Adapun media yang di gunakan adalah Simulasi PhET sebagai alat simulasi virtual lab dan Quizizz sebagai aplikasi untuk kegiatan evaluasi. selain itu guru juga melakukan kegiatan Ice Breaking agar siswa tidak jenuh.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

BEST PRACTICES

"Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model PBL dan PjBL"

Penulis                                : Boas Patasik, S.Pd

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lokasi                                 : SMA Negeri 1 Sebatik Tengah

Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses                                                                pembelajaran Fisika

 

1. Situasi

Latar belakang masalah yang menjadi alasan dilaksanakannya praktik pembelajaran ini adalah;

  1. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran Fisika
  2. Guru belum maksimal dalam memanfaatkan model pembelajaran inovatif

Dari kedua poin diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher centered. Guru masih menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran dan seakan- akan menjadi satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. Peserta didik masih kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran yang seharusnya pembelajaran berpusat pada peserta didik atau student centered. Dampaknya peserta didik jenuh karena ruang gerak mereka dibatasi, mereka tidak percaya diri akan pengetahuan yang mereka miliki. Tidak sedikit peserta didik yang akhirnya tidak percaya diri menyampaikan pendapat mereka dalam forum-forum diskusi di kelas.

Permasalahan berikutnya adalah guru belum maksimal menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Penggunaan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakter peserta didik dan materi ajar membuat kegiatan pembelajaran tidak terarah dengan baik sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran tidak tercapai. Selain itu tidak sedikit juga guru yang hanya nyaman dengan metode ceramah. Kurangnya kesadaran akan perkembangan dunia digital semakin pesat dimana segala informasi dapat dengan mudahnya di akses oleh semua orang termasuk peserta didik membuat guru tidak memanfaatkan teknologi yang ada untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Begitu banyak media pembelajaran yang bisa dikembangkan agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Sehingga peserta didik pun lebih bersemangat karena selalu ada yang berbeda dalam setiap tampilan pembelajaran yang diberikan oleh guru.

Praktik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan, menurut saya banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya alami, sehingga praktik ini diharapkan selain bisa memotivasi diri saya sendiri juga diharapkan bisa menjadi referensi atau inspirasi bagi rekan guru lain.

Saya yang berperan sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan metode, media, dan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik  bisa tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

 

2. Tantangan

Guru, peserta didik dan seluruh stakeholder harus mampu bersinergi dalam mencapai kualitas pendidikan yang baik di suatu sekolah. Tanpa kerjasama yang baik maka mustahil sebuah lembaga pendidikan dapat mencapai tujuannya yaitu melahirkan peserta didik yang beriman, bertaqwa, berprestasi dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan.

Setelah dilakukan analisis terhadap kajian literatur dan wawancara, serta dikonfirmasi melalui kegiatan observasi, pengamatan dan pengalaman mengajar guru secara langsung dapat diketahui bahwa yang menjadi tantangan seorang guru untuk meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran Fisika adalah:

  1. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik siswa
  2. Pemilihan metode pembelajaran yang variatif sehingga peserta didik merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran
  3. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan menarik bagi peserta didik
  4. Cakap memanfaatkan IT dalam mengembangkan media yang interaktif dan
  5. Pengelolaan kelas yang baik untuk menumbuhkan motivasi belajar peserta didik melalui proses pembelajaran yang menyenangkan.

Tantangan dari peserta didik adalah masih kurangnya kesadaran memanfaatkan gadget sebagai alat belajar. Dampak dari pembelajaran online akibat wabah covid-19 selama kurang lebih dua tahun menyebabkan peserta didik ketergantungan gadget (handphone). Kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu untuk bermain game dan berselancar didunia media sosial. Sehingga untuk merubah itu semua butuh waktu dan pembiasaan baru.

Tantangan berikutnya adalah ketersediaan sarana dan prasarana sekolah. Kurangnya peralatan laboratorium membuat guru kesulitan dan terbatas dalam melakukan kegiatan praktikum. Selain itu sekolah juga harus memfasilitasi perangkat alat penunjang pembelajaran berbasis digital sehingga kedepannya dengan memanfaatkan berbagai teknologi dalam proses pembelajaran dunia pendidikan kita semakin modern sesuai dengan tuntutan sistem pendidikan era abad-21.

 

3. Aksi

Implementasi dari rencana yang telah dibuat dilakukan dalam dua pertemuan dengan materi yang berbeda yaitu Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal. Hal pertama yang dilakukan adalah mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada materi Tekanan Hidrostatis penulis menggunakan sintaks dari model pembelajaran PBL sedangkan materi Hukum Pascal menggunakan sintaks dari model pembelajaran PjBL. Dari kedua model ini diharapkan dapat membiasakan peserta didik untuk dapat terlibat aktif dalam pembelajaran, percaya diri, berpikir kritis, kreatif dan mampu mengomunikasikan hasil buah pikirannya. Pada materi Hukum Pascal dengan menggunakan model pembelajaran PjBL peserta didik diarahkan untuk membuat sebuah produk yaitu prototipe penerapan dari Hukum Pascal.

Proses pembuatan desain pembelajaran dilengkapi dengan berbagai media pendukung untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai sebagai jawaban dari masalah yang telah teridentifikasi dari latar belakang masalah. Desain pembelajaran yang penulis buat yaitu memanfaatkan aplikasi canva untuk pembuatan LKPD yang menarik, pembuatan soal evaluasi melalui Quizizz, dan kegiatan refleksi melalui google form. Penulis juga mendesain bahan materi pelajaran melalui power point. Selain itu penulis juga merancang sebuah percobaan melalui virtual lab (simulasi PhET).

Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini antara lain pengetahuan guru dalam menggunakan aplikasi, cara kerja alat praktikum dan juga alat seperti komputer/laptop dan jaringan internet.

 

4. Refleksi Hasil dan dampak

Setelah kegiatan pembelajaran dilakukan sesuai dengan desain yang dibuat dapat dilihat hasilnya bahwa peserta didik secara efektif terlibat langsung melakukan beberapa kegiatan praktikum sederhana baik itu secara langsung maupun menggunakan virtual lab (PhET dan rumah belajar). Melalui rancangan LKPD mereka pun diharapkan mampu untuk bisa mengomunikasikan melalui kegiatan presentasi hasil percobaan dan diskusi yang mereka lakukan secara berkelompok. Pada materi Hukum Pascal peserta didik secara berkelompok juga mampu membuat beberapa produk yaitu prototipe dari penerapan Hukum Pascal.

Dampak dari aksi dan langkah langkah yang dilakukan dirasa hasilnya efektif dan dapat dilihat dari:

  1. Penggunaam Media Pembelajaran Berbasis Digital sangat membantu pemahaman peserta didik pada materi Tekanan Hidrostatis dan Hukum Pascal.
  2. Pemilihan Metode yang variatif sangat efektif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik terlihat dari kegiatan siswa saat pembelajaran.
  3. Pemilihan Model pembelajaran PBL, PjBL menumbuhkan berfikir kritis peserta didik, terlihat dari adanya tanggapan, pertanyaan yang muncul saat melihat video motivasi dan permasalahan (literasi digital), saat kegiatan peserta didik dalam mengerjakan LKPD secara berkelompok dan menyajikan laporan hasil pengamatan.
  4. Kegiatan ice breaking juga cukup menstimulus peserta didik agar lebih rileks dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
  5. Desain kegiatan yang berpusat pada peserta didik sangat meningkatkan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran sehingga termotivasi untuk belajar.

Respon peserta terhadap kegiatan pembelajaran ini adalah mereka bisa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat saat kegiatan refleksi akhir pembelajaran dengan menggunakan Assesmen Diagnostik yang peserta didik isi melalui link google form bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajarannya menarik juga mudah dipahami.

Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat ditentukan akan penguasaan guru terhadap materi ajar, media pembelajaran, metode, model dan langkah-langkah pada rencana pelaksaanaan pembelajaran yang sudah dibuat.

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah penulis lakukan adalah seyogyanya guru lebih kretaif dan inovatif dalam memilih metode, model dan media pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar sesuai dengan yang diharapkan.

 

5. Dokumentasi

Link Video Praktik Pembelajaran dapat di akses melalui link berikut

a. Pembelajaran dengan menerapkan model PBL :   https://youtu.be/usNqS-sY00A

b. Pembelajaran dengan menerapkan model PjBL :   https://youtu.be/Qbuw-HLjsYk

 

Ikuti tulisan menarik BOAS PATASIK lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler