x

Iklan

anastasya sufiana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 10 Desember 2022

Minggu, 11 Desember 2022 06:45 WIB

Tersedak, si Pembunuh dalam Diam

Sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh kita ketika tersedak? Ketahui bagaimana kejadian tersedak bisa membunuh siapa saja tanpa membuat cedera.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tahukah kamu, bahwa banyak sekali orang yang meninggal dunia karena tersedak? Data yang ditunjukkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa di tahun 2011 telah terjadi sekitar 17.537 kasus tersedak pada batita. Padahal biasanya, kasus kematian mendadak yang kita sering dengar identik dengan serangan jantung atau strok. Namun faktanya, choking atau tersedak menduduki peringkat ke-4 sebagai kasus kematian terbanyak tanpa cedera. Apa, sih, yang sebenarnya terjadi ketika seseorang tersedak? Kok, cuma tersedak saja bisa sampai meninggal?
 
Tersedak adalah suatu keadaan darurat medis yang serius, dimana jalur napas kita tersumbat oleh benda asing seperti makanan, mainan, dan benda-benda kecil lainnya yang mudah tertelan. Inilah sebabnya mengapa jika kamu membeli mainan anak yang berukuran kecil sampai sedang, umumnya dibalik kemasannya terpampang tulisan tentang peringatan tersedak (choking hazard). Meskipun umumnya kasus tersedak dialami oleh balita, ternyata tersedak juga bisa dialami oleh orang dewasa, bahkan lansia. Tersedak mungkin terdengar sepele bagi orang awam, padahal kenyataannya sudah banyak sekali kasus tersedak yang berakhir dengan kematian.
 
Manusia memiliki dua saluran “pipa” utama di tenggorokan; yang pertama adalah trakea, untuk bernapas, dan yang kedua adalah esofagus, berfungsi sebagai saluran makanan dan minuman. Ketika makanan atau objek lain melewati jalur trakea, kita akan terbatuk-batuk sebagai bentuk refleks fisik. Batuk sebenarnya membantu kita untuk mengeluarkan benda asing yang menghalangi saluran pernapasan di dalam tenggorokan. Namun, pada beberapa kasus, tubuh tidak lagi mampu untuk menciptakan refleks batuk karena jalur napas telah tersumbat total.
 
Seramnya lagi, jika jalur napas telah tersumbat total, korban tidak akan menunjukkan tanda yang terlalu menonjol, mengakibatkan kasus tersedak menjadi sulit terdeteksi oleh orang di sekitar yang seharusnya berperan penting untuk membantu. Dengan kata lain, kita tidak akan bisa bernapas sama sekali saat tersedak. Bernapas tentu adalah hal yang krusial bagi setiap makhluk hidup. Kehilangan kemampuan bernapas secara normal berarti kita juga akan kehilangan kemampuan untuk berbicara. Maka tidak heran jika banyak sekali balita yang menjadi korban tersedak, mengingat kemampuan berbicara dan berkomunikasi non-verbalnya belum sempurna. Lalu mengapa orang dewasa dan lansia juga tetap berpotensi untuk tersedak?
 
Banyak sekali kegiatan sehari-hari yang bisa memicu terjadinya choking atau tersedak. Makan sambil tertawa, menelan makanan yang terlalu besar dan belum dikunyah dengan baik, merupakan hal sepele dan juga termasuk ke dalam keseharian manusia dewasa yang bisa berakibat fatal. Selain itu, menurut jurnal yang diterbitkan oleh Dolkas dan rekan-rekannya pada tahun 2007, penyebab tersedak paling umum pada orang dewasa juga karena konsumsi alkohol. Seperti yang terjadi pada salah satu personil boyband Boyzone dari Irlandia yang bernama Stephen Gately. Vokalis utama dalam grup vokal laki-laki ini meninggal dunia di tahun 2009 setelah sebelumnya diketahui mengonsumsi alkohol kemudian muntah dan tersedak saat tidur.
 
Sedangkan pada orang lansia, kasus tersedak tentu dilatarbelakangi oleh faktor penuaan. Semakin bertambahnya usia, otot juga akan melemah, termasuk otot yang terletak di area tenggorokan. Alhasil, menelan makanan yang terlalu keras atau kering akan menjadi sangat sulit. Pemakaian gigi palsu juga meningkatkan potensi tersedak. Kejadian serupa terjadil di Singapura beberapa tahun yang lalu. Seorang kakek sepuh berumur 75 tahun meninggal dunia dalam hitungan menit karena tersedak gigi palsunya yang ikut tertelan saat ia meminum susu. Istrinya sempat panik dan meminta pertolongan, namun naas, sang suami telah kaku membiru tepat ketika ambulans sampai di tempat kejadian perkara. Memprihatinkan, bukan?
 
Setelah tahu bahaya dan fatalnya tersedak, penting bagi kita untuk mempelajari tanda-tanda awal dan cara menolong orang yang tersedak. Pertama, perhatikan tanda universalnya. Orang yang tersedak dan sudah tidak bisa batuk akan memegang lehernya dan mengeluarkan suara yang minim, atau tidak sama sekali bergerak maupun bersuara. Biasanya kulit juga akan terlihat membiru akibat oksigen dalam tubuh yang menurun secara drastis. Ingat, tersedak terjadi dalam keheningan. Bersyukurlah jika masih bisa terbatuk atau bersuara, karena artinya tubuh masih bisa melakukan refleks untuk menyelamatkan diri sendiri.
 
Heimlich Manuever adalah cara yang paling umum dan bisa dibilang merupakan cara terbaik untuk menangani kasus tersedak. Cara ini bisa dilakukan untuk menolong orang lain, dan bisa juga dilakukan secara mandiri ketika kita tersedak dan tidak ada siapa-siapa di sekitar kita yang bisa membantu kita. Heimlich Manuever juga cukup sederhana untuk dipraktekkan selama kita tidak panik. Langkah pertama yaitu pastikan posisi kita berada di belakang orang yang tersedak, kemudian dengan telapak tangan yang mengepal, lingkarkan kedua tangan di pinggang korban. Arahkan korban sedikit membungkuk kedepan lalu genggam erat kepalan itu dengan tangan yang lain dan tekan kuat-kuat ke arah perut dengan cepat, seperti ingin mengangkat korban dari permukaan lantai.
 
Untuk penanganan mandiri, langkah yang dilakukan tidak jauh berbeda. Buat kepalan dengan satu tangan, lalu letakkan ibu jari dari kepalan itu diantara tulang rusuk dan pusar. Pegang kepalan tangan tersebut dengan tangan lainnya, posisi kedua lengan melingkar di pinggang. Dorong atau tekan kuat-kuat dengan gerakan yang cepat sampai objek penyumbat keluar dan saluran napas kembali terbuka. Heimlich Manuever tidak perlu dioperasikan pada orang yang masih bisa batuk saat tersedak.
 
Tersedak bisa terjadi pada siapa saja tanpa memandang umur maupun jenis kelamin. Muda, tua, remaja, bayi, perempuan dan laki-laki, semua memiliki potensi yang sama untuk tersedak. Penting bagi kita semua untuk tanggap dalam mengenali gejala awal dan mempelajari penanganannya. Siapa tahu, ketanggapan dan ketangkasan kita dalam menangani situasi darurat dapat menyelamatkan nyawa manusia, dan siapa tahu juga, ternyata nyawa tersebut adalah nyawa kita sendiri.

 

Ikuti tulisan menarik anastasya sufiana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu