Pintamu

Senin, 19 Desember 2022 19:08 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Cinta acap kali menjadi beban dalam hidup ketika yang dicintai selalu menuntut.

Apalagi yang kaupinta

ketika darah hanya tarian semu

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

alirannya menuju bentangan cakrawala

bukan ke sungai, apalagi samudera

hutan-hutan menangis

pohon-pohon melepas rantingnya

tak ada yang tersisa

menghiba tubuh yang menuju senja.

 

Apalagi yang kaupinta

saat jantung tinggal hembusan masa lalu

suaranya lirih tanpa rasa

tersendat, berderak di antara tenggorokan

angin mengalir gegas ke Selatan

sekejap saja berbalik ke Utara.

 

Apalagi yang kaupinta

air mata telah mengering di musim hujan

mengisi kawah Merapi dalam gelegak

hawanya menebar belerang

menyesakkan nafas para penggali di puncaknya

kematian dalam kematian pun kaupinta

akan kucarikan darah di semak-semak

akan kubelikan jantung baru di pasar loak

akan kukumpulkan air mata dari celah sungai

: meski aku tak tahu apa yang harus kuberikan padamu

Lampung - Magelang, 2022

Ilustrasi: agnali-3087927/pixabay

Bagikan Artikel Ini
img-content
Mukhotib MD

Pekerja sosial, jurnalis, fasilitator pendidikan kritis

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler