x

Iklan

Sulaiman Savero

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Desember 2022

Kamis, 22 Desember 2022 12:42 WIB

Mengapa Sesama Pelajar Saling Tawuran?

artikel ini menjelaskan tentang tawuran

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tawuran merupakan hal yang tidak asing  bagi masyarakat Indonesia. Tawuran sering kali dilakukan pada sekelompok remaja seperti pelajar, mahasiswa, maupun warga. Tawuran juga merupakan penyelesaian masalah dengan cara kekerasan yang merugikan banyak pihak. Tak jarang tawuran menelan korban luka bahkan nyawa akibat kebrutalannya.

Mirisnya, tawuran banyak dilakukan oleh pelajar yang masih tergolong dibawah umur yakni remaja setingkat SMP dan SMA. Mereka  tak ragu membawa senjata tajam dan melukai korbannya hingga tewas. Biasanya tawuran baru akan bubar ketika warga sekitar ikut campur atau polisi datang menangkap para pelaku. Namun karena masih di bawah umur hukuman yang diberikan pun biasanya hanya pembinaan saja  

            Pengertian tawuran menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan secara beramai-ramai. Tawuran adalah perkelahian antar pelajar dan merupakan salah satu perbuatan yang sangat tercela yang dilakukan oleh seorang atau kelompok pelajar kepada pelajar lain atau kelompok pelajar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Tawuran merupakan perkelahian massal, dari kelompok mana pun, usia berapa pun, bisa dikatakan sebagai tawuran. Beberapa pendapat mengatakan bahwa tawuran adalah suatu kegiatan interaksi yang saling merugikan, karena satu kelompok dengan kelompok yang lain berusaha saling menyakiti secara fisik baik dengan menggunakan alat atau tanpa menggunakan alat.

Kasus tawuran pelajar hampir pernah terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Kasus tersebut sering terjadi di kota besar. Namun, tidak menutup kemungkinan tawuran terjadi di kota-kota yang lebih kecil. Banyak sekali faktor penyebab dari terjadinya tawuran, diantaranya sebagai berikut :

  1. Masa labil pada remaja

Dimasa labil ini, bagi para remaja akan mudah terhasut oleh teman dan orang-orang disekitar. Oleh karena itu kita harus memilah dan memilih teman yang baik untuk kita agar dapat memberikan kita himbauan jika kita melakukan perbuatan yang salah.

 

  1. Kurangnya perhatian orang tua

Dalam hal ini orang tua harus bisa mengawasi dan memberi peringatan kepada anaknya agar tidak ikut terlibat kedalam kelompok tawuran dan orang tua juga harus berani memberi sanksi jika anaknya ikut terlibat dalam hal tersebut.

 

  1. Adanya kesalahpahaman antar kedua pihak

Adanya kesalapahaman dari kedua belah pihak dapat menimbulkan terjadinya beberapa konflik. Salah satunya adalah tawuran. Baik pelajar, mahasiswa, maupun warga. Konflik tersebut termasuk konflik kekerasan yang dapat dipidanakan bagi orang yang ikut terlibat.

 

  1. Kurangnya ketegasan peraturan sekolah

Timbulnya kasus tawuran pada pelajar juga bisa disebabkan oleh kurangnya ketegasan peraturan sekolah dari para pendidik, karena masih tingginya toleransi dari pihak sekolah. Maka untuk itu disarankan kepada para pendidik untuk lebih mampu memberikan ketegasan kepada para siswa dalam merealisasikan peraturan yang sudah dibuat dan ditetapkan oleh sekolah.

Untuk mengatasi terjadinya tawuran dibutuhkan beberapa tokoh seperti orang tua, guru, masyarakat serta pengarahan dari pihak kepolisian. Selain itu kita juga harus memberi contoh kepada pelajar dampak dari tawuran itu sendiri. Seperti jumlah korban jiwa dan jumlah korban luka-luka serta mengingatkan bahwa kita sesama manusia harus saling menghargai dan menghormati. Selain itu ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua atau guru untuk mencegah terjadinya tawuran. Seperti menanamkan bahwa penyelesaian masalah tidak hanya dengan kekerasan tetapi juga bisa diselesaikan dengan kekeluargaan atau dengan seksama.

Kemudian upaya yang dapat dilakukan oleh guru pendidik yaitu memberikan pembinaan kepada seluruh siswa ketika upacara berlangsung, memberi himbauan, serta memberikan pesan moral atau kata-kata bijak yang bertujuan agar para siswa mengerti, memahami, sekaligus dapat menerapkan di kehidupannya. Selain itu juga guru pendidik bisa masuk ke kelas-kelas untuk memberikan bimbingan, khusus bagi kelas yang kebanyakan siswanya mengikuti tawuran.

Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal di luar dugaan yang kemungkinan akan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Peran orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika melakukan kesalahan. Selain itu, guru sebagai pendidik juga bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi siswa yang lebih baik. Begitu pun dalam mencari teman. Anak harus diberikan pengarahan oleh orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Dan juga masyarakat sekitar harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya.

Tawuran sering terjadi di kalangan pelajar, mahasiswa dan warga akibat dari kesalahpahaman dan mengakibatkan korban luka-luka dan korban meninggal dunia. Oleh karna itu budaya tawuran harus kita stop agar tidak memakan banyak korban dengan cara membina, memberi contoh akibat dampak tersebut. Serta menanamkan rasa saling menghormati dan menghargai kepada penerus bangsa.

Ikuti tulisan menarik Sulaiman Savero lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu

Terpopuler

Penumbra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

20 jam lalu