x

aksi nyata budaya positif ihsan mabruri di sd negeri i bugeman

Iklan

Ihsan Mabruri

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Selasa, 7 Februari 2023 12:46 WIB

Aksi Nyata Budaya Positif CGP Angkatan 7 di SD Negeri I Bugeman

artikel ini mengulas pelaksanaan diseminasi Aksi Nyata Budaya Positif CGP Angkatan 7 di SD Negeri I Bugeman. mengulas apa saja kegiatan yang dilaksanakan sebagai pembiasaan dan budaya positif yang melekat di sekolah sd negeri i bugeman

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Menciptakan manusia yang terpujiperbuatannya dan teruji pengetahuannya adalah salah satu tujauan pendidikan nasional. Seperti yang tertuang pada UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Faktanya, dalam melaksanakan tujuan pendidikan nasional ibarat masih jauh tungku dari api. Pendidikan yang dilakukan lebih banyak meningkatkan kemampuan ilmu pengetahuan saja, aspek lain dalam pendidikan nasional seperti akhlak mulia masih belum banyak dikembangkan sebagai suatu tujuan yang diprioritaskan.

Sebuah kasus siswa yang memukul guru di salah satu sekolah di Kupang, menjadi contoh bagaimana akhlak belum tercapai dalam memenuhi tujuan pendidikan nasional. Seperti yang diberikan Merdeka Pos tanggal 22 September 2022 bahwa salah satu SMA Negeri 9 Kupang menghajar Ibu Guru sampai berdarah karena tidak diterima setelah Hpnya diambil oleh ibu guru (Merdeka Pos, 22 September 2022)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari kasus-kasus tersebut nyatalah bahwa diperlukan sebuah sistem pendidikan yang tidak hanya mengedepankan pengetahuan, tetapi juga mengutamakan penguatan karakter. Implementasi program penguatan karakter yang tertuang dalam Permendikbud no. 20 tahun 2018 mencakup enam poin, yaitu bertaqwa dan berakhlak mulia, berkebhinakan global, gotong royong, mandiri, kreatif dan kritis. Keenam aspek penguatan karakter tersebut dikembangkan sebagai suatu budaya positif.

Pengembangan budaya positif sangat diperlukan karena budaya positif mampu menumbuhkan dorongan dari dalam diri anak sehingga menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta akhlak mulia.

Pentingnya dorongan dari dalam diri atau disebut motivasi intrinsik adalah adalah anak tidak lagi melakukan suatu aktivitas kebaikan karena alasan mengharapkan imbalan atau pujian bahkan untuk menghindari hukman atau ancaman.

Anak menjadi sadar akan manfaat dari suatu aktivitas kebaikan itu, melakukannya secara disiplin yaitu dengan komitmen dan konsisten, sehingga terbentuklah budaya dari dalam diri anak.

Proses penumbuhan kesadaran dari dalam diri anak bisa dilakukan dengan pemahaman dan pembiasaan. Anak yang sudah memahami nilai-nilai kebaikan serta manfaat dari suatu aktivitas kebaikan, tentu akan melaksanakannya tanpa perintah orang lain. Salah satu contoh adalah kebiasaan makan dan minum sambil duduk. Makan sambil duduk adalah salah satu adab yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW.

Manfaat makan sambil duduk menurut dr. Jangda seperti yang diulas oleh Kompas.com diantaranya adalah membantu proses pencernaan, meningkatkan sirkulasi darah ke perut, mencegah makan berlebih.

Maka, anak yang sudah memahami manfaat tersebut akan memilih makan sambil duduk tanpa diperinah atau mengharapkan pujian orang lain. Pembiasaan anak seperti itulah yang dilakukan di SD Negeri I Bugeman.

SD Negeri I Bugeman adalah sebuah sekolah yang terletak di Kabupaten Situbondo. Sebagai daerah yang mendapat julukan sebagai "Kota Santri" dan "Bumi Shalawat Nariyah", nilai-nilai kebajikan yang ditanamkan oleh masyarakat desa di SD Negeri I Bugeman adalah nilai ketaqwaan pada Tuhan Yang Maha Esa dan Cinta kepada Nabi Muhammad SAW melalui pengamalan sunnah atau kebiasaan hidup Nabi Muhammad SAW.

Sehingga pembiasaan yang dilakukan di SD Negeri I Bugeman adalah aktivitas-aktivitas yang mendukung pengamalan sunnah Nabi Muhammad SAW dan peningkatan ketaqwaan anak kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Adapaun pembiasaan yang telah dilakukan oleh SD Negeri I Bugeman diantaranya adalah Sedekah Jumat. Sedekah jumat adalah kegiatan anak menyisihkan sebagian uangnya uang disedekahkan pada hari jumat. Hasil pengumpulan sedekah ini akan dibagikan kepada siswa yang terkena musibah atau untuk aktivitas peduli bencana nasional.

Nilai yang ditanamkan pada pembiasaan ini adalah kepedulian. Siswa dibiasakan untuk rela menyisihkan sebagian uangnya untuk dibagikan kepada orang lain karena mereka peduli atas nasib buruk atau musibah yang diderita orang lain.

Pembiasaan lain yang dilakukan untuk menumbuhkan Budaya Positif anak adalah Shalat dhuha, menjenguk teman sakit, membuang sampah pada tempatnya, santun dalam bertutur kata, disiplin waktu, makan dan minum sambil duduk.

Menumbuhkan kesadaran dari dalam diri siswa adalah suatu proses panjang dan memerlukan dukungan dari lingkungan anak maupun lingkingan sekolah. Lingkungan sekolah sebagai sarana siswa mengenal dan memahami nilai-nilai kebaikan yang ingin ditanamkan. Lingkungan sekolah yang dimaksud tentu saja tidak hanya sekolah formal, tetapi juga sekolah TPA.

Sedangkan lingkungan rumah menjadi sarana untuk anak menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai kebaikan yang sudah mereka peroleh. Lingkungan rumah tentu saja mencakup di dalam rumah, maupun di lingkup lingkungan sekitar.

Ikuti tulisan menarik Ihsan Mabruri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

10 jam lalu

Terpopuler