x

ilustr: Live Science

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 14 Februari 2023 19:51 WIB

Kata Rumi dan Ghazali Dunia Adalah Kenyataan yang Menyesatkan

Dunia ini nyata tapi bisa menyesatkan. Bisa juga tidak. Tergantung cara kita menyikapi. Rumi mengatakan apapun yang belebihan adalah racun. Harta dan kekuasaan yang berlebihan berdampak buruk pada manusia. Maka dia sarankan agar hidup tidak berlebihan. Tapi bagaimana batasannya? Rumah dan kendaraan apakah yang cocok agar pas--tidak berlebihan tapi juga tidak kekurangan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Dunia adalah kenyataan, bukan khayalan.  Tidak ada yang bisa membantah fakta ini. Meskipun demikian sebagian orang tidak menyadari bahwa fakta ini, kenyataan ini, bisa juga menyesatkan.  Mungkin kalimat itu terasa aneh sekali. 

Saya kaya raya dan berkuasa.  Saya tidak kekurangan apapun. Harta saya berlebih. Saya sukses. Maka saya layak menjadi panutan dan teladan.  Orang lain harus mengikuti dan meneladani saya.  Demikian mungkin anda berpikir.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Rumi salah satu kesulitan yang menyebabkan banyak orang salah sangka kepada dunia adalah adanya paradoks dalam kehidupan. Maka dia mengingatkan agar orang tidak tertipu oleh paradoks kehidupan ini.  Dalam sebuah puisi dia sampaikan beberapa paradoksnya. Intinya ketika orang mengejar kejayaan duniawi dengan tujuan ingin mendapatkan kebahagiaan kadang justru tersesat dalam keruwetan.

Manakala kejayaannya dicapai dengan menghalalkan segala cara, dengan melanggar banyak aturan Tuhan dan aturan negara maka dia bagaikan orang yang akan ke utara tapi justru sampai di selatan.  Maka dia sarankan kita agar menghambakan diri dan taat serta pasrah diri kepada Allah SWT.  Pasrah diri bukan berarti diam saja tapi mentaati dan menerima apapun takdirNya.

Orang yang mengutamakan harta benda di atas segalanya lantas menghalalkan segala cara itu ibarat orang yang terpenjara.  Bukan secara fisik tapi jiwanya yang terpenjara oleh miliknya, oleh nafsunya, oleh setan.  Kata Rumi sejatinya orang yang terpenjara itu memegang kuncinya.  Jadi sejatinya mudah saja dia membebaskan diri dari penjara itu.  Kuncinya adalah mengabdikan diri kepada Allah swt. 

Orang yang menikmati kemerdekaan sejati adalah orang yang menjadi abdi Allah saja, bukan mengabdi kepada harta duniawi.  Dia akan bebas dari perbudakan kepada harta. Jangan salah tafsir.  Ini bukan anjuran untuk miskin.  Bukan anjuran untuk tidak memiliki apapun.  Manusia hidup membutuhkan harta. Jadi sebaiknya manusia memiliki semua kebutuhannya.  Utamanya dia tidak diikuasai harta sehigga tidak melangar aturan Tuhan untuk mencarinya.   

Imam Ghazali mengambarkan orang yang melanggar aturan Tuhan untuk mencapai kejayaan adalah orang yang menganiaya dirinya sendiri.  Allah swt tidak pernah menganiaya mahlukNya sedikitpun.

Rumi juga mengatakan bahwa apapun yang belebihan adalah racun.  Harta, kekuasaan yang berlebihan malah justru bisa berdampak buruk pada manusia.  Maka dia sarankan agar kita hidup tidak berlebihan.  Agak susah memang mencari bentuknya yang pasti.  Rumah dan kendaraan apakah yang cocok untuk saya agar pas? Tidak berlebihan tapi juga tidak kekurangan. 

Kunci melihat kesejatian agar tidak tersesat adalah hati yang memiliki potensi besar ibarat samudera, kata Rumi lagi.  Maka dia sarankan memakai hati dalam mendekati Allah SWT.  Akal pikiran memang perlu juga dipakai.  Jadi kombinasinya akan menjadikan manusia linuwih atau memiliki kelebihan.  Ini kata Nelson Mandela, tokoh Afrika Selatan yang membebaskan negrinya dari rejim rasis.

Semua kutipan Maulana Jalaludin Rumi, Al Ghazali, dll sudah saya tulis dalam artikel saya sebelumnya.  Banyak kata kata indah Rumi yang mengingatkan kita untuk melihat kesejatian. Antara lain dia katakan agar melihat bulan yang di langit, bukan bayangannya di telaga.  Burung yang sudah lepas dari sangkarnya tidak akan mau lagi memakan remah di sangkarnya.  Inilah ibarat orang yang sudah merdeka dari hawa nafsunya tidak akan mau lagi mencari rejeki dengan cara kotor.  

Berwisata adalah salah satu cara belajar dari kelebihan dan kesalahan orang lain. Inilah salah satu perintah Allah di dalam Al Qur’an.  Tentu saja idealnya adalah wisata yang dikelola oleh perusahaan dan tour leader yang profesional agar Anda mendapat manfaatnya yang maksimal.  Pembelajaran yang didapat bisa bermacam macam.  Salah satunya juga untuk meningkatkan keimanan dan mentransformasikan diri menjadi manusia yang lebih baik, yang lebih bermanfaat kepada sesama.

Setelah kita menjadi hamba Allah yang baik maka kita akan mendapat panduan dalam perjalanan hidup ini. Maka kita akan melewati jalan hidup yang benar. Tujuan kita benar. Kita tidak nyasar.  Memang belum tentu kita lantas menjadi milyuner atau penguasa. Belum tentu harta kita berlebih dan kuasa kita besar. Bisa saja kita sekedar menjadi seorang yang berprofesi biasa saja. Tapi dengan profesi itu kita memberi manfaat kepada diri sendiri, keluarga dan masyarakat.

Dengan panduan dari Allah swt kita tidak akan mengejar harta dan kuasa dengan melanggar segala aturan Allah.  Dengan kata lain kita tidak akan tertipu oleh gemerlapnya dunia.  Kita tidak akan tertipu, kita tidak akan tersesat oleh kemegahan dunia.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler