x

Tempat menanam selain pot dan polybag

Iklan

Anita Rakhmi Shintasari

Guru BK SMPN 22 Semarang-Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Senin, 20 Maret 2023 14:42 WIB

Dengan Urban Farming Tingkatkan Ketahanan Pangan Sejak Dini

Kota Semarang bersama Walikota yang baru yang biasa disapa Mbak Ita sedang giat menggalakkan program urban farming. Bahkan kegiatan ini menjadi salah satu even yang dilombakan pada bulan Maret 2023.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kegiatan urban farming menjadi salah satu agenda yang menarik di Kota Semarang. Hampir seluruh SKPD dan lapisan masyarakat bergerak bersama untuk menanam beragam tanaman pangan (sayur, buah dan palawija). Berbagai teknik menanam juga menjadi daya tarik dari kegiatan ini. 

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat akan dapat bertahan hidup dengan menyediakan sendiri tanaman pangan dari lahan yang ada dirumah atau lingkungan sekitar. Tidak hanya masyarakat, tetapi disetiap sekolah dari jenjang TK sampai SMP semua dilibatkan dalam gerakan ini. Dengan mengikuti kegiatan ini, anak-anak akan terbiasa untuk menanam, merawat tanaman pangan dan juga mampu mengolah hasil budidayanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Planter Bag

Inovasi di bidang pertanian diharapkan dapat bermunculan, seperti teknik menanam dengan menggunakan polybag, aquaponik maupun hidroponik, vertikultur maupun memanfaatkan planter bag. Aneka tanaman pangan, baik sayuran, buah dan  palawija dibudidayakan dalam beragam teknik. Ide-ide kreatif bermunculan dalam gerakan ini. Anak-anak yang dilibatkan secara langsung juga merasa antusias dan menyambut dengan semangat.

Selain inovasi dibidang pertanian, inovasi dalam budidaya ikan juga bermunculan, diantaranya melalui budidamber. Teknik budidamber ini cukup efisien diterapkan diperumahan dengan lahan sempit, karena cukup modal sebuah ember, sudah dapat menanam sayuran sekaligus memelihara ikan.

Dari kegiatan urban farming, beragam inovasi olahan hasil budidaya juga bermunculan. Diantaranya di SMP Negeri 22 Semarang, memilih produk unggulannya adalah Keripik Labu Siam. Menurut Ibu Kepala Sekolah Dra. Rini Rusmiasih, M.Pd., labu siam yang ditanam di SMP Negeri 22 Semarang hasilnya cukup melimpah. Selain dijual dalam bentuk sayuran, labu siam yang sudah tua dan tidak layak dijual sebagai sayur akhirnya diolah menjadi keripik dan dipasarkan. Teksturnya yang lembut dan renyah menyerupai kentang menjadikan keripik ini banyak diminati. Meskipun saat ini jumlah produksi masih terbatas, tetapi produk ini diyakini akan dapat merebut pasar, apalagi belum banyak yang memproduksi. 

Mengingat banyaknya manfaat dari kegiatan urban farming ini, maka sayang jika hanya berhenti dalam perlombaan saja. Idealnya kegiatan ini dapat berlanjut dan menjadi kebiasaan bagi siswa sehingga mereka memiliki kesadaran untuk menciptakan ketahanan pangan sejak dini.

 

 

Ikuti tulisan menarik Anita Rakhmi Shintasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler