x

Iklan

Hana Odelia

Mahasiswa Studi Kejepangan Universitas Airlangga
Bergabung Sejak: 9 April 2023

Senin, 10 April 2023 14:33 WIB

Kanreki (還暦), Permulaan Baru di Tahun ke-60 di Jepang

Perayaan Kanreki, atau peringatan ulang tahun ke-60 di Jepang.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Perayaan Kanreki (還暦) adalah peringatan hari jadi usia ke-60 seseorang yang dirayakan di Jepang. Awalnya, perayaan ini memiliki kilas balik yang berasal dari kebudayaan Cina yang kerap dikenal dengan nama Jiazi. Kanreki juga dikenal di Korea sebagai Hwangap. Perayaan Kanreki masuk ke Jepang pada zaman Nara(tahun 710 sampai 784 masehi) dan kebanyakan dirayakan oleh kaum bangsawan yang berstatus tinggi. Namun sekarang, siapapun dari lingkup sosial mana saja bisa memilih untuk merayakan Kanreki atau tidak karena tingkat ekspektansi hidup masyarakat pada masa kini sudah jauh lebih tinggi.

Ketimbang dipandang sebagai hari seseorang menua karena bertambahnya usia, perayaan hari jadi ke-60 ini dianggap sebagai hari dimana seseorang terlahir kembali untuk melalui permulaan baru. Menurut kalender shio Cina yang masuk ke Jepang pada tahun 604 masehi, bila seseorang telah menginjak usia 60 tahun dalam kehidupan maka seseorang itu dianggap telah melalui siklus tahun shio sebanyak lima kali dan telah kembali ke tahun yang sama yang memiliki shio tahun lahirnya.

Contoh, ketika seseorang lahir di tahun kelinci, butuh 60 tahun lagi untuk menginjak tahun kelinci berikutnya. Kata “Kanreki” artinya dapat dibedah menjadi 還kan (kembali) dan 暦reki (kalender). Kesimpulannya, ketika seseorang menginjak usia 60 tahun, maka itu dipandang sebagai kesempatan untuk memulai kehidupan dari awal lagi.    

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kanreki biasanya diselenggarakan oleh pihak keluarga dari orang yang berulang tahun. Perayaan ini biasanya dilaksanakan dengan mengenakan topi dan rompi merah selama berlangsungnya acara. Topi dan rompi berwarna merah yang dikenakan ini memiliki dua arti: pertama, warna merah adalah warna yang melambangkan perayaan, kesuksesan, dan keberuntungan. Kedua, panggilan bagi bayi di Jepang adalah aka-chan(赤ちゃん) atau “si merah”, yang mana menyimbolkan bahwa telah terlahir kembali. Perayaan ini biasanya diatur oleh pihak keluarga yang berulang tahun.

Di dalam Kanreki biasanya ada acara perjamuan makan di mana orang yang merayakannya duduk di atas bantalan berwarna merah yang terletak di ujung meja perjamuan (biasanya disebut zabuton 座布団). Dalam perjamuan makan ini, berbagai macam makanan yang dihidangkan mayoritas juga bertema merah. Selain enak, hidangan yang disajikan juga memiliki arti dan simbolnya masing-masing.

Sekihan(赤飯)

Sekihan bila diartikan secara harafiah artinya nasi merah. Hidangan ini merupakan campuran beras dan kacang azuki(di Hokkaido menggunakan kacang amanatto) yang dimasak bersamaan menjadi nasi.Hidangan ini juga disajikan di beberapa perayaan lain seperti Obi-iwai(ritual kehamilan pada bulan ke-lima untuk mengharapkan kelacaran persalinan)karena memiliki makna keberuntungan.

Udang atau Lobster

Sajian udang atau lobster juga kerap dihidangkan pada perayaan Kanreki, karena selain berwarna merah, ekor dari udang atau lobster yang melengkung dianggap membawa umur yang panjang bagi orang yang merayakan Kanreki.

Kue Ulang Tahun

Kue ulang tahun biasanya juga disajikan selayaknya perayaan ulang tahun di barat, namun kue ulang tahun ini juga diberi dekorasi yang bermakna seperti tsuru(鶴) atau burung bangau putih dan kura-kura merah yang melambangkan kebijaksanaan, kemuliaan, serta harapan agar orang yang berulang tahun dapat berumur panjang.

Selain perjamuan makanan, di dalam rangkaian acara Kanreki juga terdapat pemberian hadiah atau kado pada yang berulang tahun. Umumnya, kado yang diberikan juga memiliki nuansa warna merah. Para tamu yang menghadiri acara Kanreki ini juga diberi hadiah komemoratif dari pihak keluarga penyelenggara. Hadiah yang diberikan kepada para tamu yang datang ke perayaan ini biasanya bervariasi, biasanya suvenir yang diberikan kepada tamu undangan adalah barang yang disukai oleh orang yang merayakan Kanreki.

Dalam perayaan Kanreki, dekorasi yang biasanya digunakan adalah dekorasi bernuansa bambu. Bambu dianggap sebagai material yang fleksibel serta kuat, maka dari itu diharapkan agar orang yang merayakan bisa kuat dan fleksibel layaknya bambu. Selain bambu, dekorasi bernuansa pinus juga digunakan karena melambangkan keabadian, diharapkan pula agar orang yang merayakan dapat hidup sehat dan berumur panjang.

Perayaan Kanreki ini biasanya juga diperingati sebagai hari dimana orang yang merayakan pensiun dari tugasnya, baik dalam pekerjaan, maupun dalam keluarga. Mereka bebas meninggalkan kewajiban atau tugas yang selama ini sudah diemban beberapa tahun lamanya. Sebagai contoh, semisal seorang ayah dalam sebuah keluarga merayakan Kanreki, maka ibu, atau istri ayah, secara simbolis menyerahkan centong nasi kepada istri dari putra sulungnya, yang menandakan bahwa tugas ibu dalam mendampingi ayah sudah berakhir karena ayah sudah bukan kepala keluarga ini lagi, karena posisi kepala keluarga telah digantikan oleh si putra sulung.

Dalam budaya Jepang, tahun ke-60 dianggap sebagai kesempatan untuk beristirahat sejenak dan melihat ke belakang apa yang telah dilalui setelah beberapa tahun terakhir. Ini juga merupakan kesempatan untuk refleksi tentang apa yang telah dicapai, dan apa yang ingin dilakukan kedepannya di tahun yang baru ini setelah terlahir kembali.

Dahulu, mencapai usia ke-enam puluh adalah sesuatu yang harus dirayakan, bahkan menginjak usia tujuh puluh tahun dianggap sebagai sesuatu yang langka. Tidak seperti zaman dahulu, kini orang hidup lebih lama karena adanya perkembangan ilmu kesehatan, pergantian pola hidup, dan karena orang-orang sudah mulai sadar akan kemakmuran hidup jangka panjang, mungkin perayaan Kanreki sudah tidak menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan. Perayaan Kanreki sudah tidak digunakan untuk meneruskan kepemimpinan keluarga kepada penerus berikutnya. Di masa kini, masyarakat memandang Kanreki sebagai kesempatan untuk menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada kontribusi yang diberikan oleh orang yang berulang tahun dalam kehidupan kerabat terdekat.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Saito, Suichi.1981. “ Nihonjin no Issho”. Tokyo: Nihongo Kyoiku Gakkai.

Spendlove, Nicola. 2020. What Is Kanreki? — How Japanese Celebrate Their 60th Birthday https://japanjunky.com/what-is-kanreki/ Diakses pada 29 Maret 2023

Gardner, Jessa. 2020. “Kanreki” 還暦 –A Red Letter 60th Anniversary for the Garden.

NHK Japan, 2018. Ayo Masak Makanan Jepang: Sekihan https://www3.nhk.or.jp/nhkworld/id/radio/cooking/20181123.html Diakses pada 31 Maret 2023

Ikuti tulisan menarik Hana Odelia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu