Pedagang kaki lima menjajakan dagangannya mulai dari trotoar hingga pinggiran toko. Aneka makanan ditawarkan pada pejalan kaki, orang lewat dan pekerja di sekitar area dagangan. Makan berat seperti nasi ayam, ketoprak, gado-gado hingga makanan pengganjal perut seperti gorengan, batagor dan somay. Selain makanan ada minuman yang dijajakan seperti minuman botol, minuman sachet, thai tea, hingga boba. Banyak orang yang bekerja makan siang di sini.
Dengan menu yang beragam mereka memilih makan siang yang ingin disantap. Cukup merogoh kocek 15 hingga 20 ribu perut kenyang hingga sore. Membuat tenaga maksimal kerja jadi optimal karena kalori tercukupi. Selain harga yang ramah di kantong makan di kaki lima seorang pelanggan bisa menjalin pertemanan dengan penjualnya. Dan menemani saat makan dan minum dengan obrolan yang hangat.
Dalam obrolannya seringkali banyak hal tak terduga menjadi pelajaran hidup. Di balik sosok sederhana terdapat filosofi yang meresap di hati. Kita hidup bisa belajar dari siapa dan dan seringkali orang yang dinilai biasa saja menjadi tempat berkonsultasi. Kata-katanya bersumber dari ruang hati terdalam penuh ketulusan tanpa kebohongan.
Pada sisi yang lain pedagang kaki lima cukup mengerti bahkan memahami jeritan - jeritan dompet pekerja. Angka kebutuhan hidup berbanding timpang dengan upah kerja bulanan. Maka pedagang kaki lima menyediakan kasbon untuk dompet pekerja yang sedang cekak. Dan dilunasi pada akhir bulan saat hari gajian tiba. Pedagang kaki lima menjadi penyelamat pekerja yang sedang menyambung hidupnya. Para pedagang kaki lima seindonesia terima kasih.
Ikuti tulisan menarik Lekhana Olan lainnya di sini.