Penulis tanpa pena hendak menulis semua ungkapan hatinya. Sebagai karyawan kontrak yang tiap hari mencurahkan tenaganya di toko swalayan. Bangun tidur saat mentari masih terlelap dan suasana masih senyap. Mandi menjadi pilihan utama untuk mengusir malas sekaligus membersihkan diri.
Sebelum pergi bekerja di toko, pekerjaan rumah menjadi prioritasnya. Membersihkan kamar, memasak bekal untuk di toko dan memasak untuk semua orang di rumah.
Shift pagi hingga sore menjari gilirannya kali ini. Membuka pintu toko lalu menuju gudang, meletakkan barang bawaan. Membersihkan tempat kerja adalah agenda berikutnya. Pel dan bak air sebagai teman karib bekerja yang mengerti suasana hati.
Barisan makanan, minuman, peralatan mandi sebagai saksi buksu dinamika kerja yang penuh camur aduk. Kerja tanpa duduk dan tunduk pada relasi kuasa berdiri di depan kasir hingga dengkul protes ingin keluar dari kaki.
Dengan gundah hati yang merajam dipaksa untuk terus tersenyum. Demi menyenangkan pelanggan yang berdatangan. Namun gaji bulanan yang menjaidi perhatian utama. Untuk memenuhi kebutuhan selama satu bulan dan mengisi tabungan untuk menyegerakan keinginan yang didambakan.
Hari terus berganti hingga hari yang dinanti datang. Hari gajian yang terpotongan patungan minus kasir, beli makanan yang tak habis dijual dan mengganti barang yang hilang. Tak lupa kebutuhan domestik harus disegerakan untuk menyambung hidup. Dan keinginan yang didambakan menjadi angan - angan penuh kenangan.
Ikuti tulisan menarik Lekhana Olan lainnya di sini.