x

Ilustrasi Operasi. Gambar oleh Sasin Tipchai dari Pixabay.com

Iklan

Ruang Dakwah Medis Indonesia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Maret 2023

Jumat, 5 Mei 2023 07:51 WIB

Pasien Ketiga HIV AIDS yang Sembuh Berkat Transplantasi Sumsum Tulang Belakang

Penelitian 2023, dengan terobosan terapi stem cells (sel punca) menunjukkan perbaikan yang bagus bagi penderita HIV atau AIDS. Seorang pasien warga negara Jerman berusia 53 tahun dinyatakan bebas dari HIV AIDS setelah menjalani pengobatan dengan cara ini. Sel punca sumsum tulang pasien diganti dengan sel punca resisten HIV dari seorang donor. Dan ia sembuh.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penyakit HIV AIDS merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok yang menakutkan bagi semua orang. Penyakit HIV AIDS hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Meskipun sudah ditemukan obat yang bisa menekan virus HIV, tetapi tidak 100% menyembuhkan. Penyakit HIV AIDS perlahan tetapi pasti akan menuju pada komplikasi. Banyak orang yang tidak mengetahui bahwa HIV dan AIDS itu adalah fase penyakit yang berbeda.

HIV adalah virus yang ditemukan pada darah manusia ketika pasien terkonfirmasi positif HIV tetapi belum muncul tanda gejala dan komplikasi penyakit tersebut. Sedangkan AIDS adalah tahap akhir dari penyakit HIV dimana sudah muncul tanda dan gejala serta komplikasi dari penyakit tersebut, seperti PPOK, meningitis dll yang menjurus pada masalah kesehatan serius.

AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome dimana infeksi virus yang sudah berhasil mengalahkan sistem kekebalan tubuh manusia pada tahap terminal dan akhir. Virus HIV menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Ini membuat kekebalan tubuh manusia hampir musna. Sehingga ketika seharusnya infeksi virus biasa yang tidak membahayakan tubuh manusia, bagi manusia yang terkonfirmasi positif HIV akan membahayakan tubuh manusia itu sendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Manusia akan mudah tertular berbagai macam penyakit karena hancurnya sistem kekebalan tubuh tersebut, Sehingga pada penderita HIV AIDS apabila berpapasan pada orang sakit TBC maka akan tertular sakit TBC, apabila virus masuk ke dalam tubuh manusia terkonfirmasi HIV pada organ otak akan menyebabkan penyakit meningitis dll. Bahkan penyakit jamur pada kulit yang seharusnya tidak membahayakan,  bagi pasien HIV AIDS akan berbahaya. Jamur akan masuk ke dalam organ tubuh dan menyebar.

Salah satu jenis pengobatan yang saat ini bisa menekan virus HIV supaya tidak cepat menyebar adalah obat antiretroviral. Obat anti retroviral merupakan pengobatan untuk HIV dan AIDS yang bertujuan untuk mengurangi serta menekan penulran virus HIV atau AIDS serta menghambat perburukan infeksi ke yang lebih berat, meningkatkan kwalitas hidup penderita HIV dan menurunkan virus load HIV AIDS didalam darah penderita hingga tidak terdeteksi kembali. Pengobatan ini dilaksanakan setiap hari dengan cara obat oral diminum seumur hidup pasien akan mengkonsumsi obat ini.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika melakukan pemeriksaan kateterisasi jantung

Penelitian terbaru tahun 2023 yang dilakukan dengan terobosan terapi stem cells (sel punca) menunjukkan dampak perbaikan yang bagus bagi penderita HIV atau AIDS. Pada pasien warga negara Jerman berusia 53 tahun akhirnya dinyatakan bebas dari HIV AIDS setelah menjalani pengobatan dengan cara mengganti sel punca sumsum tulangnya dengan sel punca resisten HIV dari seorang donor. Sehingga kasus penyembuhan ini menjadikannya pasien ketiga yang dinyatakan bebas dari HIV setelah dilakukan terapi sel punca stem cell tersebut.

Mekanisme kerja konsep dibalik terapi sel punca untuk HIV adalah dengan cara mengganti sel T CD4+ yang terinfeksi dengan sel T CD4+ sehat yang berasal dari sel punca. Sel T CD4+ merupakan sasaran utama virus HIV yang akan diserang serta replikasinya virus terjadi didalam sel tersebut. Apabila dibiarkan maka akan mengarah pada kehancuran sel tersebut sehingga kekebalan tubuh pasien akan hilang.

Pada tahun 2009 pada seorang pasien juga dilaporkan sembuh dari HIV dan leukemia setelah menerima transplantasi sel punca dari donor yang secara genetik tahan terhadap HIV. Pasien tersebut tidak mengkonsumsi obat anti retroviral selama 1 tahun dan tidak menunjukkan virus yang terdeteksi didalam darahnya. Hal ini menimbulkan ketertarikan dalam menciptakan transplantasi autologous serupa dengan pendekatan tekhnik rekayasa sel untuk terapi pasien HIV.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa berdasarkan uji penelitian yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa pada studi lain yang melibatkan modifikasi genetik untuk membuat sel punca resisten terhadap HIV. Para peneliti menggunakan tekhnologi CRISOR-Cas9 untuk menghapus gen CCR5, dimana gen tersebut digunakan oleh virus HIV untuk masuk ke sel T CD4+. Modifikasi sel punca tersebut telah dicobakan dan diinjeksikan ke dalam tikus yang terinfeksi HIV. Pada tikus tersebut menunjukkan penurunan viral load yang signifikan dan meningkatkan prognosis. *Red

Ikuti tulisan menarik Ruang Dakwah Medis Indonesia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler