Hujan

Jumat, 26 Mei 2023 06:08 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Di satu malam, saat musim hujan. Air turun

menyapa bumi begitu menyakitkan. Tiada peringatan,

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

tiada harapan yang ada malah kesah karena sesal ingin marah.

 

Hujan itu marah, menangis, tersedu, dan bingung

Saat siang, dirinya dibakar matahari,

dipatahkan oleh janji. 

 

Saat ingin sekali dirinya membayangkan bahwa

ia adalah kelopak bunga yang baru bersemi

Baru dikagumi, tapi tak akan abadi. 

 

Tak apa,

bukan masalah yang penting aku pernah jadi sesuatu

yang buatmu bahagia saat jadi bunga. 

 

Tapi ini hujan, bukan bunga.

Halusi jauh mengudara menembus mega.

Jatuh dan terbang adalah tugasnya.

Sedang mencintaimu adalah tugasku.

 

Kepada hujan,

terima kasih sudah mengajarkan aku

untuk terus berjuang walau kehadirannya

terkadang tak selalu menyenangkan. 

 

Sudah itu saja.

(2021)

Bagikan Artikel Ini
img-content
Gilang Ramadhan

Penyair

0 Pengikut

img-content

Di manakah aku?

Jumat, 26 April 2024 07:17 WIB
img-content

Sebuah Percakapan Hati

Sabtu, 11 November 2023 07:47 WIB

Baca Juga











Artikel Terpopuler











Terpopuler di Peristiwa

img-content
img-content
Lihat semua