x

Iklan

Syalwa Juliyanti

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 17 Januari 2023

Jumat, 14 Juli 2023 08:10 WIB

Infotainment dalam Perspektif Islam pada Program Islam Itu Indah di TransTV

Syalwa Juliyanti Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Acara Islam Itu Indah di stasiun TransTV merupakan program yang membahas topik-topik agama seperti tafsir Al-Quran, hadist, aqidah, fiqih dan pemahaman islam lainnya. Tujuan utamanya adalah memberikan informasi ddan pemahaman yang mendalam tentang agama islam kepada audiens. Program tersebut dikemas secara ringan, lucu dan menghibur namun tetap sesuai dengan syariat islam yang berlandaskan Al-Quran dan Hadist. 

Program Islam Itu Indah merupakan salah satu contoh dari pengembangan metode dakwah "Da'wah Bil Lisan" yang dikembangkan melalui publikasi penyiaran dengan menggunakan media massa televisi. 

Dalam islam, sumber utama komunikasi adalah Al-Quran dan Hadist. Maka sejatinya manfaat komunikasi adalah mendekatkan kita kepada kebenaran Allah. Komunikasi haruslah disampaikan dengan cara dan bahasa yang baik atau cara yang Ma’ruf yang dalam bahasa Al-Quran disebut Qoulan Ma’rufan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Didalam Al-Quran terdapat beberapa istilah mengenai ucapan atau perkataan (komunikasi) ini. Lima diantaranya adalah disebut:

  1. Qoulan Saddidan : berkata jujur
  2. Qoulan Balighan : berkata lugas (komunikatif), fasih dan jelas maknanya
  3. Qoulan Maysuran : bermakna ucapan yang mudah dicerna
  4. Qoulan Layyinan : mengedepankan persuasi-solusi dengan kata-kata yang lemah lembut dan tidak provokatif
  5. Qoulan Kariman : menjalin relasi yang baik dan membangun tata krama 

Namun, penting untuk diingat bahwa penilaian mengenai konten infotainment tertentu dalam perspektif islam dapat bervariasi tergantung pada konteks dan kebijaksanaan pribadi. Islam melarang terhadap acara infotainment yang jelas-jelas melanggar etika dan melakukan ghibah. Dari sudut pandang seorang muslim ghibah itu haram dan munkar.

Al-Imam Al-Qurthubi mengatakan, “Tidak ada perselisihan bahwa ghibah termasuk dosa besar. Barang siapa yang ghibah orang lain, wajib baginya untuk bertaubat kepada Allah.” Al-Imam Nawawi berkata, “Ghibah dan mengadu domba diharamkan menurut kesepakatan kaum muslimin. Dalil-dalil keharamannya sangat tegas dan jelas berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.”

Istilah ini mengacu pada program-program media yang menyampaikan informasi dengan gaya hiburan yang biasanya mencangkup gossip selebriti, berita ringan dan konten-konten popular lainnya. Dalam perspektif islam, terdapat beberapa pertimbangan terkait infotainment.  

  • Kebebasan dari fitnah : infotainment sering kali memulai gosip dan informasi yang belum terverifikasi sepenuhnya. Dalam islam, menyebarkan fitnah (penghinaan atau tuduhan palsu) dianggap sebagai tindakan yang sangat tidak terpuji. Oleh karena itu, infotainment yang mempromosikan fitnah atau rumor tidak sesuai dengan nilai-nilai islam.
  • Menjaga privasi : islam mendorong umatnya untuk menjaga privasi dan menjauhi tindakan yang merugikan atau melanggar privasi orang lain. Infotainment yang sering kali mengungkapkan rahasia pribadi atau mengintip kehidupan pribadi orang lain tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ini.
  • Isi yang mendidik : dalam perspektif islam, pendidikan dan pengetahuan memiliki nilai yang tinggi. Infotainment yang dapat memberikan infomasi yang bermanfaat, memperkaya pengetahuan dan membantu pengembangan diri dapat dianggap lebih bernilai daripada sekedar menyajikan hiburan semata.
  • Waktu yang dihabiskan : dalam islam, waktu dianggap sebagai karunia dari Allah yang harus dimanfaatkan dengan baik. Menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menonton dapat mengalihkan perhatian dari aktivitas yang lebih produktif dan berarti dalam kehidupan seperti ibadah, belajar dan berinteraksi sosial.

Berita dan pertelevisian merupakan sebuah instrument yang sangat bermanfaat bagi khalayak luas. Ia mampu memberikan informasi secara kompleks, tepat dan akurat kepada masyarakat luas walaupun melebih-lebihkan berita tersebut namun ia dapat menjadi media pembelajaran non-formal diantaranya masalah keagamaan yang memberikan kontribusi secara langsung dan terbuka. 

Kesimpulannya "Allah tidak menyukai ucapan buruk (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianinaya. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui." Q.S An-Nisa Ayat 148 

https://www.unida.ac.id/artikel/komunikasi-dalam-islam
https://media.neliti.com/media/publications/127817-ID-etika-penyiaran-dalam-perspektif-islam.pdf
https://kuncikebaikan.com/infotainment-dalam-tinjauan-islam/
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43690/1/RASYID%20HARTADI-FDK.pdf

Ikuti tulisan menarik Syalwa Juliyanti lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terkini