x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Jumat, 21 Juli 2023 10:20 WIB

Obat Penyakit Hati di Taman Bacaan, Seperti Apa?

Kenapa berkiprah di taman bacaan? Jawabnya sederhana untuk membersihkan hati dan terhindar dari perbuatan yang sia-sia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saat seorang kawan bertanya soal komitmen saya berkiprah di taman bacaan. Maka saya menjawab, bahwa taman bacaan bukan hanya sebagai ladang amal. Tapi menjadi tempat saya untuk menjaga dan membersihkan hati. Karena di zaman begini, banyak orang terkena penyakit hati akibat tidak punya tempat atau lingkungan untuk menjaganya. Harus punya ikhtiar untuk menjaga hati, membersihkan hati. Karena hati, menjadi pusat segala nafsu an amal setiap orang.

 

Jangan lupa, hati itu punya fungsi yang sangat penting, Sebagai organ tubuh manusia yang terbesar, hati dapat menentukan segalanya. Hati yang jadi sebab sehat atau sebab sakit. Maka penting untuk siapapun menjaga hati sekaligus membersihkan hati. Agar terhindar dari penyakit hati yang dapat memengaruhi perasaan, pikiran, dan perbuatannya. Jadi baik atau buruk tergantung dari hatinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Maka di dekat kita, ada orang yang tinggi hati, ada yang rendah hati. Ada yang lapang hati tapi ada pula yang berat hati. Bahkan tidak sedikit yang “makan hati” dan “sakit hati”. Itulah bukti pentingnya hati, maka perintahnya adalah “hati-hati”. Jangan gegabah, jangan ceroboh dengan hati. Hati-hati untuk apapun, dan di mana pun.

 

Banyak yang lupa, gangguan hati itu bisa fatal. Secara medis, hati yang rusak menjadi sebab infeksi dan teracuni. Hingga berujung penyakit hepatitis, sirosis, pengerasan hati, perlemakan hati atau liver, lalu menuju kanker hati. Sedangkan scara psikologis, penyakit hati dalam diri seseorang berwujud seperti amarah dan benci, iri dan dendam, berburuk sangka, gibah dan fitnah. Hatinya sakit paripurna, secara media dan psikologis. Bukan sakit hati, tapi hatinya sakit.

 

Saat duduk di majelis, ada banyak nasihat untuk membersihkan hati. Diantaranya dengancara mengakui kesalahan dan bertaubat, memperbanyak zikir dan istighfar, bahkan memperbanyak membaca Al Quran. Membersihkan hati berarti bertekad untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Caranya dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya untuk selalu ikhtiar memurnikan ketaatan kepada-Nya (ikhlas). Karena suka tidak suka, hanya dengan hati yang bersih jadi modal penting menghadap Allah SWT dengan selamat.

 

Nah ternyata, kiprah saya di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor bukan hanya sebagai ladang amal dan kontribusi sosial kepada masyarakat. Tapi lebih dari itu, sebagai “obat mujarab” untuk menjaga dan membersihkan hati. Hampir setiap Minggu, dari Jakarta ke Bogor, saya membimbing anak-anak yang membaca, mengajar buta aksara, bahkan berdiskusi dengan wali baca dan relawan taman bacaan. Selain untuk manggapai ridho Allah SWT, aktivitas di TBM Lentera Pustaka menjadi cara sederhana saya untuk membersihkan hati. Untuk selalu berbuat baik dan menebar manfaat kepada orang lain. Untuk selalu memperbanyak amal soleh, di samping semakin ingat untuk tidak memasukkan dunia ke hati.

 

Saat di taman bacaan, minimal saya tidak membuang waktu untuk hal yang sia-sia. Tidak suka gibah apalagi kepo terhadap urusan orang lain. Saat di taman bacaan, jujur saya terhindar dari pergaulan buruk, posting-posting yang tidak jelas di grup WA, bergibah apalagi mengintimidasi orang dengan nomor-nomor “siluman” yang berganti-ganti. Tentu saja, saat berkiprah di taman bacaan harus dijalankan dengan sepenuh hati. Terlihat kok dari komitmen dan konsistensinya.

 

Hati itu penting, jangan dianggap sepele. Karena di hati, ada niat dan tempat bermukimnya pikiran dan perbuatan. Untuk apapun dan di mana pun. Karena itu, berkiprah di taman bacaan asal diniatkan benar dan ditopang hati yang Ikhlas, Insya Allah akan diberi balasan yang setimpal dan lebih bernilai di sisi Allah SWT. Biarkan saja, orang-orang yang mencibir atau merendahkan kiprah di taman bacaan. Bisa jadi karena mereka belum punya hati atau terlalu tinggi hati.

 

Jadi terkonfirmasi, berkiprah di taman bacaan adalah untuk menjaga hati, untuk membersihkan hati. Karena hati yang baik akan mendapat kebaikan. Sebaliknya, hati yang jelek maka akan berujung pada kejelekan pula. Dan semuanya hasilnya, tinggal menunggu waktu saja. Salam literasi #BacaBukanMaen #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 jam lalu

Terpopuler