x

Iklan

Rico Sugianto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Agustus 2023

Senin, 21 Agustus 2023 06:25 WIB

Polusi Udara di Indonesia Semakin Meningkat, Apa Yang Bisa Dilakukan?

Sebuah opini dan pemikiran mengenai kondisi udara di Indonesia yang membutuhkan perhatian dari semua kalangan di Indonesia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaan alam yang melimpah dan memiliki sumber daya manusia yang terus bertumbuh pesat dari tahun ke tahun. Namun, jika kita melihat dari sisi hubungannya dengan pengelolaan lingkungan secara nasional, hal ini masih perlu banyak pembenahan. Salah satunya adalah masalah polusi yang semakin banyak menyelimuti kehidupan masyarakat terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk. Pemberitaan baru baru ini menyebutkan bahwa kualitas udara terus memburuk dari hari hari ke hari dimana jumlah PM semakin meningkat, imbas konstribusi hasil emisi polutan udara dari sektor transportasi, industri dan PLTU.  

Particulate Matter atau yang lebih dikenal dengan PM merupakan partikel yang ada di udara yang mengandung campuran dari banyak unsur kimia dan polutan, dimana nilai 2,5 diartikan sebagai partikel dengan ukuran mikron yang lebih kecil dari PM 10. Dikutip dari California Air Resouces Board, partikel dengan diameter 10 mikron atau kurang, dapat terhirup ke paru paru dan menyebabkan permasalahan kesehatan seperti penyakit pernapasan, penyakit jantung hingga kematian dini.  Hal ini tentunya akan berdampak signifikan pada kesehatan masyarakat dalam jangka pendek maupun panjang.

Mengutip dari IQAir, data konsentrasi partikel PM 2,5 di Jakarta tanggal 19 Agustus 2023 mencapai 33.8 µg/m3 yang melampaui rekomendasi standar yang ditentukan WHO. IQAir pada tanggal yang sama juga mencatatkan bahwa kualitas udara yang paling berpolusi di Indonesia tidak di hanya di Jakarta, namun juga di Lampung, Kalimantan Barat dan Jambi. WHO Global Air Quality Guidelines pada tahun 2021 merekomendasi level rata rata tahunan PM 2,5 adalah 5 µg/m3. Tentunya ini akan menjadi hal yang perlu perhatian dari seluruh kalangan terutama pemerintah yang dirasa perlu membuat kebijakan yang efektif untuk mengurangi tingkat polusi di Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peningkatan jumlah pengendara kendaraan bermotor yang semakin meningkat menjadi pemicu dari maraknya tumpahan polutan udara di kota besar seperti Jakarta. Mengutip dari Menteri Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar menyatakan bahwa setidaknya ada 24.5 juta unit kendaraan bermotor di Jakarta pada tahun 2022. Hal ini menimbulkan pertanyaan, sebab mengutip dari Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, mengungkapkan ada 10.679.951 jiwa yang tinggal di Jakarta pada tahun yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa rata rata penduduk Jakarta memiliki 2 atau lebih kendaraan bermotor, yang tentu seharusnya dapat dikurangi sesuai dengan tingkat kebutuhan ataupun beralih ke transportasi umum.

Industri pun ikut menyumbangkan emisi polusi yang meningkatkan jumlah polutan udara di Indonesia seperti SO2 (Sulfur Dioksida) dan NOx (Nitrogen Oksida) yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain itu banyaknya PLTU juga menjadi salah satu pemicu polusi udara. Berdasarkan data statistik PLN pada tahun 2021, PLTU di Indonesia mencapai 126 unit. Alasan dari penggunaan PLTU karena penggunaan bahan bakar batu bara yang masih di anggap murah. Namun polusi yang disebabkan emisi buangan PLTU menyebabkan polusi yang secara signfikan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Peningkatan dari kesadaran masyarakat tidaklah cukup, namun juga harus diimbangi dengan dukungan dari pemerintah dalam pembuatan peraturan yang ketat mengenai permasalahan polusi ini. Sebagai contoh seperti pemberian sanksi bagi industri yang melakukan pencemaran yang berlebihan dan pembatasan penggunaan PLTU sebagai sumber energi di Indonesia. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan harus diallihkan ke sumber daya yang terbarukan seperti angin maupun sinar matahari. Mungkin bisa dikatakan hal ini masih membutuhkan waktu tidak sebentar. Namun, dalam jangka panjang, hal ini harus dipertimbangkan untuk mencegah dampak kerusakan lingkungan yang lebih parah di masa yang akan datang

Ketika kita dihadapkan pada pilihan seperti ini apakah kita akan lebih memilih untuk tetap pada keadaaan seperti saat ini, ataukah mulai berjuang untuk mencapai kondisi Indonesia yang lebih layak huni untuk seluruh masyarakat Indonesia di saat ini maupun di masa yang akan datang.

Ikuti tulisan menarik Rico Sugianto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler