x

Ilustrasi orang sakit (Freepik)

Iklan

Tirta Pakuan Bogor

Tirtapakuan
Bergabung Sejak: 11 Agustus 2023

Selasa, 12 September 2023 16:28 WIB

Dampak Kekeringan Terhadap Kesehatan

Beberapa dampak kesehatan terkait kekeringan dapat terjadi dalam jangka pendek dan bahkan untuk jangka panjang, seperti kualitas air minum dan kualitas udara yang buruk, dan ada lebih banyak penyakit yang mengintai.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kekeringan adalah fenomena alam yang tidak hanya memengaruhi lingkungan, tetapi juga memiliki dampak serius pada kesehatan manusia.

Beberapa dampak kesehatan terkait kekeringan dapat terjadi dalam jangka pendek dan bahkan untuk jangka panjang, seperti kualitas air minum dan kualitas udara yang buruk, dan ada lebih banyak penyakit yang mengintai.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), berikut beberapa dampak kekeringan terhadap kesehatan manusia.

Masalah Kesehatan akibat Kualitas Air yang Buruk

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berkurangnya aliran sungai dan aliran sungai dapat meningkatkan konsentrasi polutan dalam air dan menyebabkan stagnasi.

Ketika sumber-sumber air berkurang selama kekeringan, pasokan air bersih untuk konsumsi manusia juga menjadi terbatas. Ini dapat menyebabkan masyarakat menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih untuk minum, memasak, dan mandi.

Penurunan kualitas air dapat pula mengakibatkan peningkatan risiko terjadinya penyakit terkait air seperti diare, kolera, dan penyakit kulit.

Malnutrisi

Kekeringan dapat menciptakan kondisi yang mendorong serangan serangga dan penyakit pada tanaman tertentu. Hasil panen yang rendah dapat mengakibatkan kenaikan harga pangan dan kekurangan pangan, yang berpotensi menyebabkan malnutrisi.

Kekeringan juga dapat mempengaruhi kesehatan ternak yang dipelihara untuk dijadikan makanan. Selama kekeringan, ternak bisa kekurangan gizi, terserang penyakit, dan mati.

Penyakit Akibat Kualitas Udara Buruk

Kondisi berdebu, kering, dan kebakaran hutan yang sering menyertai kekeringan dapat membahayakan kesehatan. Kebakaran dan tanah kering serta tumbuh-tumbuhan meningkatkan jumlah partikulat yang tersuspensi di udara, seperti serbuk sari, asap, dan fluorokarbon. Zat-zat ini dapat mengiritasi saluran bronkial dan paru-paru, sehingga memperburuk penyakit pernapasan kronis seperti asma. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernafasan akut seperti bronkitis dan pneumonia bakterial.

Faktor lain yang terkait dengan kekeringan juga mempengaruhi kualitas udara, termasuk adanya racun di udara yang berasal dari pertumbuhan cyanobacteria di air tawar. Racun ini dapat menyebar melalui udara dan dikaitkan dengan iritasi paru-paru, yang dapat menyebabkan dampak buruk terhadap kesehatan pada populasi tertentu.

Tertular Penyakit dari Rekreasi

Orang-orang yang melakukan aktivitas rekreasi yang berhubungan dengan air selama kekeringan mungkin berisiko lebih tinggi terkena penyakit yang ditularkan melalui air yang disebabkan oleh bakteri, protozoa, dan kontaminan lain seperti bahan kimia dan logam berat.

Paparan kontamin ini dapat terjadi jika air tertelan secara tidak sengaja atau sengaja, kontak langsung kontaminan dengan selaput lendir, atau menghirup kontaminan.

Selain itu, air permukaan yang tidak diolah dapat menjadi ancaman kesehatan dalam kondisi kekeringan. Di perairan permukaan yang tidak diolah, beberapa patogen, seperti sejenis amuba (Naegleria fowleri ), lebih umum terjadi selama kekeringan karena tingkat air yang rendah dapat menyebabkan suhu air menjadi lebih hangat sehingga mendorong pertumbuhannya.

Penyakit Menular

Meningkatnya penyakit menular dapat menjadi akibat langsung dari kekeringan. Virus, protozoa, dan bakteri dapat mencemari air tanah dan air permukaan ketika curah hujan berkurang.

E. coli dan Salmonella merupakan contoh bakteri yang mudah mengkontaminasi makanan dan menyebabkan penyakit menular selama kekeringan.

Selain itu, masyarakat yang memperoleh air minum dari sumur pribadi mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit menular terkait kekeringan. Itu karena selama kekeringan, bakteri bisa berkembang dalam air sumur. Jika Anda melihat perubahan warna dan bau pada air sumur, maka lakukan penyaringan sebelum menggunakannya.

Penyakit Kronis

Perubahan kualitas udara yang disebabkan oleh kekeringan, seperti peningkatan konsentrasi partikulat udara dan racun di udara akibat pertumbuhan alga air tawar, dapat mengiritasi mata, paru-paru, dan sistem pernapasan orang-orang dengan kondisi pernapasan kronis.

Selain itu, perubahan kualitas air, seperti peningkatan konsentrasi kontaminan, dapat mengancam orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Penyakit yang Ditularkan oleh Serangga dan Hewan

Pada periode dengan curah hujan terbatas, perilaku manusia dan hewan dapat berubah sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit menular lainnya.

Misalnya, selama musim kemarau, hewan liar lebih cenderung mencari air di wilayah tempat tinggal manusia. Perilaku ini meningkatkan kemungkinan kontak manusia dengan satwa liar, serangga yang ditumbuhinya, dan penyakit yang dibawanya.

Selain itu, kekeringan mengurangi ukuran badan air dan menyebabkan genangan air. Hal ini memberikan tempat berkembang biak bagi jenis nyamuk, yang bisa membawa penyakit seperti malaria dan demam berdarah.

Dampak kekeringan terhadap kesehatan kita sangat luas dan serius. Untuk mencegah masalah ini, perlu adanya tindakan mitigasi yang efektif, termasuk konservasi air, penggunaan air yang bijak, dan penyediaan akses ke air bersih dan sumber-sumber makanan yang aman. Langkah-langkah ini penting untuk menjaga kesehatan masyarakat selama periode kekeringan dan mengurangi dampak negatifnya pada kesehatan manusia.

 

Ikuti tulisan menarik Tirta Pakuan Bogor lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler