x

Rikhardus Roden, Koordinator Program Pertanian Berkelanjutan di Yayasan Ayo Indonesia mempresentasikan tentang Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi melalui pengembangan usaha sayur-sayuran (agrobisnis)/sorgum untuk ekonomi, gizi, pangan dan ekologi, Senin (18/9/2023) di Kantor Desa Golo Ngawan.\xd

Iklan

Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Oktober 2022

Kamis, 21 September 2023 18:48 WIB

Sayur-sayuran dan Sorgum Diusahakan untuk Ketahanan Ekonomi dan Pangan

Yayasan Ayo Indonesia dan Pemerintah Desa Golo Ngawan, Kecamatan Congkar, Manggarai Timur menyelenggarakan suatu pertemuan untuk membicarakan tentang program sosial ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan petani, Senin (18/9/2023), bertempat di Kantor Desa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rikhardus Roden, Koordinator Program Pertanian Berkelanjutan di Yayasan Ayo Indonesia mempresentasikan tentang Program Pemberdayaan Sosial Ekonomi melalui pengembangan usaha sayur-sayuran (agrobisnis)/sorgum untuk ekonomi, gizi, pangan dan ekologi, Senin (18/9/2023) di Kantor Desa Golo Ngawan.

 
Yayasan Ayo Indonesia dan Pemerintah Desa Golo Ngawan, Kecamatan Congkar, Manggarai Timur menyelenggarakan suatu pertemuan untuk membicarakan tentang program sosial ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan petani, Senin (18/9/2023), bertempat di Kantor Desa. Pertemuan dihadiri oleh 32 orang, terdiri dari Ketua BPD, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan Aparat Pemerintah Desa Golo Ngawan. Yayasan Ayo Indonesia, pada pertemuan itu, mendorong Pemerintah Desa mengalokasikan Dana Desa untuk pengembangan sorgum dan sayur-sayuran, bertujuan bagi peningkatan ekonomi (mengentas soal kemiskinan), pemenuhan gizi keluarga, ketahanan pangan, dan ekologis serta mengupayakan penyebarluasan informasi kesehatan kepada masyarakat desa melalui penyuluhan Sanitasi, HIV-Aids, Gizi, Stunting dll.
 
 
Kornelis Japur, Penjabat Kepala Desa Golo Ngawan

 
Kornelis Japur, Penjabat Kepala Desa Golo Ngawan dalam kata sambutannya, saat membuka acara pertemuan tersebut mengatakan bahwa pemerintah desa menyambut baik gagasan dari Yayasan Ayo Indonesia untuk membicarakan tentang upaya mengatasi persoalan kemiskinan, dan ketahanan pangan melalui usaha sayur-sayuran dan budidaya sorgum. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah desa Golo Ngawan. Meskipun beberapa petani dari Desa ini telah lama menanam dan menjual sayur-sayuran secara rutin, namun skala usaha dari mereka masih dinilai kecil, hanya untuk memenuhi kebutuhan sayur-sayuran dari para konsumen di Pasar Watu Nggong. Padalah ada potensi, seperti lahan, air, dan ternak.
 
“Sedangkan tanaman pangan sorgum akan terus didorong untuk dibudidayakan oleh setiap keluarga sebab kita punya pengalaman berhasil memanen sorgum beberapa bulan lalu. Untuk diketahui oleh kita semua, bahwa di Kecamatan Congkar,  petani yang berhasil memanen sorgum tahun ini adalah petani kita yang ada di kampung Nelo ini. Sehingga ke depan kita terus mengembangkannya untuk menjamin ketersediaan pangan sebab tanaman ini dapat tumbuh dengan baik meski terjadi perubahan cuaca atau iklim,”ungkap Kornelis.

Rikhardus Roden, Koordinator Program Pertanian Bekerlanjutan dan VICRA di Yayasan Ayo Indonesia pada sesi presentasi tentang pengalaman lembaganya dalam program pemberdayaan sosial ekonomi petani di perdesaan, mengatakan bahwa petani yang bergabung dalam program tersebut dengan kegiatan utamanya, adalah mengembangkan usaha sayur-sayuran, sorgum, dan tempe telah merasakan perubahan dalam bentuk peningkatan pendapatan dan pola makan mereka lebih bervariasi.

Jumlah mereka, kata Rikhard, sebanyak 793 orang dan dalam setahun (2022) total penjualan sayur-sayuran, sorgum dan tempe dari mereka mencapai 1.1 Miliar rupiah. Namun khusus usaha pertanian, dari segi luas lahan, jika dirata-ratakan masih kecil sehingga Yayasan Ayo Indonesia terus mendorong mereka untuk fokus berbisnis sayur-sayuran dan meningkatkan skala usaha sehingga lahan diperluas supaya omset penjualan terus meningkat. Upaya lain yang dilakukan sejauh ini, yaitu, melatih mereka tentang melek keuangan, analisa usaha tani, mendorong mereka untuk menerapkan model pertanian terpadu, dan mengajak bergabung ke dalam Koperasi Kredit KSP CU Florette menjadi anggota guna akses permodalan usaha agar pola pertanian terpadu yang menggabungkan usaha sayur-sayuran dan ternak dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi, Rikhar meyakinkan para peserta pertemuan bahwa usaha sayur-sayuran harus dikelola dengan perhitungan untung rugi dan mengacu kepada target kebutuhan uang keluarga dalam setahun (melek keuangan). Oleh karena itu, menanam sayur-sayuran harus menghasilkan cuan (uang).
 
 
Dia juga menegaskan bahwa salah satu cara mengatasi persoalan kemiskinan di Manggarai Raya adalah dengan mengembangkan usaha sayur-sayuran. Khusus di Manggarai Timur, mengacu kepada data pada Dokumen Manggarai Timur dalam Angka (MDA) yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik tahun 2023, jumlah orang miskin tahun 2022 adalah sebanyak 74.550 orang dari total jumlah penduduk 280,7 ribu jiwa. Sebagian besar dari mereka bermatapecaharian bertani. Dia juga menjelaskan kenapa usaha sayur-sayuran dan buah-buahan (hortikultura) direkomendasikan sebagai sumber pendapatan yang menjanjikan bagi para petani ? Menurut Rikhard, berdasarkan hasil sementara dari suatu survey tentang suplai dan permintaan sayur-sayuran yang dilakukan oleh Yayasan Ayo Indonesia di Pasar Ruteng, ditemukan fakta dimana 3 kali dalam seminggu, sebanyak 25 unit mobil pick up mengangkut 17 jenis sayur per harinya dari luar Manggarai Raya ke Pasar Ruteng. Jadi permintaan pasar sayur-sayuran cukup tinggi tetapi suplai sayur-sayuran dari petani-petani di Manggarai Raya belum mampu memenuhi kebutuhan pasar sehingga didatangkan dari luar.

Florianus Rasi, District Officer Program VICRA menjelaskan cara mempengaruhi kebijakan Pembangunan Pemerintah Kabupaten dan Desa


Florianus Rasi, District Officer Program VICRA pada sesi pemaparan tentang cara mempengaruhi kebijakan (advokasi) pemerintah desa dan Kabupaten, mengatakan kepada para peserta pertemuan bahwa masyarakat harus berani menyuarakan aspirasinya tentu mengacu kepada persoalan-persoalan yang didukung dengan data-data yang jelas dan masuk akal. 
 
 
Manggarai Timur saat ini, ungkap Flori, sedang menghadapi perubahan iklim yang berdampak pada penurunan hasil pertanian, di sektor pangan dan perkebunan. Pada 4 tahun terakhir, produksi padi, cengkeh dan kopi terus menurun sementara pengeluaran (pembelanjaan) dari masing-masing keluarga sangat tinggi sehingga semakin banyak jumlah kelompok masyarakat rentan secara sosial ekonomi di desa-desa. Apa yang disampaikan oleh Penjabat Kepala Desa Golo Ngawan tadi dimana di desa Golo Ngawan cukup tersedia air, maka sebaiknya kebijakan pembangunan desa lebih mengarah kepada pemberdayaan sosial ekonomi melalui pedekatan agrobisnis dan juga pengembangan sorgum untuk menjamin kehatanan pangan masyarakat. 
 
 
Saya mengingatkan kita semua, ujar Flori, harga beras saat ini semakin mahal dan ke depan mungkin akan lebih mahal lagi sehingga Bapak-Ibu sebaiknya menanam sorgum yang terbukti tumbuh baik di Golo Ngawan. 
 
 
Bapak-ibu yang hadir hari ini, ujar Flori, merupakan utusan dari warga desa Golo Ngawan, maka apa yang sudah didapat hari ini disampaikan kepada warga yang lain sehingga pada Musrenbangdus nanti bersama-sama menyuarakan hal ini untuk dijadikan usulan prioritas. “Saya mengharapkan Bapak-Ibu pada saat musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat Dusun dan Desa nanti menyampaikan gagasan-gagasan dengan cara yang baik, komunikasi yang baik, tidak boleh menimbulkan konflik kemudian harus didukung dengan data-data atau persoalan-persoalan apa yang paling banyak dialami oleh warga desa,”harap Flori.


Pada kata sambutan sebelum acara penutupan kegiatan, penjabat kepala desa Golo Ngawan mengungkapkan apa yang presentasikan oleh Staf dari Yayasan Ayo Indonesia akan ditindaklanjuti untuk dibicarakan pada Musyarawah Perencanaan Pembangunan Desa agar menjadi program dalam RKPDes Tahun 2024 setelah Musrebangdus dan Musrenbangdes. Kepada para peserta, dia menyarankan agar pada musrebangdus nanti, bapak-ibu yang merupakan utusan dari 1400-an warga desa, mengusulkan poin-poin kegiatan-kegiatan yang telah ditawarkan oleh Yayasan Ayo Indonesia tadi, antara lain; 1) Pengembangan hortikultura dan sorgum (pangan lokal) secara organik untuk tujuan ekonomi, gizi dan ekologi (sasarannya orang muda, kelompok wanita tani), 2) Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan gizi, stunting, Hiv-Aids dan Sanitasi, 3) Rumah Tangga Mandiri gizi melalui pembangunan kebun gizi keluarga, 4) Konservasi mata air, 5) Penanaman pohon pada lahan kritis, dan 6) Penyebarluasan informasi terkait dampak perubahan iklim.


Pemerintah Desa Golo Ngawan, kata Kornelis kemudian, masih menunggu pedoman pelaksana Musrenbangdus dan Musrebangdes. Bagian akhir dari kegiatan pertemuan tersebut, Pemerintah Desa, Yayasan Ayo Indonesia, Ketua BPD, Wakil Kelompok Wanita Tani dan Wakil Kelompok Tani Orang Muda menandatangi satu dokumen komitmen bersama yang isinya adalah 6 program kegiatan tadi untuk dimasukkan ke dalam Kebijakan Pembagunan Desa Golo Ngawan tahun 2024.
 
Rikhardus Roden Urut


 

Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

15 jam lalu

Terpopuler