Rikhardus Roden, Koordinator Program Pertanian Bekerlanjutan dan VICRA di Yayasan Ayo Indonesia pada sesi presentasi tentang pengalaman lembaganya dalam program pemberdayaan sosial ekonomi petani di perdesaan, mengatakan bahwa petani yang bergabung dalam program tersebut dengan kegiatan utamanya, adalah mengembangkan usaha sayur-sayuran, sorgum, dan tempe telah merasakan perubahan dalam bentuk peningkatan pendapatan dan pola makan mereka lebih bervariasi.
Jumlah mereka, kata Rikhard, sebanyak 793 orang dan dalam setahun (2022) total penjualan sayur-sayuran, sorgum dan tempe dari mereka mencapai 1.1 Miliar rupiah. Namun khusus usaha pertanian, dari segi luas lahan, jika dirata-ratakan masih kecil sehingga Yayasan Ayo Indonesia terus mendorong mereka untuk fokus berbisnis sayur-sayuran dan meningkatkan skala usaha sehingga lahan diperluas supaya omset penjualan terus meningkat. Upaya lain yang dilakukan sejauh ini, yaitu, melatih mereka tentang melek keuangan, analisa usaha tani, mendorong mereka untuk menerapkan model pertanian terpadu, dan mengajak bergabung ke dalam Koperasi Kredit KSP CU Florette menjadi anggota guna akses permodalan usaha agar pola pertanian terpadu yang menggabungkan usaha sayur-sayuran dan ternak dapat dilaksanakan dengan baik. Jadi, Rikhar meyakinkan para peserta pertemuan bahwa usaha sayur-sayuran harus dikelola dengan perhitungan untung rugi dan mengacu kepada target kebutuhan uang keluarga dalam setahun (melek keuangan). Oleh karena itu, menanam sayur-sayuran harus menghasilkan cuan (uang).
![]() |
Florianus Rasi, District Officer Program VICRA menjelaskan cara mempengaruhi kebijakan Pembangunan Pemerintah Kabupaten dan Desa |
Florianus Rasi, District Officer Program VICRA pada sesi pemaparan tentang cara mempengaruhi kebijakan (advokasi) pemerintah desa dan Kabupaten, mengatakan kepada para peserta pertemuan bahwa masyarakat harus berani menyuarakan aspirasinya tentu mengacu kepada persoalan-persoalan yang didukung dengan data-data yang jelas dan masuk akal.
Pada kata sambutan sebelum acara penutupan kegiatan, penjabat kepala desa Golo Ngawan mengungkapkan apa yang presentasikan oleh Staf dari Yayasan Ayo Indonesia akan ditindaklanjuti untuk dibicarakan pada Musyarawah Perencanaan Pembangunan Desa agar menjadi program dalam RKPDes Tahun 2024 setelah Musrebangdus dan Musrenbangdes. Kepada para peserta, dia menyarankan agar pada musrebangdus nanti, bapak-ibu yang merupakan utusan dari 1400-an warga desa, mengusulkan poin-poin kegiatan-kegiatan yang telah ditawarkan oleh Yayasan Ayo Indonesia tadi, antara lain; 1) Pengembangan hortikultura dan sorgum (pangan lokal) secara organik untuk tujuan ekonomi, gizi dan ekologi (sasarannya orang muda, kelompok wanita tani), 2) Penyebarluasan informasi kesehatan melalui penyuluhan gizi, stunting, Hiv-Aids dan Sanitasi, 3) Rumah Tangga Mandiri gizi melalui pembangunan kebun gizi keluarga, 4) Konservasi mata air, 5) Penanaman pohon pada lahan kritis, dan 6) Penyebarluasan informasi terkait dampak perubahan iklim.
Pemerintah Desa Golo Ngawan, kata Kornelis kemudian, masih menunggu pedoman pelaksana Musrenbangdus dan Musrebangdes. Bagian akhir dari kegiatan pertemuan tersebut, Pemerintah Desa, Yayasan Ayo Indonesia, Ketua BPD, Wakil Kelompok Wanita Tani dan Wakil Kelompok Tani Orang Muda menandatangi satu dokumen komitmen bersama yang isinya adalah 6 program kegiatan tadi untuk dimasukkan ke dalam Kebijakan Pembagunan Desa Golo Ngawan tahun 2024.
Ikuti tulisan menarik Rikhardus Roden Urut Kabupaten Manggarai-NTT lainnya di sini.