x

Janger Banyuwangi

Iklan

Nadya Khennis Rozana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Maret 2023

Jumat, 20 Oktober 2023 15:16 WIB

Sugiyono Pranoto, Seorang Maestro Janger Banyuwangi

Janger adalah sesuatu yang unik dengan meleburnya budaya Jawa dan Bali ke dalam satu kesenian

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tari Janger merupakan salah satu kesenian hibrida yang menggabungkan budaya Jawa dan Bali di dalamnya. Gamelan, kostum dan gerak tari diadaptasi dari budaya Bali. Sedangkan lakon cerita dan bahasa dari budaya Jawa. Bahasa yang digunakan dalam kesenian ini adalah bahasa teater ketoprak Jawa Tengah. Namun pada saat lawakan, menggunakan Bahasa Osing sebagai bahasa pengantar.

Kesenian ini mengangkat tentang cerita rakyat, legenda dan mitologi yang dikemas dalam beberapa babak dan adegan. Janger tidak lahir dari kegiatan ritual tradisional maupun keagamaan melainkan dari hasrat masyarakat yang mencintai seni. Janger dianggap sebagai kesenian yang mampu menciptakan solidaritas antara penduduk asli dan pendatang tanpa mengingat dari mana asal mereka. 

Tari Janger ditujukan sebagai sarana hiburan dan memeriahkan acara tertentu dari peristiwa budaya seperti pernikahan, bersih desa dan sebagainya. Di balik keindahan tarian ini, terdapat sosok penting yang berperan besar dalam melestarikan dan mengembangkan Tari Janger di Banyuwangi, yaitu Sugiyo Pranoto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sugiyo Pranoto adalah seorang seniman tari asal Banyuwangi, Jawa Timur. Ia lahir pada tanggal 25 Juli 1949. Orangtuanya merupakan seniman janger. Bahkan sang kakek pernah menjadi sutradara Janger Madyo Utomo Banje, salah satu sanggar paling dikenal di Banyuwangi.

Tidak heran jika Sugiyono begitu akrab dengan Janger sejak dini. Ia kerap belajar dan berlatih Janger seusai pulang sekolah atau di saat waktu luang. Akhirnya, pada tahun 1962 Ia menjadi anggota Janger. Hingga pada tahun 1979, Sugiyono Pranoto aktif sebagai sutradara Janger generasi ke-5 di Sanggar Madyo Utomo yang dibangun pada tahun 1942. 

Selama beberapa tahun, Janger Madyo Utomo belum pernah menjuarai Festival manapun. Setelah Sugiyono menjadi sutradara, ia berupaya dengan giat untuk meningkatkan kemampuan anggota di Sanggar asuhannya. Untuk pertama kalinya, pada tahun 1981 Janger Madyo Utomo memenangkan juara di Festival Menak Jinggo. Bersamaan dengan itu, Sugiyono menerima penghargaan sebagai sutradara dan pemain terbaik pada lakon cerita "Tawang Alun". 

Prestasi pun terus berlanjut. Pada tahun 1990-an, Sugiyono membawa Janger Madyo Utomo Banje menjuarai festival di Surabaya dengan cerita “Joko Umbaran”. Dan pada sekitar tahun 2000-an, Janger Mafyo Utomo kembali menjuarai Festival Janger Genteng Kali di tingkat Jawa timur. 

Bukan tanpa hambatan. Perjalanan Sugiyono untuk melestarikan seni Janger mengalami beberapa penolakan. Ia dianggap tidak pantas untuk menjadi pemain Janger karena dinilai kurang memenuhi kriteria fisik. Dalam stigma masyarakat kala itu, pemain Janger harus memiliki postur tinggi dan tegap, berwajah menarik dan lain sebagainya. Namun hal tersebut sama sekali tidak menyurutkan kecintaan Sugiyono pada kesenian. Justru ia termotivasi untuk semakin mendalami seni Janger. 

Berkat tekadnya, pada tahu 2005 Ia menerima predikat yang membanggakan sebagai sutradara Janger terbaik yang diberikan oleh Bupati Banyuwangi. Dan pada tahun 2020, ia dianugerahi penghargaan sebagai maestro Janger Banyuwangi. 

Sugiyo Pranoto telah memberikan kontribusi besar dalam mempromosikan dan melestarikan kesenian tradisional. Ia adalah salah satu dari segelintir individu yang memegang peran penting dalam melestarikan dan mempromosikan Tari Janger sebagai bagian dari warisan budaya Banyuwangi. Melalui dedikasinya, Tari Janger terus diwariskan dari generasi ke generasi. Kelima anaknya pun juga turut mendalami kesenian tradisional Janger. 

Sugiyo Pranoto ialah urat nadi Janger Banyuwangi.

Ikuti tulisan menarik Nadya Khennis Rozana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu