x

Pojok Baca Karya Tulis Danarto\xd

Iklan

Rita Zahara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 April 2022

Rabu, 1 November 2023 06:48 WIB

Penampilan Dramatisasi dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Dalam rangka mengekspresikan budaya melalui sebuah penampilan dramatisasi dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pekan Kebudayaan Nasional merupakan acara gelaran dwi tahunan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak tahun 2019. Pekan Kebudayaan Nasional 2023 resmi dibuka pada Jumat, 20 Oktober 2023 di Galeri Nasional Indonesia. Pekan Kebudayaan Nasional 2023 ini bertemakan “Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan” dengan tagline #IndonesiaMelumbung untuk Melambung, yang di mana tema tersebut merupakan sebuah cerminan dari pengembangan konsep lumbung padi dan praktik gotong royong yang berlaku di Negara Indonesia.

Pekan Kebudayaan Nasional berfungsi sebagai forum acara kolaboratif yang menawarkan wadah bagi berbagai ekspresi budaya dan mengajak interaksi untuk memperkuat kebudayaan yang inklusif. Praktisi budaya hingga masyarakat merupakan satu dari berbagai sebuah aspek lingkungan dan unsur yang dilibatkan dalam acara ini. Pekan Kebudayaan Nasional ini merupakan sebuah implementasi sebagai strategi untuk memajukan serta meningkatkan kebudayaan Indonesia yang telah disepakati dalam Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) pada tahun 2018. Tujuan dari Pekan Kebudayaan Nasional ini dalam rangka mewujudkan dan memberikan ruang untuk apresiasi, ekspresi, serta kreasi seni dan budaya yang beraneka ragam dan turut kontributif akan terciptanya interaksi budaya yang inklusif di seluruh negara Indonesia.

Hilmar Farid merupakan seorang Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, yang memberikan sebuah tuturan mengenai “Tema ini merupakan sebuah refleksi dari visi kita tentang bagaimana budaya serta alam bisa dan harus berjalan secara beriringan. Ketika kita berbicara mengenai merawat budaya, pasti kita juga berbicara tentang etos dan nilai yang mengajarkan kita supaya merawat bumi sebagai satu-satunya rumah kita”. Jakarta, Selasa, 5 September 2023.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 diselenggarakan mulai dari tanggal 20 sampai 29 Oktober 2023. Lokasi kegiatan acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 diselenggarakan di 40 titik ruang tamu di seluruh Jabodetabek. Acara ini memiliki empat titik ruang tamu utama yaitu Galeri Nasional Indonesia, Museum Kebangkitan Nasional, PT. Produksi Film Negara (Persero), dan M Bloc Space. Titik-titik tempat tersebut merupakan sebuah ruang-ruang publik dan ruang komunitas. Selama acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 diselenggarakan, dimulai dari tanggal 20 sampai 29 Oktober 2023, akan diadakan sebuah serangkaian pameran serta acara publik seperti lokakarya, diskusi para seniman, pasar ilmu, beberapa bazar, dan festival layar tancap.

Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang diselenggarakan di 40 titik di wilayah Jabodetabek, salah satunya diselenggarakan di kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang bertempatkan di Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini merupakan salah satu perwakilan dari Tangerang Selatan untuk diadakannya sebuah acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023.

Para dosen dan mahasiswa serta masyarakat yang ada di dalam lingkup kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, ikut serta dalam mensukseskan acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Terdapat banyak kegiatan acara yang ditampilkan di dalam acara Pekan Kebudayaan Nasional ini, seperti seminar diskusi dengan para seniman hebat, bincang-bincang dengan para dosen mengenai acara tersebut, penampilan sebuah karya-karya dari para mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta dekorasi-dekorasi mengenai kebudayaan dan karya-karya dari seorang seniman Indonesia yaitu Bapak Danarto. Danarto merupakan seorang seniman Indonesia yang karya-karyanya sangat terkenal salah satu di antaranya adalah kumpulan cerpen.

Dekorasi sebuah karya yang terdapat di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta banyak menggambarkan karya-karya dari seorang seniman Indonesia yaitu Bapak Danarto. Terdapat seperti Pojok Danarto yang berisikan mengenai pada acara Pestarama#4 prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang ditampilkan oleh mahasiswa semester 6 yang mengangkat naskah-naskah Danarto. Terdapat penjelasan juga mengenai Pekan Kebudayaan Nasional 2023, Komunitas Danarto dkk bekerja sama dengan prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk merawat dan mewariskan karya-karya dari Bapak Danarto.

Salah satu perwakilan dari para mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, semester 5 prodi Bahasa dan Sastra Indonesia ikut menyukseskan acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dengan menampilkan sebuah dramatisasi dari kumpulan cerpen “Umi Kalsum (Kisah-Kisah Pesantren)” ulasan oleh H.B. Jassin, karya Djamil Suherman. Djamil Suherman merupakan seorang sastrawan Indonesia, dengan karya-karyanya yang berupa puisi, novel, dan kumpulan cerita-cerita pendek. Salah satu perwakilan kelas para mahasiswa semester 5 ini menampilkan dramatisasi yang diambil dari kumpulan cerpen karya Djamil Suherman yang berjudul “Umi Kalsum (Kisah-Kisah Pesantren)”, di mana kegiatan tersebut merupakan sebuah contoh dari alih wahana, dikatakan alih wahana karena mengadaptasi salah satu cerita dari kumpulan cerpen ke dalam sebuah penampilan dramatisasi.

Penampilan dramatisasi yang mengangkat kisah dari buku kumpulan cerpen “Umi Kalsum (Kisah-Kisah Pesantren)”, dengan mengambil naskah yang berjudul “Umi Kalsum”. Cerita Pendek berjudul “Umi Kalsum (Kisah-Kisah Pesantren)” ini diterbitkan pada tahun 1983. Djamil Suherman merupakan seorang sastrawan yang sudah banyak menulis karya-karya sastra mengenai keagamaan, termasuk yang terdapat pada karyanya yaitu cerita pendek. Djamil Suherman lahir pada 24 April 1924, dan wafat pada 30 November 1985. Karya-karya dari Djamil Suherman berupa puisi, novel, dan cerita pendek, yaitu Muara (1958), Manifestasi (1963), Perjalanan ke Akhirat (1963), Umi Kalsum (1983), Nafiri (1983), Pejuang-Pejuang Kali Pepe (1985), Sarip Tambakoso (1985), Sakerah (1985).

Penampilan dramatisasi ini ditampilkan oleh mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 5 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang di mana para mahasiswa dalam satu kelas turut ikut serta dalam menampilkan sebuah kisah cerpen tersebut. Dramatisasi ini menggambarkan sebuah kisah-kisah yang berlatarkan di sebuah ruang lingkup kehidupan pesantren. Dalam dramatisasi ini juga bertemakan suasana yang sedang menjalani acara sebuah keagamaan Islam yaitu acara Maulidan. Bercerita kan tentang anak gadis yang bernama Umi Kalsum, yang merupakan seorang anak dari Haji Basuni dari Ketapang. Haji Basuni memiliki tiga anak gadis-gadis, yang pertama bernamakan Hasanah yang sudah memiliki suami dan anak satu, anak kedua yang bernamakan Latifah, dan anak ketiga yang bernamakan Umi Kalsum. Tetapi dalam penampilan dramatisasi ini hanya menampilkan kedua anaknya saja, anak kedua Latifah, dan anak ketiga Umi Kalsum.

Tidak semua peran yang ada di dalam cerita di buku kumpulan cerpen ini ditampilkan, tetapi alur ceritanya tetap sama dengan apa yang terdapat di dalam sebuah bukunya. Menceritakan tentang seorang Haji Basuni yang memiliki sikap yang angkuh dan selalu merendahkan banyak orang, dan diberikan gelar oleh orang-orang sekitar dengan sebutan “Haji Singapur” karena ketika hajinya dulu tidak sampai ke Mekah. Haji Basuni hanya ingin anak-anaknya kelak dilamar oleh orang yang berduit dan anak-anaknya harus turut menurut segala kemauannya, tidak boleh membantah atau membela diri. Tetapi karena kesombongan dan keangkuhan dari seorang Haji Basuni tersebut menyebabkan sebuah tragedi yang menimpa salah satu anaknya, yaitu Umi Kalsum. Umi telah ternodai oleh lelaki yang pernah melamarnya lalu ditolak dan dihina oleh ayahnya Haji Basuni. Umi mengandung seorang anak yang di mana anak tersebut adalah anak dari Mursid seorang lelaki yang pernah melamarnya. Dan di akhir cerita penampilan dramatisasi ini, Haji Basuni sangat menyesali atas kesalahan dirinya dan Umi mencoba mengakhiri hidupnya dikarenakan dia sudah sangat merasa buruk atas dirinya sendiri.

Ikuti tulisan menarik Rita Zahara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

15 jam lalu

Terpopuler