x

Pojok Baca Karya Tulis Danarto\xd

Iklan

Regita Oktiana Rahmadani

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 April 2022

Jumat, 3 November 2023 12:54 WIB

Puisi Religi dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Artikel ini membahas mengenai acara Pekan Kebudayaan Nasional yang diselenggarakan oleh PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam acara Pekan Kebudayaan Nasional ini terdapat berbagai penampilan, salah satunya penampilan dramatisasi puisi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pekan Kebudayaan Nasional merupakan kegiatan yang membuka peluang bagi semua orang untuk berekspresi, mengungkapkan gagasan dan perasaannya, berkreasi seni, dan mengikuti berbagai kegiatan kebudayaan menarik lainnya. Pelaksanaan kegiatan ini merupakan salah satu implementasi dari strategi untuk memajukan kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Pada kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dengan mengusung tema yang sangat menarik dan erat kaitannya dengan tradisi gotong royong di Indonesia, yaitu ‘Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan’. Tema ini mengajak semua orang bergotong royong untuk mempererat persatuan dan kesatuan melalui kegiatan kebudayaan. Bumi sebagai tempat tinggal bagi manusia, hewan, dan tumbuhan yang tentunya berkaitan erat dengan beranekaragam kebudayaan dalam menciptakan keberlangsungan masa depan bumi. Mengingat negara Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman dan kekayaaan budaya yang tak dapat terhitung dengan karakteristik budaya yang khas. Selain itu, tema ini juga mengajak kita untuk menjaga kebudayaan dan alam, karena kedua hal tersebut tidak dapat terpisahkan dan saling memengaruhi satu sama lain. Suatu kebudayaan menjadi tonggak terdepan dalam merawat bumi agar tetap lestari.

Acara kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 terbuka bagi siapa saja dalam memeriahkan dan memberikan peluang untuk berkolaborasi dalam kegiatan kebudayaan. Tidak hanya sastrawan, seniman, dan pegiat seni saja, ruang tamu ini terbuka bagi pengujung untuk berkreasi yang nantinya diharapkan dapat terus dilakukan oleh generasi muda, sehingga dapat memupuk energi, serta semangat dalam berkarya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 ini tersebar di 40 titik ruang tamu yang diselenggaraakan mulai dari 20 Oktober-29 Oktober 2023, salah satunya diselenggarakan oleh Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengusung tema Merawat Bumi, Merawat Kebudayaan, Kebudayaan Milik Semua "Resonansi Budaya Islam: dari Ciputat untuk Dunia”. Kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 yang diselenggarakan oleh PBSI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengadakan berbagai acara, salah satunya serangkaian peluncuran Pojok Bacaan Karya Danarto. Danarto merupakan seorang sastrawan yang lahir di Sragen pada 27 Juni 1940 dan dikenal sebagai penulis cerpen tahun 1970-an. Beberapa karya cerpennya, yaitu Godlob (1975), Adam Makrifat (1982), Berhala (1987), Orang Jawa Naik Haji (1984), Obrok Owok-Owok, Ebrek Ewek-Ewek (drama, 1976), Bel Geduwel Beh (1976), Gergasi (1993), Gerak-Gerak Allah (1996), dan Asmaraloka (1999), Setangkai Melati di Sayap Jibril (2001). Selain Taman Bacaan Danarto, terdapat berbagai acara diskusi Bedah Buku Surat Jibril, Diskusi Resonansi Budaya Islam Dalam Sastra Dan Seni Rupa, Workshop Stand Up Comedy Tribute Budayawan Muslim Ciputat, kegiatan bazar, dan beberapa kegiatan menarik lainnya.

Beberapa penampilan yang disajikan, seperti musikalisasi puisi, dramatisasi puisi, monolog, dramatisasi cerpen, sakustik, dan lainnya. Dari sekian banyak penampilan pekan kebudayaan nasional yang disajikan dengan begitu menarik terdapat salah satu penampilan yang menggejolak batin saya, yaitu penampilan dari perwakilan kelas 5A berupa penampilan puisi religi yang dialihwahanakan menjadi dramatisasi puisi. Puisi sebagai suatu karangan yang mengungkapkan gagasan dan perasaan seseorang yang dituangkan menggunakan keindahan kata-kata, kreativitas, dan imajinasi pengarang yang mengandung makna. Karya puisi dapat dialihwahakan menjadi dramatisasi puisi. Konsep Alih Wahana menurut Sapardi Djoko Damono dalam bukunya yang berjudul Sastra Bandingan merupakan perubahan dari satu jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Karya puisi yang dialihwahanakan menjadi penampilan dramatisasi puisi ini dikemas dengan menarik yang tidak hanya pembacaan puisi pada umumnya, namun menjadi sebuah penampilan yang erat kaitannya sengan unsur teater dan tata panggung.

Dramatisasi puisi tersebut dibawakan oleh dua perempuan cantik bernama Rania Ninanta Marito Harahap dan Hanna Hanifa Hira. Dramatisasi puisi yang dibawakan berjudul ”Apakah Sampai Padamu Berita Tentang Mahanazi? Karya Helvy Tiana Rosa yang menceritakan tentang tragedi Palestina. Helvy Tiana Rosa merupakan seorang sastrawan perempuan kelahiran Medan, 2 April 1970 yang telah melahirkan berbagai macam karya, seperti novel, cerpen, dan puisi. Salah satu Puisi karya Helvy Tiana Rosa yang berjudul ”Apakah Sampai Padamu Berita Tentang Mahanazi?” ini ditulisnya dalam acara Forsimpta: Simpati untuk Palestina, 25 Juni 2011. Puisi religi tersebut menceritakan konflik antara Israel dan Palestina yang terus memanas. Saat itu, Israel menyerang Palestina lantaran ingin merebut jalur Gaza dan kawasan Sinai hingga Tepi Barat serta Yerusalem Timur dari Yordania. Perang tersebut pun terjadi dan tidak bisa dihindari.

Puisi religi tersebut menarik perhatian saya dan saya sangat terpukau menyaksikan penampilan menakjubkan yang dibawakan oleh Rania Ninanta Marito Harahap dan Hanna Hanifa Hira pada hari Senin, 23 Oktober 2023 kemarin. Mereka membawakan dramatisasi puisi dengan penuh penghayatan dan melakukan gerakan maju-mundur silih berganti dengan menyampaikan bait demi bait dimana tiap bait puisi tersebut memiliki makna mendalam dan tentunya menguras air mata. Namun, dari semua bait puisi yang dibacakan oleh Rania dan Hanna terdapat bait yang memiliki makna yang begitu menyentuh batin saya, yaitu:

Apakah sampai padamu

berita tentang kanak-kanak yang tak lagi berbapak

tentang ibu mereka yang diperkosa atau diseret ke penjara?

Para balita yang menggenggam batu

dengan dua tangan mungil mereka

menghadang tentara zionis Israel

lalu tangan kaki mereka disayat dan dibuntungi

Pada bait ini saya ikut merasakan betapa sakitnya kehilangan orang yang kita cintai wafat melalui berbagai ancaman dan kekerasan yang dilakukan Israel mulai dari memperkosa perempuan, hukuman berupa penjara, dan di bom secara langsung. Bahkan anak-anak yang tak berdosa pun menjadi korban saat ia mencoba melawan tentara israel dengan menggengam sebuah batu yang tak lama tangannya pun dilukai hingga dibuntungi berpengaruh pada kondisi psikis Tak hanya secara fisik, anak-anak pun mengalami kondisi psikis dan mental yang tertekan dan selalu dihantui rasa ketakutan. Anak-anak yang seharusnya memperoleh kehidupan yang tenang dan layak, serta mendapatkan pendidikan.

Apakah sampai padamu berita tentang masjidil Aqsha.

di halamannya menggenang darah

dan tubuh-tubuh yang terbongkar

Peluru yang berhamburan di udara

menyanyikan lagu kematian menyayat nadi

kekejaman yang melebihi fiksi.

 

Pada bait tersebut rasa kesedihan pun makin terasa saat mereka membacakan bait mengenai kekerasan di Masjid Al Aqsa. Tentara Israel semakin berani mengambil alih kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem tersebut dengan menyerbu kompleks Al Aqsa menggunakan gas air mata, dan berbagi peluru. Masjid Al-Aqsa merupakan salah satu situs suci bagi umat Muslim yang menyimpan sejarah penting sebagai tempat terjadinya Isra dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Tapi orang-orang di negeriku masih saja mengernyitkan kening:

“Palestina? Untuk apa memikirkan Palestina?

Persoalan di negeri sendiri menjulang!”

Mereka bersungutsungut tak suka

Membatu, tak jarang terpengaruh

menuduh pejuang kemerdekaan Palestina

yang membela tanah air mereka sendiri

sebagai teroris!

 

Pada bait tersebut, saya pun merasa heran mengapa masih banyak orang yang tak peduli dengan tragedi Palestina, karena menganggap persoalan di negara sendiri pun masih banyak. Menurut saya, tanpa mengabaikan persoalan negara kita pun tetap dapat membantu atas dasar kemanusiaan. Kita harus peduli dan membantu melalui do’a dan menyisihkan sebagian harta kita untuk membantu masyarakat Palestina.

Melalui puisi ini mengajarkan kita semua agar lebih peka terhadap lingkungan sekitar serta mempererat tali silaturahmi. Masih banyak orang yang bersikap acuh tak acuh dengan Palestina bahkan menganggap aneh karena di negeri sendiri pun banyak sekali persoalan-persoalan yang harus kita pikirkan. Disana banyak rumah-rumah yang dihancurkan, tanah di rampas, bahkan manusia mulai dari yang masih bayi, balita, hingga dewasa yang juga dimusnahkan. Begitu banyak air mata yang tumpah melihat saudara kita kehilangan keluarga yang semula lengkap, kini sudah tak lengkap, kondisi kelaparan, dan kesulitan bertahan hidup. Masjidil Aqsa yang begitu megahnya menjadi tempat tergenang banyak darah karena banyaknya saudara kita yang meninggal terkena peluru yang berhamburan di udara, sungguh kekejaman yang melebihi cerita film yang pernah saya tonton.

Oleh karena itu, tanpa mengabaikan persoalan yang ada di negeri kita sendiri dan hanya atas nama kemanusiaan, mari kita bangkit untuk membantu Palestina. Kita jangan hanya diam menikmati makanan yang lezat diatas penderitaan saudara kita di Palestina dan jangan pula mengutuk pembantaian dalam batin seolah-olah tidak peduli dengan apa yang terjadi di Palestina.

Ikuti tulisan menarik Regita Oktiana Rahmadani lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB