x

Image by Gerd oleh Pixebay.com

Iklan

Khasiatun Amaliyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 April 2023

Senin, 20 November 2023 20:10 WIB

Membangun Good Empathy yang Bisa Kamu Latih

Empati menjadi salah satu keterampilan sosial yang penting dimiliki. Namun, sudahkah tepat empati kita selama ini? Yuk latih empatimu dengan cara berikut ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

How do we define empathy?

    Empati dapat kita maknai sebagai satu keterampilan dalam memahami dan merasakan apa yang orang lain rasakan. Empati juga bisa melibatkan, tentang bagaimana kita melihat sesuatu bukan hanya dari satu sudut pandang kita sendiri. Sehingga, empati membuat kita seolah-olah mampu ikut serta membayangkan bagaimana berada pada posisi orang lain dan ikut serta merasakan emosi yang sama.

    Menurut Baron-Cohen, terdapat dua kompenen penting dalam empati, yaitu:

  1. Persepsi afektif; yaitu kemampuan untuk memahami emosi orang lain.
  2. Respon afektif; yaitu kemampuan untuk merasakan emosi orang lain.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

    Selain itu, berikut ini juga terdapat beberapa fakta menarik dan penting soal empati yang perlu kita tahu!

  1. Studi penelitian yang terbit dalam Jurnal, “Nature Human Behaviour” tahun 2023. Penelitian ini menjelaskan bahwa, ternyata empati itu bisa diajarkan. Artinya, empati bisa dipelajari dan ditingkatkan, asal kita mau belajar.
  2. Studi penelitian yang juga terbit dalam Jurnal, “Psychological Science" pada 2022. Di dalam studi ini menjelaskan bahwa, empati memiliki kontribusi pada kesehatan mental yang lebih baik.
  3. Lebih lanjut, studi penelitian yang terbit dalam Jurnal, “Nature Communications" 2021. Penelitian yang menjelaskan, bahwa empati dapat membantu orang untuk membuat keputusan yang lebih baik.

    Seringkali dalam realitas sosial, kita menjumpai ada saja yang mengatakan;

“Kok bisa si "fulan" tidak punya empati. Lihat orang susah malah nggak mau membantu.”

Misal lagi, kita menemui kasus seperti berikut!

Di jalan, kita melihat ada orang yang menolak untuk memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan. Misalnya pinjam handphone dengan alasan baterainya mati, padahal ia harus menghubungi keluarga atau kerabat.

Pada saat orang itu menolak untuk membantu, secara spontan, naluri akan berkata, "Kok tega banget ya nggak mau bantuin. Nggak punya empati kali ya."

    Hanya karena kita melihat dia/mereka tidak bersikap atau bertindak yang sebagaimana mestinya dalam suatu keadaan tertentu. Bukan berarti sikap kita bisa dibenarkan secara mutlak tanpa memahami kondisi lainnya.

    Saat kita melihat seperti contoh kasus di atas, barangkali sesaat kita akan berpikir bahwa orang tersebut tidak memiliki empati, karena tidak merasa iba atau karena tidak mau menolong orang yang membutuhkan bantuan. Padahal bisa saja loh, ada dua kemungkinan.

Kita tidak tahu jika;

  1. Orang yang meminta bantuan tersebut ternyata bukanlah orang yang benar-benar baik (pencuri, rampok, dst). Ini bukan tentang prasangka buruk. Namun, di tempat umum, kita juga harus memiliki sikap mawas diri dan berhati-hati.
  2. Orang yang tidak mau membantu, bisa saja memang tidak memiliki kuasa untuk membantu. Bisa saja ia juga tidak membawa hp, hpnya tidak terisi kuota, baterainya juga sama-sama habis. Lalu bagaimana ia bisa membantu? Sedangkan ia sendiri harus dibantu.

    Jadi, kita tidak boleh langsung menghakimi seseorang dengan penilaian buruk, sebelum kita tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan bukti atau kebenaran yang bisa dijelaskan secara jelas dan valid ya.

Berbicara mengenal empati, ada juga hal menarik lainnya. Satu pertanyaan ini, mungkin bisa memicu rasa ingin tahumu.

"Apa ada dari kita yang benar-benar yang tidak memiliki empati sama sekali?"

Menurut studi terbaru tentang Psikologi manusia;

    Tidak ada manusia yang benar-benar tidak memiliki empati! Semua manusia memiliki kecenderungan dan kemampuan untuk berempati, namun pada tingkat yang tidak sama. Ada juga orang dengan empati yang sangat tinggih, sedang, bahkan rendah. Inilah yang barangkali membuat kita kadang suka berasumsi, bahwa orang yang kita jumpai tidak memiliki empati. Padahal ia tetap memiliki, namun dengan kecenderungan yang tidak sama dengan empati yang kita miliki.

    Apa yang harus kita lakukan? Jangan langsung memberikan atau melakukan tuduhan dan penilaian buruk. Lalu apa yang harus kita lakukan? Bukankah empati itu penting? Betul! Namun, memaksakan kepada setiap orang untuk memiliki empati sebagaimana seharusnya tanpa tahu cara tepat dan terbaiknya juga salah. Maka cara terbaik dari yang terbaik adalah dengan mulai miliki empati itu dari diri sendiri, mulai hari ini!

    Kita tahu bahwa empati bisa dibangun. Artinya, setiap kita punya kesempatan yang sama untuk membangun dan meningkatkan empati yang dimiliki. Daripada sibuk menilai, menghitung, dan mencari-cari kesalahan serta keburukan orang lain sebab rendahnya empati yang dimiliki. Alangkah baiknya, intropeksi diri sendiri. Iya gak sih?

"Sudah kah empati itu aku miliki?"

"Benarkah caraku berempati selama ini?"

Selain itu, cara terbaik untuk merawat dan membudidayakan empati adalah dengan menjadikan diri sebagai contoh. Bagi dirimu sendiri dan dunia yang lebih luas pastinya. Jadilah kamu sebagai contoh dan bukti nyata bahwa empati itu ada. 

    Berikut cara membangun dan meningkatkan empati yang bisa kamu latih:

  1. Label your emotions

Langkah pertama adalah dengan memahami emosimu sendiri agar bisa memahami emosi orang lain. Saat kamu merasakan emosi itu hadir, beri jeda sebentar, dan beri label. Contoh, kamu sedang merasa senang. Kamu bisa beri label dengan, “Aku merasa senang atau bahagia”. Hal ini bisa membantu kamu dalam memahami apa pemicu emosi serta bagaimana pengaruhnya terhadap pikiran dan perilakumu. Harus kamu coba.

  1. Listen to others without judgment

Saat ada orang yang berbicara atau mengajakmu berbicara, dengarkan dengan saksama yang mereka katakan, jangan menyela atau menghakimi secara tiba-tiba. Coba melihat sesuatu dari sudut pandang mereka dan pahami perasaan mereka yang berada pada situasi tersebut.  

  1. Put yourself in someone else's shoes

Bayangkan rasanya bagaimana berada di posisi orang lain. Apa tantangan yang harus mereka hadapi? Apa harapan dan impian mereka? Dengan mempraktikkan ini, bisa melatih rasa welas asihmu terhadap orang lain.

  1. Practice active listening.

Berlatih mendengar secara aktif? Bagaimana maksudnya? Mendengarkan secara aktif merupakan proses memperhatikan apa yang dikatakan oleh seseorang dan berusaha memahami dari sudut pandangnya. Pada proses ini, kamu tidak hanya berfokus pada apa yang  dikatakan, tapi juga memahami emosi yang mereka rasakan.

  1. Validate other people's feelings.

 Apa maksudnya, “memvalidasi perasaan orang lain?”

Begini, pada saat seseorang merasa kesal/marah/kecewa, maka validasikan perasaannya. Hal ini bertujuan untuk memberitahunya, bahwa kamu memahami perasaannya. Namun, bukan berarti di sini kamu langsung setuju saja pada pendapatnya. Apakah kamu juga tahu, bahwa bahasa tubuh dapat mengkomunikasikan banyak hal kepada orang lain? Dalam melatih empati, kamu bisa menggunakan bahasa tubuh yang terbuka. Misalnya, menggunakan kontak mata memperhatikan/menyimak dan lainnya.

  1. Be patient                                                                                                                                    Bersabarlah. Perlu waktu dan latihan secara terus-menerus untuk bisa meningkatkan empati. Jangan cepat berkecil hati, jika belum cepat terlihat hasilnya.

    "If only you know; Empathy is a valuable skill that can help you build stronger relationships, be more successful in your career, and live a more fulfilling life."

Ikuti tulisan menarik Khasiatun Amaliyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

1 hari lalu