x

Iklan

BungRam

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 25 November 2023 17:40 WIB

Apresiasi Guru: dari Slogan Menjadi Harapan; Refleksi Hari Guru 2023

Slogan tentang profesi guru adalah hal yang niscaya ada. Kini harusnya menjelma menjadi harapan dan aksi nyata, lalu menjadi karya. Bukan sekedar pujian lewat status atau ucapan di halaman depan media sosial saja.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"They know exactly what I am here for and they know what they are here for. Once they know that and we work together, we can achieve ultimate success," 

Sejak kecil ia tidak menikmati tahun-tahun yang menyenangkan di sekolah, karena disleksia yang tidak terdiagnosis. Ia tidak langsung melanjutkan ke pendidikan tinggi melainkan dilatih sebagai teknisi otomotif dan bekerja di bengkel. Pengalaman dalam melatih mekanik pembelajar lainnya memberinya kecintaan seumur hidup dalam mengajar. Dengan kualifikasi yang lebih banyak, ia masuk perguruan tinggi guru kejuruan di Jamaika dan setelah tiga tahun lulus dengan nilai terbaik di kelasnya.

Pendekatan positifnya mengubah kelas pengajaran pertamanya dari sekelompok siswa yang sebelumnya dianggap ‘miskin’ menjadi sukses besar. Dia memotivasi kelas yang terdiri dari 30 anak laki-laki, mendirikan perpustakaan kelas, mendorong mereka untuk membaca dan menyampaikan resensi buku untuk menyelesaikan setiap volume.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka mulai berprestasi di kelas sepuluh dan di kelas 11 mereka begitu termotivasi sehingga delapan dari mereka bergabung dengan paduan suara sekolah dan satu orang menjadi Kepala Sekolah di sekolah tersebut. Kelasnya juga merupakan kelas ujian otomotif pertama yang mendapat nilai kelulusan 95% dalam sejarah sekolah.

Dia adalah Tracy Ann Hall “perempuan di dunia laki-laki,” kata Daphne Clayton, Ketua Gubernur di Sekolah Menengah Jonathan Grant, Spanish Town Jamaica. Dilatih sebagai teknisi otomotif sebelum menjadi guru, Hall mengajarkan siswa keterampilan untuk menjadi mekanik dan warga global. “Saya memastikan siswa saya menjadi warga global dengan cara yang berbeda,” katanya.

Dia memulai program di kelasnya untuk memberi makan orang-orang jalanan, membangun trotoar, meluncurkan klub otomotif junior, dan bekerja di majalah sekolah. Ia telah bermitra dengan dua perusahaan otomotif untuk memastikan peluang ekonomi bagi mahasiswanya yang umumnya berasal dari masyarakat kurang mampu secara ekonomi.

Murid-muridnya telah sukses dalam berbagai pekerjaan – polisi, penyelam scuba, manajer hotel, koki, dan, tentu saja, teknisi otomotif – dan dia juga mendorong semua muridnya untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi.

Hall telah menjadi salah satu dari 10 finalis Varkey Foundation Global Teacher Prize 2017 dengan meraih medali emas. Kemudian pada tahun 2020, dalam sebuah upacara gala virtual, ia menerima Penghargaan Guru Global paling bergengsi dengan penerima penghargaan dari 110 negara.

Itu sepenggal cerita tentang sosok guru inspiratif, pejuang pendidikan dan hak-hak anak untuk menjadi hebat dengan berbagai latar belakang yang beragam. Tulisan lengkapnya tentang prestasi Hall bisa dibaca di sini.

 

Slogan di peringatan hari guru

Di peringatan hari guru, selalu terdengar berbagai slogan semisal “Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”, “Guruku Pahlawanku”, “Guru adalah Pilar Masa Depan”, “Guruku, Tanpamu Apa Jadinya Aku”, dan kemudian di tema besar peringatan hari guru nasional tahun 2023 ini; “Bergerak Bersama, rayakan Merdeka Belajar”.

Ratusan slogan memang perlu harus digaungkan dan dikembangkan, selain itu juga perlu diresapi dan diwujudkan dengan kinerja dan prestasi. Slogan tentang guru bahkan perlu ditinjau, dipahami dengan keihklasan dan ketulusan.

Jadi, slogan tentang profesi guru adalah hal yang niscaya ada. Bahkan ia kini harusnya menjelma menjadi harapan. Bagi sekian banyak anak-anak yang  kurang perhatian dari gurunya karena ia tidak memiliki kemampuan atau berada dalam kondisi berbeda – berkebutuhan khusus.

Kemudian juga, slogan tentang guru harus menjelma menjadi aksi nyata, menjadi karya. Bukan sekedar pujian lewat status atau ucapan di halaman depan media sosial saja.

 

Bagaimana kita mengapresiasi guru?

Seremoni peringatan hari guru identik dengan penghargaan dan apresiasi. Tidak sedikit berbentuk pemberian hadiah bermacam-macam. Ini hal yang biasa dan tentu baik sebagai ungkapan kecintaan dan penghormatan.

Guru adalah profesi tertua di dunia yang melahirkan berbagai profesi lainnya. Karena belajar dan mengajarkan adalah dua pekerjaan yang pertama dilakukan manusia di bumi ini.

Mengapa kita perlu memberikah perhatian yang khusus terhadap profesi tua dan sakral ini, karena dari proses belajar lahirlah peradaban. Dari pemikiran guru dan ketajaman mata batinnya lahirlah kebijaksanaan. Dari berbagai kesalahan yang terjadi dalam proses belajar bersama guru muncullah berbagai kemudahan dan penemuan.

Jadi memang penghargaan atas kiprah guru sepanjang masa adalah seremonial yang harus hidup.

Pertanyaannya, apakah penghargaan hanya bergaung dalam konteks peringatan tahunan atau sesungguhnya sosok guru perlu ditempatkan dan diperlakukan dengan sangat mulia kapanpun waktunya? Bagaimana caranya?

Refleksi penting dalam konteks memberikan apresiasi kepada guru sebagai sebuah peringatan perlu dibangun berdasarkan hal-hal berikut ini:

  1. Apresiasi lahir dari kompetensi

Saat ini kompetensi guru menjadi sangat penting dalam menentukan arah perubahan dan masa depan generasi bangsa. Guru sudah menjadi profesi yang tidak lagi dilihat sebagai profesi sambilan atau lompatan karena seseorang belum mendapat pekerjaan layak.

Semua stakeholder pendidikan harus memiliki visi yang sama tentang peran penting guru dengan kompetensi yang unggul agar institusi pendidikan menjadi sebuah lembaga profesional yang dapat diandalkan.

Setiap pengambil kebijakan baik di lembaga pemerintah atau swasta perlu mengaitkan kebutuhan tenaga profesional seiring dengan proses pendidikan yang dilihat dari rekam jejak dan aksi nyata seseorang selama mengenyam pendidikan, yang dari sana karakter terbentuk, kemampuan terasah, dan wawasan bertambah.

Oleh karenanya saling ada keterhubungan antara dunia birokrasi, dunia industri dengan dunia pendidikan adalah mutlak. Sehingga kualitas sumber daya manusia terus terjaga secara menyeluruh, dimulai dari pendidikan yang berkualitas, dari para guru yang memiliki kompetensi dan integritas.

  1. Guru punya kemampuan dan juga peran

Sebagaimana kisah inspiratif guru Tracy Ann Hall, dia adalah sosok yang memiliki kemampuan. Diawali dengan kemampuannya berjuang untuk dapat belajar di dalam kekurangannya sebagai penyandang disleksia. Namun perjalanan hidupnya yang penuh semangat mengantarkannya menjadi sosok yang berperan terhadap kesempatan anak-anak didiknya menjadi tumbuh dengan kesuksesan, bahkan memiliki empati yang tinggi terhadap sosial kemasyarakatan.

Kemampuan guru dalam bidang profesinya sebagai tenaga pengajar dan pendidik harus menghadirkan dampak perubahan bagi setiap peserta didik yang diajarnya.

Perubahan yang timbul bukan semata-semata untuk mendorong anak sukses mencari kerja di kehidupannya, namun juga sukses menjadi dirinya dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang ia kuasai karena proses belajar bersama guru.

Dengan itu semua, setiap guru layak diapresiasi, perlu didorong untuk maju dan bangga menjalani kehidupannya sebagai tenaga pendidik, karena ia sadar bahwa dirinya memiliki peran yang sangat besar dan sangat penting!

  1. Guru menjadi penuntun seni hidup sejahtera

Kemajuan sebuah peradaban tidak bisa tidak dimulai dari human capital dan keunggulan manusia di zamannya.

Peradaban bangsa-bangsa dalam  sejarah selalu digambarkan dengan keunggulan hasil karya manusia di dalam catatan sejarah bangsa-bangsa tersebut. Karya manusia itu lahir dari perkembangan pengetahuan dan kemampuan yang berproses dari pendidikan, sistem sosial, pemerintahan dan penguasa yang menjalankannya.

Selebrasi peringatan hari guru kini harus dipertemukan dengan konteks perubahan peradaban di dalam bangsa kita sendiri, dan juga kehidupan secara global.

Kita memperingati Hari Guru, artinya kita sedang terus mengukur sejauh mana harapan tentang kemajuan peradaban bangsa ini bertumpu kepada human capital guru, nilai-nilai yang unggul, sosok inspiratif yang memberikan seni hidup yang lebih baik.

Memberikan apresiasi terhadap guru tidak membutuhkan perhatian lewat seremonial tahunan.

Maka, slogan pada peringatan hari guru harus bertransformasi menjadi harapan. Menjadi perwujudan yang nyata dan relevan dalam mempersiapkan anak-anak. Bukan sekedar dilahirkan, tapi dipersiapkan. Jika orang tua memfasilitasi anak kehidupan, para guru menjadi penuntun seni hidup untuk sejahtera.

Sebagaimana pernyataan Hall di atas; “Mereka tahu persis untuk apa saya berada di sini dan mereka tahu untuk apa mereka ada di sini. Begitu mereka mengetahuinya dan kita bekerja sama, kita bisa mencapai kesuksesan yang utama”.

 

 

Ikuti tulisan menarik BungRam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

23 jam lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

23 jam lalu