Riset Kolaborasi Indonesia, Peluang Menuju Universitas Negeri Berdaya Saing Global

Kamis, 30 November 2023 06:27 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Riset kolaborasi adalah salah satu kunci meningkatkan kualitas dan dampak penelitian, terutama di era revolusi industri 4.0. Riset kolaborasi dapat membuka akses ke sumber daya, jaringan, dan pasar yang lebih luas. Juga serta memperkaya perspektif dan inovasi yang dihasilkan. Riset kolaborasi tentu saja juga dapat meningkatkan reputasi perguruan tinggi.

Riset kolaborasi adalah salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas dan dampak penelitian, terutama di era globalisasi dan revolusi industri 4.0. Riset kolaborasi dapat membuka akses ke sumber daya, jaringan, dan pasar yang lebih luas, serta memperkaya perspektif dan inovasi yang dihasilkan. Riset kolaborasi juga dapat meningkatkan reputasi dan visibilitas perguruan tinggi sebagai lembaga penelitian yang unggul dan berkontribusi bagi pembangunan nasional dan internasional.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan potensi sumber daya alam yang melimpah, memiliki peluang besar untuk mengembangkan riset kolaborasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Namun, Indonesia juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, seperti keterbatasan anggaran, infrastruktur, sumber daya manusia, dan tata kelola penelitian. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, industri, dan masyarakat, untuk mendorong dan mendukung riset kolaborasi di Indonesia.

Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah program Riset Kolaborasi Indonesia (RKI), yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Pengembangan UI bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH), BRIN, dan institusi riset luar negeri. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah internasional, serta menghasilkan produk dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat. Program ini juga diharapkan dapat menjadi model dan inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk mengembangkan riset kolaborasi yang berdaya saing global.

Riset Kolaborasi Indonesia

Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) adalah program yang diinisiasi oleh empat PTNBH, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Airlangga (Unair), dan Institut Pertanian Bogor (IPB) sejak tahun 2017. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah internasional, serta menghasilkan produk dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat. Program ini juga diharapkan dapat meningkatkan reputasi dan visibilitas perguruan tinggi sebagai lembaga penelitian yang unggul dan berkontribusi bagi pembangunan nasional dan internasional.

Program RKI mengajak perguruan tinggi lain di Indonesia untuk bergabung dalam skema kolaborasi riset lintas disiplin dan lintas institusi. Hingga tahun 2023, program RKI telah diikuti oleh 21 PTNBH, yaitu ITB, UGM, UNAIR, IPB, Universitas Indonesia (UI), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Diponegoro (UNDIP), Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Universitas Negeri Makassar (UNM), dan Universitas Negeri Medan (UNIMED). Salah satu perguruan tinggi yang telah bergabung dengan program RKI sejak tahun 2021 adalah Universitas Andalas (UNAND).

Program RKI bekerja sama dengan PTNBH, BRIN, dan institusi riset luar negeri. PTNBH adalah perguruan tinggi yang memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, dan akademik. PTNBH diharapkan dapat menjadi role model bagi perguruan tinggi lain di Indonesia dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian. BRIN adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan nasional di bidang riset, pengembangan, dan inovasi. BRIN mendukung program RKI dengan memberikan fasilitas, pendanaan, dan bimbingan. Institusi riset luar negeri adalah mitra kerjasama riset yang berasal dari negara-negara lain yang memiliki kompetensi dan reputasi di bidang riset tertentu. Institusi riset luar negeri dapat memberikan akses ke sumber daya, jaringan, dan pasar yang lebih luas, serta memperkaya perspektif dan inovasi yang dihasilkan.

Tantangan dan Peluang

Riset kolaborasi Indonesia menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang perlu diantisipasi dan dimanfaatkan oleh para peneliti dan perguruan tinggi. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain adalah:

  1. Keterbatasan anggaran. Anggaran yang tersedia untuk penelitian di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Hal ini menyebabkan keterbatasan dalam hal fasilitas, peralatan, bahan, dan insentif untuk peneliti. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mencari sumber pendanaan alternatif, baik dari pemerintah, swasta, maupun luar negeri, serta mengoptimalkan penggunaan anggaran yang ada secara efisien dan transparan.
  2. Keterbatasan infrastruktur. Infrastruktur yang mendukung penelitian di Indonesia masih kurang memadai, baik dari segi ketersediaan, kualitas, maupun aksesibilitas. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam hal komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antara peneliti dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan infrastruktur penelitian, baik fisik maupun digital, serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang ada secara maksimal.
  3. Keterbatasan sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten di bidang penelitian di Indonesia masih terbatas, baik dari segi kuantitas, kualitas, maupun distribusi. Hal ini menyebabkan kesenjangan dalam hal kapasitas, produktivitas, dan kreativitas antara peneliti dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia penelitian, baik melalui pendidikan, pelatihan, bimbingan, maupun insentif, serta memfasilitasi mobilitas dan pertukaran pengetahuan antara peneliti dan perguruan tinggi.
  4. Keterbatasan tata kelola penelitian. Tata kelola penelitian di Indonesia masih perlu ditingkatkan, baik dari segi perumusan, pelaksanaan, maupun evaluasi kebijakan, regulasi, dan standar penelitian. Hal ini menyebabkan ketidaksesuaian, ketidakkonsistenan, dan ketidaktransparanan dalam hal proses, mekanisme, dan kriteria penelitian. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menyelaraskan, menyederhanakan, dan menyempurnakan tata kelola penelitian, serta meningkatkan partisipasi, akuntabilitas, dan pengawasan dari berbagai pihak terkait.

Beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain adalah:

  1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan sangat cepat dan bersifat lintas disiplin, sehingga membuka peluang untuk menghasilkan penelitian yang lebih komprehens
  2. Inovatif yang dapat memberikan solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam penelitian.
  3. Perkembangan globalisasi dan revolusi industri 4.0. Globalisasi dan revolusi industri 4.0 membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, budaya, politik, hukum, dan ekonomi. Hal ini membuka peluang untuk meningkatkan kerjasama dan kompetisi antara negara-negara, serta menghadapi tantangan dan peluang yang bersifat global. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memanfaatkan globalisasi dan revolusi industri 4.0, serta menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dalam penelitian.
  4. Perkembangan kebijakan dan regulasi penelitian. Kebijakan dan regulasi penelitian di Indonesia terus mengalami perbaikan dan penyempurnaan, baik dari segi substansi, proses, maupun implementasi. Hal ini membuka peluang untuk mendapatkan dukungan dan fasilitasi dari pemerintah, serta mematuhi standar dan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengikuti dan memahami kebijakan dan regulasi penelitian, serta berpartisipasi dalam perumusan dan evaluasinya.

PTNBH Berdaya Saing Global

PTNBH adalah perguruan tinggi yang memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan, sumber daya manusia, dan akademik. PTNBH diharapkan dapat menjadi role model bagi perguruan tinggi lain di Indonesia dalam hal peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian. PTNBH juga diharapkan dapat menjadi perguruan tinggi yang berdaya saing global, yaitu perguruan tinggi yang mampu bersaing dengan perguruan tinggi terbaik di dunia dalam hal reputasi, visibilitas, dan dampak penelitian.

Untuk menjadi PTNBH berdaya saing global, diperlukan beberapa hal, antara lain:

  1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah internasional. Publikasi ilmiah internasional adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja dan prestasi penelitian perguruan tinggi. Publikasi ilmiah internasional dapat meningkatkan reputasi dan visibilitas perguruan tinggi di mata dunia, serta menyebarluaskan hasil penelitian kepada masyarakat ilmiah dan masyarakat umum. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi ilmiah internasional, baik melalui peningkatan kapasitas dan produktivitas peneliti, pemilihan jurnal yang sesuai, maupun peningkatan kualitas dan orisinalitas penelitian.
  2. Meningkatkan produk dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat. Produk dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur dampak dan relevansi penelitian perguruan tinggi. Produk dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat dapat memberikan solusi bagi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, lingkungan, dan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan produk dan layanan yang bermanfaat bagi masyarakat, baik melalui peningkatan kreativitas dan inovasi peneliti, kerjasama dengan industri dan pemerintah, maupun peningkatan diseminasi dan adopsi hasil penelitian.
  3. Meningkatkan kerjasama dan jaringan dengan institusi riset luar negeri. Kerjasama dan jaringan dengan institusi riset luar negeri adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kolaborasi dan integrasi penelitian perguruan tinggi. Kerjasama dan jaringan dengan institusi riset luar negeri dapat memberikan akses ke sumber daya, jaringan, dan pasar yang lebih luas, serta memperkaya perspektif dan inovasi yang dihasilkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kerjasama dan jaringan dengan institusi riset luar negeri, baik melalui peningkatan mobilitas dan pertukaran pengetahuan peneliti, pengembangan proyek bersama, maupun peningkatan kualitas dan relevansi penelitian.

Kesimpulan

Riset kolaborasi Indonesia adalah sebuah tantangan dan peluang menuju PTNBH berdaya saing global. Riset kolaborasi dapat memberikan berbagai manfaat, seperti meningkatkan kualitas dan dampak penelitian, membuka akses ke sumber daya, jaringan, dan pasar yang lebih luas, serta memperkaya perspektif dan inovasi yang dihasilkan. Namun, riset kolaborasi juga menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan anggaran, infrastruktur, sumber daya manusia, dan tata kelola penelitian. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mendorong dan mendukung riset kolaborasi di Indonesia.

 

Bagikan Artikel Ini

Baca Juga











Artikel Terpopuler