Stres belajar adalah kondisi di mana seseorang merasa tertekan, cemas, atau khawatir karena tuntutan akademik yang tinggi. Stres belajar bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental, serta kualitas belajar seseorang.
Stres belajar bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya waktu, kesulitan materi, persaingan, harapan orang tua, atau tekanan dari teman. Bagaimana sih cara menguranginya?
Kenali Tanda-Tanda dan Penyebab Stres Belajar
Langkah pertama dalam mengatasi stres akademik adalah mengidentifikasi tanda-tanda dan penyebabnya. Tanda-tanda stres dapat bervariasi, termasuk gejala fisik seperti sakit kepala, sakit perut, kelelahan, sulit tidur, dan kehilangan nafsu makan. Gejala kejiwaan meliputi mudah tersinggung, sedih, cemas, takut gagal, dan penurunan motivasi. Gejala perilaku mencakup menghindari belajar, menunda pekerjaan, mengasingkan diri, atau mengabaikan aktivitas lain. Penyebab stres akademik beragam, termasuk manajemen waktu yang buruk, strategi belajar yang kurang efektif, kurangnya dukungan sosial, dan ketidakseimbangan antara belajar dan relaksasi.
Terapkan Strategi Belajar yang Tepat
Setelah mengenali tanda-tanda dan penyebab stres belajar, langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi belajar yang tepat. Strategi ini dapat meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan kegembiraan dalam proses pembelajaran. Contohnya, buatlah jadwal belajar yang realistis dan fleksibel, pecah materi menjadi bagian-bagian kecil yang mudah dicerna, sesuaikan metode belajar dengan gaya masing-masing, ulangi dan uji pemahaman secara berkala, buat catatan atau rangkuman yang rapi, serta bentuk kelompok belajar dengan teman untuk saling dukung dan semangat.
Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Menjaga kesehatan fisik dan mental saat belajar sangat penting. Selain menerapkan strategi belajar yang tepat, kontribusi kesehatan fisik dan mental dapat memengaruhi konsentrasi, ingatan, dan mood. Cara-cara efektif melibatkan konsumsi makanan seimbang, pemenuhan kebutuhan air, olahraga teratur, tidur berkualitas, meditasi, hobi yang disukai, dan berbagi perasaan dengan orang terpercaya seperti keluarga, teman, atau konselor.
Nah, kurang lebih begitu tips mengurangi stress di lingkungan kerja dan cara-cara untuk mengatasinya. Hal yang perlu diingat adalah kita sendiri yang mengetahui batasan diri kita dan kemampuan diri kita sendiri. Bila stress kerja yang dialami cukup berat, jangan ragu untuk meminta bantuan ke teman atau konsultasi dengan professional seperti psikolog atau psikiater.
Referensi:
Suhendarlan, L., Jumiati, I. E., Yulianti, R., & Maulana, D. (2022). Prevalensi Stress Kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten. Administratio, 13(1), 81-95.
How to be mentally health at work. (2020). Diakses 12 Desember 2023 dari https://www.mind.org.uk/information-support/tips-for-everyday-living/how-to-be-mentally-healthy-at-work/work-and-stress/
Ikuti tulisan menarik Muhammad Rafi Irfan lainnya di sini.
