Di kala seribu tanya masih bergayut di relung kalbuku
Di segenap alam pikiranku
Dan, aku tak kunjung jua pada jawaban realita
Tiba-tiba kutemukan kalam yang kuanggap suci
Sebuah jawaban ataukah penghantar jalan
Dari apa yang kuyakini selama ini, entahlah
Aku tak tahu ...
Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut
Apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.
Apabila Engkau mengirim roh-Mu, mereka tercipta, dan Engkau memperbaharui muka bumi.
Biarlah kemuliaan Tuhan tetap untuk selama-lamanya, biarlah Tuhan bersuka cita karena perbuatan-perbuatan-Nya!
Dia yang memandang bumi sehingga bergentar, yang menyentuh gunung-gunung hingga berasap.
Aku akan bernyanyi bagi Tuhan selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.
Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersuka cita karena Tuhan.
Biarlah habis orang-orang berdosa dari bumi, dan biarlah orang-orang fasik tidak ada lagi!
Pujilah Tuhan, hai jiwaku!
Haleluyah!
Sampai di sini dulu, karena aku harus tahu
Pada rindu dendamku yang masih beku nan membisu ....
*****
Kota Malang, Desember di hari kedua puluh dua, Dua Ribu Dua Puluh Tiga.
Ikuti tulisan menarik sucahyo adi swasono lainnya di sini.