x

Iklan

DINNIATY 2021

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 April 2022

Rabu, 27 Desember 2023 09:00 WIB

Kajian Sastra Bandingan dalam Acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023

Pekan Kebudayaan Nasional di UIN Syarif Hidayatullah diadakan dari tanggal 20 sampai 28 Oktober 2023. Beragam kegiatan yang menarik tentunya disajikan untuk memeriahkan Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional (PKN).

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Pekan Kebudayaan Nasional merupakan acara yang diadakan setiap dua tahun sekali oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sejak tahun 2019 hingga sekarang. Pada tahun 2023, Pekan Kebudayaan Nasional hadir di 40 titik Jabodetabek. Salah satu titik ruang tamunya terletak di Lobi Timur Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pekan Kebudayaan Nasional di UIN Syarif Hidayatullah diadakan dari tanggal 20 sampai 28 Oktober 2023. Beragam kegiatan yang menarik tentunya disajikan untuk memeriahkan Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional (PKN).

Rangkaian acara Pekan Kebudayaan Nasional kali ini banyak menghadirkan hal-hal yang berkaitan dengan sastra bandingan. Apa sih itu sastra bandingan? Sastra bandingan merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan yang ada dalam ilmu sastra. Hakikat kajian sastra bandingan adalah mencari perbedaan atau kelainan, di samping persamaan dan pertalian teks dan yang terpenting dari kajian sastra bandingan adalah bagaimana seorang peneliti mampu menemukan serta membandingkan kekhasan sastra yang dibandingkan. Kajian sastra Bandingan yang ada dalam Ruang Tamu PKN mulai dari puisi yang dialihwahanakan menjadi musikalisasi puisi, cerpen yang dialihwahanakan menjadi pertunjukkan drama yang ditampilkan oleh perwakilan mahasiswa semester 5 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Stand Up Comedy, pameran buku-buku dan lukisan karya sastrawan terkenal Danarto serta kegiatan lainnya yang cukup menarik untuk menambah pengetahuan mahasiswa seperti bedah buku “Surat Jibril”, Diskusi Resonansi Budaya Islam dalam Seni Rupa, dan Workshop.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Suatu hal yang menarik untuk dibahas adalah mengenai Cerpen "Umi Kalsum: Kisah-Kisah Pesantren" karya Djamil Suherman yang berhasil dialihwahanakan mahasiswa semester 5 kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia menjadi sebuah pertunjukan drama. Pertunjukkan drama ini ditampilkan pada Senin 23 Oktober 2023 dan akan kembali ditampilkan pada Sabtu 28 Oktober 2023 acara Tribute: Budayawan Muslim Ciputat.

Naskah drama “Umi Kalsum: Kisah-Kisah Pesantren” karya Djamil Suherman merupakan naskah hasil adaptasi cerpen berjudul “Umi Kalsum” yang dimuat di buku kumpulan cerpen “Umi Kalsum” karya Djamil Suherman. Cerpen ini menceritakan tentang kehidupan pesantren dan seorang gadis yang bernama Umi yang memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri akibat kesombongan sang bapak yang selalu merasa kurang dan merendahkan orang lain. Pertunjukan drama ini benar-benar sarat makna, dimana sebagai manusia tidak seharusnya merendahkan orang lain dan banyak mengajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan sehingga tidak merasa kurang atas apa sudah ditakdirkan serta memberikan pesan bahwa tidak boleh mengambil keputusan yang tidak disukai oleh Allah dengan cara bunuh diri. Beberapa suasana sangat terasa dengan iringan musik. Beberapa pesan disampaikan aktor melalui ekspresi dan gerak tubuh sehingga para penonton dapat merasakan pesan yang terkandung dalam cerita. Pertunjukan drama ini tampil sebagai penutup acara dan cukup menghibur para penonton.

Proses alih wahana terhadap cerpen tersebut, termasuk dengan pengadaptasian naskah oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 5B juga bukan tanpa alasan. Ada beberapa hal yang memungkinkan terjadinya proses adaptasi ini. Cerpen ini diadaptasi menjadi bentuk naskah drama untuk keperlukan penampilan dalam rangka memeriahkan acara Pekan Kebudayaan Nasional dan ternyata mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 5B berhasil menampilkan sesuatu yang berbeda dengan penampilan-penampilan mahasiswa lainnya sehingga terpilih untuk tampil kembali pada Sabtu 28 Oktober 2023 acara Tribute: Budayawan Muslim Ciputat.

Pertunjukkan ini cukup menuai pujian dari beberapa mahasiswa yang menyaksikan pertunjukan drama pada tanggal 23 Oktober 2023.

"Kesedihan dari gadis malang yakni ratapan hati Umi sangat terasa. Dengan nuansa kehidupan pesantren yang semua aktornya memakai kostum yang benar-benar menggambarkan bahwa suasananya berada di lingkungan pesantren, pertunjukan ini terasa lebih dekat dan akrab. Pertunjukan ini benar-benar menarik dan sangat keren" Kata seorang penonton yakni mahasiswa semester 7 apalagi setelah mereka mengetahui bahwa persiapan untuk pertunjukkan drama ini hanya dalam kurun waktu kurang lebih 7 hari dan itupun masih terpotong-potong oleh kegiatan lain seperti perkuliahan, di UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta, Senin (23/10/23).

Ditemukan beberapa pengembangan dari teks asli cerpen “Umi Kalsum” yaitu pengembangan pada karakter dan dialog. Karakter atau tokoh pada cerpen adalah Umi Kalsum, Zainab, Latipah, Mursid, Amran, Fatimah, Haji Basuni, Hasanah dan Batifah (kakak Umi Kalsum), teman-teman Umi Kalsum, dan Zainab. Namun, terdapat penambahan tokoh dan dialog para santriwati, Ibunya Umi, dan Pak RT dalam naskah adaptasi turut ditemukan sebagai bagian dari modifikasi. Selain itu, dalam naskah drama juga terdapat pengurangan tokoh seperti tokoh Mursid tidak ditampilkan dalam pertunjukkan drama. Dalam pertunjukkan tokoh Mursid hanya digambarkan sebagai sosok lelaki yang memperkosa Umi.

Pada bagian latar, ditemukan pula proses modifikasi. Latar atau setting terdiri atas tiga aspek, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Ketiga latar tersebut saling bersangkutan dalam rangka membentuk suasana dan memperkuat tema sebuah naskah. Latar tempat antara cerpen dan naskah drama masih tetap sama yakni di desa Kedungpring. Namun dari segi latar waktu, di naskah drama menunjukkan bahwa sedang ada kegiatan Maulid di masjid-masjid dan di surau-surau untuk menyambut hari lahir Nabi Muhammad Saw dengan selamatan dan pembacaan tarikh serta bazar murah yang menjual berbagai hal seperti peci, minyak wangi, buku atau kitab, dan sebagainya. Sedangkan, dalam cerpen tidak disebutkan ada acara besar kegiatan Maulid dan bazar hanya digambarkan bahwa peristiwa dalam cerita terjadi ketika ada acara pengajian dan malam qasidahan di Langgar. Dari latar waktu pun antara cerpen dan naskah drama jelas ada perbedaan. Sedangkan, dari segi latar suasana terdapat juga perbedaan dan persamaan. Persamaan seperti sunyinya malam saat Umi bunuh diri. Perbedaan suasana hanya terletak di bagian bazar saja yang cukup ramai disertai dengan berisiknya anak kecil yang bermain di tempat bazar berlangsung. Jika struktur faktual teks cerpen menciptakan imajinasi pembaca, struktur naskah drama bertujuan untuk membuka peluang dan kemudahan untuk dipentaskan dan memvisualisasikannya ke hadapan penonton. Oleh karena itu, proses adaptasi harus memperhatikan tekstur pertunjukan.  Selain itu, ada beberapa hal yang sama-sama tampak dalam kedua teks, yaitu adanya gambaran tentang cerita kehidupan pesantren dan seorang bapak yang sangat keras terhadap anaknya dan memiliki sikap yang selalu merendahkan orang lain serta sosok Umi sebagai pemeran utama yang diceritakan sebagai gadis malang yang bunuh diri karena diperkosa oleh Mursid. Dengan demikian, hal ini juga dikarenakan naskah adaptasi memiliki ruang yang lebih luas dari pada cerpen yang hanya menghadirkan peristiwa melalui narasi dan sedikit dialog. Naskah drama memuat lebih banyak ekspansi karena membutuhkan pengembangan dari narasi peristiwa pada cerpen untuk divisualisasikan ke dalam sebuah adegan.

Suatu kehormatan bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia kelas 5B bisa menampilkan kembali dramatisasi cerpen “Umi Kalsum:Kisah-Kisah Pesantren:” di hadapan sastrawan hebat dan keren yakni Pak Jamal D Rahman dan Pak Putu Wijaya di acara Tribute: Budayawan Muslim Ciputat yang dilaksanakan di Aula Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Sabtu 28 Oktober 2023 yakni di sesi panggung kreasi yang juga menampilkan berbagai penampilan menarik para mahasiswa yang tentunya juga berkaitan dengan sastra bandingan seperti ahli wahana dari puisi menjadi teatrikal puisi, puisi menjadi dramatisasi puisi, puisi menjadi musikalisasi puisi yang dipadukan dengan lantunan nada dan musik yang sangat indah membuat penonton terhibur akan penampilan-penampilan yang disajikan serta penampilan monolog oleh Pak Putu Wijaya.

Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Ruang Tamu PKN tidak hanya menjadi sarana memperoleh keilmuan mengenai sastra dan budaya Indonesia, tetapi juga menjadi ajang unjuk gigi dalam memperlihatkan ekspresi seni dari setiap orang. Terbukti dengan adanya penampilan-penampilan yang menarik dari para mahasiswa terutama mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik DINNIATY 2021 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu