Penggunaan Spons Protein Whey untuk Mengekstrak Emas dari Komponen Komputer
Minggu, 3 Maret 2024 11:27 WIBMendaur ulang logam-logam bekas dari sampah elektronik sangatlah mahal. Namun para ilmuwan telah menemukan protein whey yang mampu memulihkan emas dari limbah elektronik. Proses daur ulang pun menjadi jauh lebih efisien dan ramah lingkungan.
Mendaur ulang logam-logam bekas dari sampah elektronik sangatlah mahal. Dalam skala besar, sering kali membutuhkan daya yang sangat besar dan mesin yang sangat mahal untuk mendaur ulang secara efisien. Namun, para ilmuwan telah menemukan produk sampingan makanan, protein whey, yang mampu memulihkan emas dari limbah elektronik, sehingga proses daur ulang menjadi jauh lebih efisien daripada sebelumnya.
Dengan produk sampingan ini, biaya energi untuk seluruh proses daur ulang bisa 50 kali lebih rendah daripada nilai emas yang diekstrak dari komponen elektronik. Tim ilmuwan menemukan bahwa mereka dapat mengekstrak sekitar 450 mg emas dari 20 motherboard dengan menggunakan metode ini.
Bahan organik ajaib ini hadir dalam bentuk protein whey, produk sampingan dari produk susu. Raffaele Mezzenga, Ilmuwan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kesehatan menemukan bahwa spons organik yang terbuat dari protein whey sangat baik dalam mengekstraksi logam dari komponen elektronik.
Mengutip dari laman tomshardware.com, untuk membuat spons ini, para ilmuwan mendenaturasi protein whey di bawah rendaman asam dan suhu tinggi sehingga zat tersebut berubah menjadi gel. Kemudian, para ilmuwan mengeringkan gel tersebut, menciptakan spons dari fibril protein whey.
Namun sebelum spons tersebut dapat digunakan, limbah elektronik harus dipersiapkan agar dapat melakukan tugasnya. Pertama, limbah elektronik dilarutkan dalam rendaman asam untuk mengionisasi logam; kemudian, spons ditempatkan dalam larutan ion logam.
Kedua, setelah berada di dalam rendaman, logam yang terionisasi akan menempel pada spons protein, seperti magnet yang menangkap serpihan logam. Mezzenga dan tim ilmuwannya menemukan bahwa sebagian besar ion logam dapat menempel pada spons, tetapi ion emas melakukannya dengan lebih efisien.
Ketiga, untuk mengekstrak logam mulia dari spons, spons protein dipanaskan hingga mencapai suhu di mana ion emas berubah menjadi serpihan dan dapat dilepas dari spons dengan mudah. Dalam pengujian, Mezzenga dan timnya menemukan bahwa mereka dapat mengekstrak sekitar 450mg emas dari 20 motherboard dengan menggunakan metode ini. Semua emas tersebut dilebur menjadi bongkahan emas yang terdiri dari 91% emas dan 9% tembaga, setara dengan 22 karat.
Spons protein Mezzenga memiliki banyak potensi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, perhitungan ilmuwan mengungkapkan bahwa biaya pengadaan bahan baku dan biaya energi untuk seluruh proses ekstraksi adalah 50 kali lebih rendah daripada nilai emas yang dapat diperoleh. Jika diproduksi secara massal, teknik ini akan sangat mengurangi kebutuhan energi pabrik daur ulang karena sifat organik dari proses ekstraksi.
Berbicara mengenai hal tersebut, Mezzanga dan rekan-rekannya dilaporkan ingin mengembangkan teknologi ini untuk dijual kepada pelanggan di pasar limbah elektronik. Namun, belum ada tanggal pasti kapan hal itu akan terjadi. Para ilmuwan juga ingin menyelidiki apakah mereka dapat membuat spons protein dari produk sampingan atau limbah lain dalam industri makanan.
Penemuan ini dapat secara radikal mengubah cara pengolahan limbah komputer, setidaknya limbah yang kaya akan emas. Limbah elektronik dengan cepat menjadi salah satu industri penghasil uang terbesar yang belum dimanfaatkan di dunia. Saat ini, perusahaan rintisan yang bergerak di bidang limbah elektronik menghasilkan $85.000 (Rp1.334.075.000,00) per hari dari mendaur ulang emas dan tembaga dari limbah elektronik.
Seiring dengan meningkatnya industri ini dalam beberapa dekade ke depan, para pendaur ulang akan membutuhkan cara yang lebih efisien untuk memproses limbah elektronik. Teknologi spons Mezzanga menyediakannya untuk mereka. ***
Penulis Indonesiana
5 Pengikut
Baca Juga
Artikel Terpopuler