x

Iklan

Christian Saputro

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Juni 2022

Jumat, 8 Maret 2024 18:22 WIB

We are Don Bosko, Merdeka Berkreativitas, Berimajinasi dan Melukis

Para siswa SMA PL Don Bosco Semarang unjuk karya dalam helat pameran lukisan bertajuk “We are Don Bosko”. Dalam helat pameran ini akan ditaja sekira 10 lukisan antara lain karya Ale, Estella, Dominique, Elizabeth, Nael, Jeremi dan Beatrix.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan pada peserta didik untuk menentekuna tema pembelajaran sesuai kompetensi  yang diminati. Hal ini bertujuan untuk mengasah kreativitas siswa dalam mengembangkan proyek pembelajaran. Roh dari kurikulum  merdeka ini adalah pelibatan siswa dalam pembelajaran.

Kurikulum Merdeka juga diejawantahkan dalam proses  pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Pangudi Luhur Don Bosco (PL Don Bosco) Semarang. Setiap siswa di PL Don Bosco merdeka menentukan pilihan ekstra kurikulernya yang sesuai dengan passion dan kompetensinya. Jadi mereka memilih eskul ini karena suka dan sesuai dengan keinginannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siswa yang berminat dengan seni rupa difasilitasi untuk ikut eskul ini yang pada muaranya menggelar karyanya pada sebuah ajang pameran.

Pada kesempatan ini para siswa peserta eskul seni rupa dari PL Don Bosco unjuk karya dalam helat pameran lukisan. Pameran yang mengusung tajuk : “We are Don Bosko”  digelar Exhibition Space 1 di Cafe Nuna  Korean Style, Banyumanik, Semarang, mulai 9 Maret hingga 15 Maret 2024.

Dalam helat pameran ini akan ditaja sekira 10 lukisan antara lain karya Ale, Estella, Dominique, Elizabeth, Nael, Jeremi dan  Beatrix.

Bersamaan dengan ini juga akan digelar pameran tunggal kelima dari pelukis Giovanni Susanto yang juga pengampu mata pelajaran eskul Seni Rupa Dos Bosco mengusung tajuk :  “Hotsukai atawa Saranghaeyo” di Exhibition Space 2, Cafe Nuna  Korean Style.

Pengampu mata pelajaran ekstra kurikuler Seni Rupa Giovanni Susanto membabarkan, dengan tema ; We are Don Bosco, para siswa yang mengikuti kelas ini diberi tugas untuk mendalami dan mengamati lingkungan sekitar sekolah mereka.

“Jadi bisa saja tentang lingkungan sekolah, relasi hidup di lingkunga sekitar sekolah atau juga dunia remaja mereka yang tentunya selaras dengan nilai karakter Santo Don Bosco, “ ujar Giovanni yang ksehariannya berprofesi sebagai pelukis.

Diharapkan lewat pengalaman berkarya ini bisa menumbuhkembangkan karakter yang kuat akan nilai-nilai karakter Santo Don Bosko pada diri siswa. Pameran ini juga bicara tentang semangat cinta yang bisa diteladani dari Santo Don Bosco. Tentang kasih Kristus. Semoga pameran bisa menjadi pemantik serta menumbuhkan kecintaan akan nilai cinta kasih Tuhan melalui teladan Santo Don Bosko,  semangat serta kepercayaan diri.

“Mereka saya bebaskan untuk berkarya termasuk dengan medianya sendiri. Rerata mereka sebagain banyak bermain dengan seni drawing di atas kertas. Ada 2 buah karya lukisan dengan media Acrylic On Canvas (AOC),” imbuh Giovanni yang juga dikenal sebagai mural artis.

Giovanni menandaskan dengan eskul seni rupa dan pameran ini tak hendak “mencetak” pelukis atau pekarya. Tetapi setidaknya dengan mengikuti proses pembelajaran ini ke depan siswa akan menjadi apresiaan yang baik.

KBM Tidak Satu Arah

Kurikulum Merdeka membuat pembelajaran di kelas tidak lagi satu arah. Siswa menjadi lebih aktif dalam menggali pengetahuan sesuai tema yang disukai. Selain di dalam kelas pembelajaran juga dilakukan di luar kelas dalam bentuk proyek pameran seni rupa ini.

Giovanni lebih lanjut membeberkan Kurikulum Merdeka membuat pembelajaran di kelas tidak lagi satu arah. Siswa menjadi lebih aktif dalam menggali pengetahuan sesuai tema yang disukainya.

Siswa menentukan pilihan tema yang dilukis selanjutnya melakukan proses pilihan media dan melukisnya. Siswa mengasah kreativitas tidak lagi berpatokan dengan keiinginan guru. Pengampu dalam sistem ini bertindak sebagai fasilitator.

Giovanni sebagai pengampu sekaligus fasilitator tidak mengajar dengan kaku tetapi justrumembebaskan peserta ajar berimajinasi. Siswa dibebaskan untuk membayangkan atau menciptakan lukisan berdasarkan kenyataan atau pengalaman seorang secara umum.  Menurut St Gentlefolk (2013)) imajinasi adalah gambaran dan visualisasi dari dalam otak yang berupa gambaran, suara, dan rasa.

Sedangkan menurut Dr. Murray Hunter, imajinasi adalah manifestasi memori, membuat kamu dapat melihat masa lalu, kemudian membentuk skenario masa depan yang belum nyata, tapi bisa jadi akan nyata nantinya. Imajinasi membawa kamu untuk berandai-andai tanpa batas.Namun untuk sampai pada sebuah garakan imajinasi yang tepat dan benar mestilah di dukung oleh prinsip-prinsip akal.

Ada pesan dari sebuah ujaran bijak dari Santo Don Bosco : "Jebakan prinsip yang ditetapkan oleh setan untuk anak muda adalah kemalasan" .  Jadi, jangan malas, teruslah berimajinasi dan berkarya.

Selamat bermaperan, merayakan dan memakmurkan seni rupa Indonesia !

 

Semarang  6 Maret 2024

Christian Heru Cahyo Saputro (Jurnalis dan Pemgamat Seni Rupa Tinggal di Semarang).

Tulisan ini dimuat dalam katalog Pameran Lukisan “We are Don Bosko” sebagai pengantar pamerann di Cafe Nuna Korean Style Artspace, Banyumanik, Semarang.

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Christian Saputro lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

15 jam lalu

Terpopuler