Analisis Penerapan Pola Ikhtiar Media Tempo di Era Disrupsi Teknologi

Tempo, antara lain, menjalin kerjasama dengan platform programmatic advertising seperti Rubicon Project dan Google AdX untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

Analisis Penerapan Pola Ikhtiar Media Tempo di Era Disrupsi Teknologi

Grup Tempo, sebagai salah satu perusahaan media ternama di Indonesia, telah menunjukkan kegigihannya dalam menghadapi era disrupsi teknologi. Tempo berkomitmen untuk menjaga independensi dan jurnalisme berkualitas tinggi di tengah era digital. Berbagai pola ikhtiar media diimplementasikan Tempo untuk menjaga relevansinya di era digital. Berikut analisis penerapan pola-pola tersebut:

1. Membangun Jaringan Media dan Iklan Programatik

Tempo telah menjalin kerjasama dengan platform programmatic advertising seperti Rubicon Project dan Google AdX untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan efisiensi iklan. Contohnya, Tempo telah menjalin kerjasama dengan IDN Media untuk memperkuat jaringan media dan menjangkau audiens yang lebih beragam.

2. Mapan di Pemasaran Langsung, Mencoba Peruntungan Programatik

Tempo tetap fokus pada pemasaran langsung melalui email newsletter dan direct mail untuk menjangkau pelanggan setia. Tempo rutin mengirimkan newsletter mingguan yang berisi berita pilihan dan artikel menarik kepada pelanggan. Kemudian di sisi lain, Tempo juga mulai bereksperimen dengan iklan programatik untuk menjangkau audiens baru dan meningkatkan ROI. Tempo menggunakan platform programmatic advertising untuk menargetkan iklan berdasarkan minat dan perilaku audiens.

3. Keseimbangan Pemasaran Langsung dan Iklan Programatik

Tempo menyeimbangkan antara pemasaran langsung dan iklan programatik untuk memaksimalkan jangkauan dan efektivitas iklan. Contohnya, Tempo menggunakan kombinasi email newsletter, direct mail, dan iklan programatik untuk mempromosikan produk dan layanannya.

4. Mengurangi Ketergantungan pada Platform Digital Global

Tempo mengembangkan platform digitalnya sendiri, seperti Tempo.co dan korantempo.co, untuk mengurangi ketergantungan pada platform digital global seperti Google dan Facebook. Tempo telah mengembangkan aplikasi Tempo untuk memudahkan pembaca mengakses berita dan konten lainnya. Tempo juga aktif di media sosial seperti Twitter, Instagram, dan Facebook untuk menjangkau audiens yang lebih luas.

5. Membangun Ekosistem yang Mandiri

Tempo membangun ekosistem yang mandiri dengan mengembangkan berbagai produk dan layanan, seperti Tempo Publishing, Tempo Institute, Tempo Event, dan Tempo Podcast yang bernama Bocor Alus Politik (BAP).  Adapun Tempo Publishing untuk menerbitkan buku-buku berkualitas tinggi tentang berbagai topik. Tempo Institute menyelenggarakan pelatihan dan seminar jurnalistik. Tempo Event menyelenggarakan berbagai acara, seperti Tempo Jazz Festival dan Tempo Film Festival.

6. Konsisten Mengembangkan Konten Berbayar

Majalah Tempo sangat konsisten mengembangkan konten berbayar untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan dan meningkatkan pendapatan. Mereka menawarkan berbagai artikel eksklusif, wawancara mendalam, dan analisis yang hanya dapat diakses oleh pelanggan berbayar. Dengan memperkuat model berlangganan premium, Tempo memastikan keberlanjutan pendapatan dan tetap memberikan konten berkualitas tinggi kepada pembaca setianya.

7. Inovasi pada Segmentasi

Tempo terus berinovasi dalam segmentasi audiens untuk memberikan konten yang lebih relevan dan personal kepada pelanggan. Tempo menggunakan data analytics untuk memahami minat dan perilaku audiensnya. Kemudian, Tempo menggunakan informasi tersebut untuk membuat konten yang lebih tertarget dan menarik bagi audiensnya.

Kesimpulan

Tempo telah menunjukkan berbagai upaya adaptif dan inovatif dalam menghadapi era disrupsi teknologi. Penerapan pola ikhtiar yang dilakukan Tempo, seperti membangun jaringan media, mengembangkan platform digital sendiri, dan konsisten menghadirkan konten berbayar, menunjukkan komitmen Tempo untuk tetap relevan dan kompetitif di era digital. Tempo juga aktif dalam mengembangkan teknologi baru, seperti chatbot dan artificial intelligence untuk meningkatkan layanannya kepada pengguna.

*) Artikel ini adalah tugas dari mata kuliah Komunikasi Digital yang diampu Rachma Tri Widuri, .S.Sos., M.Si. Penulis adalah mahasiswa semester 4 pada Prodi Produksi Media, Politeknik Tempo.