FOMO vs Logika, Mengapa Kita Sering Salah Pilih?

Minggu, 14 April 2024 20:22 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pernahkah kamu merasa tergoda FOMO (Fear of Missing Out) dan akhirnya mengambil keputusan yang tidak logis? Tenang, kamu tidak sendirian. Otak kita memiliki dua mode, yakni sistem 1 yang cepat dan intuitif (sering terjebak FOMO) dan sistem 2 yang lambat dan rasional.

Buku Thinking, Fast and Slow karya Daniel Kahneman merupakan karya non-fiksi yang mendapat sorotan besar sejak diterbitkan pada 2011. Ditulis oleh seorang psikolog pemenang hadiah Nobel, buku ini membahas tentang dua mode pemikiran manusia: Sistem 1 yang cepat dan intuitif, serta Sistem 2 yang lambat dan mendalam.

Sistem 1 adalah mode pikiran yang beroperasi secara otomatis dan tanpa disadari. Ini digunakan untuk keputusan sehari-hari yang tidak memerlukan pemikiran mendalam, seperti membaca, melihat, atau merasakan. Sementara itu, Sistem 2 diperlukan untuk tugas yang membutuhkan pemikiran yang lebih dalam dan konsentrasi yang lebih besar, seperti analisis atau perhitungan yang kompleks.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sistem 1 seringkali lebih dominan dalam pengambilan keputusan, karena bekerja secara otomatis dan cepat. Namun, kesalahan dapat terjadi ketika kita terlalu mengandalkan Sistem 1 tanpa melibatkan Sistem 2. Oleh karena itu, penting untuk menyadari peran kedua sistem ini dan menyeimbangkannya dengan bijaksana.

Dalam konteks organisasi, pemimpin harus memanfaatkan kedua sistem ini secara seimbang. Sistem 1 dapat membantu dalam membuat keputusan cepat dalam situasi darurat atau mendesak. Namun, untuk keputusan yang kompleks dan penting, perlu melibatkan Sistem 2 untuk memastikan keputusan yang matang dan terencana.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk melibatkan Sistem 2 dalam pengambilan keputusan, seperti brainstorming, analisis SWOT, atau simulasi. Dengan melibatkan proses berpikir yang lebih mendalam, pemimpin dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil merupakan hasil dari evaluasi yang matang dan analisis yang teliti.

Dengan memahami perbedaan antara Sistem 1 dan Sistem 2, serta pentingnya menjaga keseimbangan antara keduanya, pemimpin dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan yang tepat dan efektif dalam berbagai situasi. Hal ini juga dapat membantu dalam mencapai tujuan organisasi secara lebih efisien dan berhasil.

Dengan demikian, mari kita terus meningkatkan pemahaman kita tentang cara kerja pikiran manusia dan ambil peran aktif dalam mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik, baik dalam konteks organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik dan mewujudkan potensi kita secara maksimal.

Yudha Adyaksa
+62 822 8000 1318
yudha.adyaksa@gmail.com

Bagikan Artikel Ini
img-content
Yudha Adyaksa

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler