Laut China Selatan yang kaya akan sumber daya maritim telah menjadi pusat perhatian global karena sengketa wilayah yang kompleks antara China dengan negara - negara di kawasan tersebut termasuk Indonesia. Konflik yang berkepanjangan ini yang berpotensi memicu konfrontasi militer akan berdampak pada kondisi politik dan ekonomi di antara negara-negara terkait, selain politik dan ekonomi kerentanan infrastruktur teknologi komunikasi digital di area konflik akan memperburuk keadaan, mengingat di Singapura, Malaysia dan di Indonesia terdapat Infrastruktur Data Center milik raksasa teknologi digital seperti Google, AWS dan Alibaba yang dimana sudah menjadi andalan untuk industri-industri di era modern dalam hal layanan cloud computing khususnya di Indonesia.
Data center yang menjadi salah satu penunjang infrastruktur cloud computing menjadi point krusial yang perlu dipertimbangkan Indonesia karena Indonesia, Singapura dan Malaysia memiliki posisi berdekatan dengan area konflik. Jika konflik Laut China Selatan memanas dengan skenario terburuk yaitu perang terbuka, keamanan Infrastruktur Data Center bisa terancam yang mengakibatkan gangguan operasional. Apabila terjadi gangguan operasional akan berkibat fatal dengan scenario terburuk yaitu seperti:
- Kehilangan data krusial. Data-data penting milik pemerintah seperti data kependudukan, keuangan bisa hilang. Tidak hanya data milik pemerintah data milik perusahaan seperti perbankan, layanan keuangan, layanan kesehatan juga bisa terancam. Hal ini dapat mengganggu bahkan melumpuhkan sistem pemerintahan dan menimbulkan kekacauan nasional.
- Gangguan aktivitas ekonomi.Data-data milik individu dan perusahaan yang terdampak karena gangguan operasional infrastruktur digital seperti data transaksi keuangan dan data yang terkait bisnis dapat mengganggu aktivitas ekonomi dan bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar.
- Matinya layanan komunikasi.Layanan komunikasi digital seperti media sosial, email dan internet bisa terganggu atau bahkan dapat lumpuh total. Hal ini akan menghambat komunikasi antar instansi pemerintahan dan dapat menimbulkan kepanikan di masyarakat.
Dari potensi ancaman tersebut, Indonesia perlu mengambil langkah strategis untuk memperkuat kedaulatan khususnya pada infrastruktur teknologi komunikasi digital untuk meminimalisir dari ketergantungan terhadap Infrastruktur di luar negeri. Langkah yang dapat dilakukan Indonesia dalam hal ini yaitu:
- Membangun data center nasional yang terjamin keamanannya untuk menyimpan data-data penting milik pemerintahan, perusahaan dan individu.
- Mengembangkan linkungan infrastruktur teknologi komunikasi digital domestik yang mandiri agar jaringan internet, komunikasi dan platform digital yang ada di Indonesia dapat berjalan tanpa terlalu bergantung pada layanan dari luar negeri.
- Meningkatkan Kerjasama antar negara di Kawasan Asia Tenggara untuk memperkuat keamanan maritim untuk sisi militer dan Kerjasama terkait infrastruktur teknologi komunikasi digital untuk aspek ekonomi.
Konflik di Laut China Selatan adalah ancaman yang nyata bagi kedaulatan Indonesia khususnya infrastruktur teknologi komunikasi digital, walaupun perusahaan teknologi seperti Google, AWS dan Alibaba sendiri memiliki fasilitas diluar Asia Tenggara tetap saja akan ada dampak gangguan operasional di Indonesia. Dengan memperkuat infrastruktur teknologi dalam negeri, akan meminimalisir dari ketergantungan penyedia layanan yang berada di luar negeri. Hal tersebut merupakan salah satu cara untuk menjaga keutuhan data dan kelancaran aktivitas ekonomi di era digital.
Keamanan fisik dan psikis pada suatu wilayah sangat penting untuk berjalannya aktivitas ekonomi dengan baik, ekonomi yang baik juga akan menciptakan keamanan fisik dan psikis terhadap masyarakat pada wilayah tersebut. Ekonomi dan keamanan adalah satu paket untuk kemajuan suatu bangsa dan negara oleh karena itu penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk saling bekerja sama menciptakan ekonomi yang baik dan menjaga keamanan yang stabil.
Ikuti tulisan menarik Septian Narsa Putra lainnya di sini.
