Aku Ingin Tetap Hidup Melalui Tulisan

Selasa, 28 Mei 2024 16:37 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aku ingat pertama kali memulai kebiasaan ini. Saat itu, hidup terasa begitu kacau. Banyak hal yang tidak bisa aku kendalikan, dan rasanya seperti dunia sedang menumpuk beban di pundakku. Lalu, seorang murabbi menyarankan untuk menulis.

Setelah beberapa waktu berlalu, kali ini aku merasa terdorong untuk menulis sesuatu yang lebih personal, sesuatu yang hanya aku yang akan membacanya. Menulis untuk diri sendiri selalu menjadi terapi yang menenangkan, cara untuk merefleksikan pikiran dan perasaan yang mungkin sulit diungkapkan secara lisan.

Aku ingat pertama kali memulai kebiasaan ini. Saat itu, hidup terasa begitu kacau. Banyak hal yang tidak bisa aku kendalikan, dan rasanya seperti dunia sedang menumpuk beban di pundakku. Lalu, seorang murabbi menyarankan untuk menulis. "Cobalah, kamu mungkin akan menemukan jawabannya di sana, kelak walaupun dia tidak menjadi buku paling tidak dia akan menjadi prasasti ilmu" katanya. Awalnya, aku skeptis. Tapi akhirnya, aku mengambil pena dan kertas, dan mulai menulis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada sesuatu yang ajaib ketika kata-kata mengalir dari pikiranku ke atas kertas. Setiap kalimat yang aku tulis menjadi semacam pelepasan emosi. Aku bisa menangis, marah, atau bahkan tertawa dalam tulisanku, tanpa perlu khawatir tentang penilaian orang lain. Menulis menjadi tempat yang aman, tempat di mana aku bisa benar-benar menjadi diri sendiri.

Dalam tulisan-tulisan pribadiku, aku sering merenung tentang mimpi dan aspirasi, tantangan yang aku hadapi, Cinta dan momen-momen kecil yang membuatku bahagia. Menulis tentang hariku, tentang orang-orang yang kutemui, dan perasaan yang muncul saat itu sangat membantu untuk menyusun kembali pikiranku.

Kadang-kadang, menulis juga menjadi cara untuk berbicara dengan diri sendiri. Aku bisa memberikan nasihat kepada diriku sendiri, merenungkan keputusan-keputusan yang aku ambil, dan merencanakan langkah-langkah ke depan. Menulis membantu aku untuk lebih memahami diriku sendiri, untuk mengenali kekuatan dan kelemahanku.

Hari ini, aku menulis ini sebagai pengingat betapa pentingnya menulis untuk diri sendiri. Ini bukan hanya tentang mencatat kejadian-kejadian dalam hidup, tetapi juga tentang menciptakan ruang untuk refleksi dan pertumbuhan pribadi. Menulis membantu aku untuk tetap terhubung dengan diriku sendiri, untuk menemukan ketenangan di tengah kekacauan.

Setelah menulis, aku selalu merasa lebih ringan, seolah-olah beban yang aku bawa telah sedikit berkurang. Aku tahu bahwa ketika aku kembali membaca tulisan-tulisan ini di masa depan, aku akan melihat jejak perjalanan hidupku, dengan semua naik turunnya, dan itu akan menjadi sumber kekuatan dan inspirasi.

Hari ini, aku berterima kasih untuk kemampuan menulis yang tidak seberapa ini dan untuk semua yang telah aku pelajari dari proses ini. Menulis untuk diri sendiri adalah hadiah yang berharga, sebuah pelarian yang indah dari kesibukan dunia, dan cara yang paling jujur untuk mengenal dan menerima diri sendiri.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Wahyu Kurniawan

Penulis Indonesiana

1 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler